Abd. Kadir 203 DIRASAT ISLAMIYAH.

204 Dirasat Islamiyah terdesak dan terus melakukan sabotase maupun pembunuhan, walaupun doktrin teologisnya untuk sementara waktu tetap berkembang. Daerah kekuasaan Khawarij ini yang berpusat di Harurah itu disebut dengan Dar al Islam Negeri Islam, sedangkan wilayah yang berada di luar kekuasaan mereka disebut dengan Dar al Harb Negeri Musuh yang wajib diperangi. Kehadiran kaum Khawarij ini membawa peruba- han perkembangan aqidah, karena dalam ajaran- ajarannya mengundang perdebatan yang bersifat teologis. Mereka berpendapat bahwa khalifah adalah hak mutlak bagi Tuhan saja, tidak boleh dimiliki oleh seseorang atau suatu golongan. Mereka tak boleh diangkat melainkan orang yang cukup cakap dan ahli, dari mana saja dan siapa saja. Keputusan adalah hak Tuhan semata, maka keputusan harus diambil sesuai dengan perintah Tuhan dalam al-Qur-an. Konsep khilafah kepe- mimpinan mereka lebih demokratis, bahwa khalifah harus dipilih melalui mekanisme pemilihan yang bebas dan diambil dari seluruh umat Islam. Khalifah tidak harus dari suku Quraisy, tetapi boleh dari suku lain walaupun dari budak Habsyi. Khalifah terpilih menjadi pemimpin umat Islam dan dia harus tunduk dan patuh kepada perintah Allah, seandainya ia menyimpang maka khalifah itu harus diganti. Prinsip ini sebagaimana telah diketahui berasal dari ketidaksetujuan mereka terhadap tahkim antara

H. Abd. Kadir 205

‘Ali dan Mu’awiyah. Semua keputusan harus dikem- balikan kepada Allah. َنوُﺮِﻓﺎَﻜْﻟا ُﻢُﻫ َﻚِﺌـَﻟْوُﺄَﻓ ُﻪّﻠﻟا َلَﺰﻧَأ ﺎَِﲟ ﻢُﻜَْﳛ ْﱠﱂ ﻦَﻣَو Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. Q.S. al-Maidah:5:44. Penyelesaian tahkim yang berjalan sesudah perang Shiffin itu, bukan penyelesaian menurut ketentuan Allah, maka pihak-pihak yang menyetujui tahkim dianggap telah kafir. Term kafir kemudian tidak lagi diartikan sebagai orang yang ingkar kepada Allah tetapi juga dinisbatkan kepada orang-orang yang terlibat peristiwa tahkim dan orang-orang yang mengerjakan dosa besar. Karakter mereka adalah teguh pendirian dalam mengambil makna lahir suatu kalimat, juga mereka mempunyai sifat- sifat seperti berani mati dalam menghadapi bahaya. Ajaran pokok kaum Khawarij yang terpenting lain- nya ialah tentang iman dan amal, bahwa perbuatan ibadah yang diperintahkan oleh agama -seperti shalat, zakat, puasa, sedekah, berlaku adil- adalah bagian dari iman. Iman menurut mereka tidak hanya sekadar kepercayaan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah saja, tetapi apabila tidak diikuti dengan pelaksa- naan kewajiban-kewajiban agama, maka ia melaku- kan dosa besar dan orang yang melakukan dosa besar adalah ia telah kafir. Sikap mereka yang 206 Dirasat Islamiyah sangat ekstrim dan eksklusif, keberadaannya sulit terdeteksi, tetapi dalam perjalanan sejarah pemi- kiran dan pengaruhnya tetap saja menjadi bagian pemikiran teologi Islam. Namun doktrin mereka tidaklah sama persis antara satu kelompok dan kelompok lainnya, maka mereka terpecah menjadi beberapa sekte. Delapan sekte dari yang tergabung dalam kelompok mereka, yakni al-Muhakkimah, al-‘Azariqah, an- Najdah, al-Baihiah, al-Ajaridah, as-Sa’alibah, al- Ibadiyah dan as-Sufriyah. Beberapa tokoh kunci- nya, antara lain; ‘Abdullah bin Wahab al-Rasyidi, ‘Abdullah bin Kawa dan ‘Urwah bin Jarir, Nafi’ bin al-‘Azraq, ‘Athiyah bin al-Aswâd, ‘Abd al-Karim bin Ajrad, ‘Abd Allah bin ‘Ibad, dll. a. Al-Muhakkimah Kelompok Khawarij yang pertama adalah al- Muhakkimah disebut juga dengan SyurahHaru- riyyah, yaitu pengikut Ali yang memisahkan diri karena tidak setuju dengan perdamaian perang Siffin. Pemuka-pemuka mereka adalah Abdullah bin Kawa’, Abdullah bin Wahb al Rasi, Urwah bin Jarir, Yazid bin Abi Ashim al Muharibi. Pandangan mereka bahwa arbitrase yang dilaku- kan oleh Ali bersama Muawiyah adalah menya- lahi hukum al Qur an dan Sunnah. Mereka menganggap Ali dan orang-orang yang menye- tujui perdamaian tadi adalah berdosa besar dan orang-orang yang berdosa besar adalah kafir dan halal darahnya.