Abd. Kadir 109 DIRASAT ISLAMIYAH.

110 Dirasat Islamiyah dian Nabi memberikan petunjuk praktis supaya kaum muslimin dapat memahaminya dengan mudah. Hadits-hadist semacam ini bukan sekedar direkam dalam kepala shahabat sebagai ucapan belaka, tetapi shahabat pun merekam implementasi kedua hadits sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi. b. Takhshish al-`Amm Hadits memberikan batasan terhadap pengertian ayat-ayat al Qur-an yang umum menjadi penger- tian yang lebih khusus. Ayat-ayat tentang waris: ﻳ ِْﲔَـﻴَـﺜْـﻧﻷا ﱢﻆَﺣ ُﻞْﺜِﻣ ِﺮَﻛﱠﺬﻠِﻟ ْﻢُﻛِدﻻْوَأ ِﰲ ُﻪﱠﻠﻟا ُﻢُﻜﻴِﺻﻮ Allah mensyari`atkan bagimu tentang bagian pu- saka untuk anak-anakmu, yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang perempuan. QS:al-Nisa’:4:11. Sedangkan contoh hadits yang berfungsi men- takh- shish keumuman ayat-ayat al Qur-an, adalah: ﻩﺎﻨﻛﺮﺗ ﺎﻣ ثرﻮﻧ ﻻ ءﺎﻴﺒﻧﻷا ﺮﺷﺎﻌﻣ ﻦﳓ Kami para Nabi tidak meninggalkan harta warisan. ﺎَﻴْﻔُﺳ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ ٍﻢْﻴَﻌُـﻧ ﻮُﺑَأ ﺎَﻧَﺮَـﺒْﺧَأ ٍسﺎﱠﺒَﻋ ِﻦْﺑا ْﻦَﻋ ٍﺪِﻫﺎَُﳎ ْﻦَﻋ ٍﺚْﻴَﻟ ْﻦَﻋ ُن ﺎًﺌْﻴَﺷ ِلﻮُﺘْﻘَﻤْﻟا ْﻦِﻣ ُﻞِﺗﺎَﻘْﻟا ُثِﺮَﻳ َﻻ َلﺎَﻗ ﻲﻣراﺪﻟا ﻩاور Telah mengabarkan kepada kami Abu Nuaim telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Laits dari Mujahid dari Ibnu Abbas ia berkata; Pembunuh

H. Abd. Kadir 111

tidak dapat mewarisi sedikit pun dari harta orang yang dibunuh. ﻻ و ﺮﻓﺎﻜﻟا ﻢﻠﺴﳌا ثﺮﻳ ﻻ ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﷲا ﱮﻨﻟا لﺎﻗ ﻢﻠﺴﳌا ﺮﻓﺎﻜﻟا ىرﺎﺨﺒﻟا ﻩاور Tidaklah orang Muslim mewarisi dari orang kafir, begitu juga kafir tidak mewarisi dari orang muslim. HR Bukhari. Ayat harta warisan sebagaimana tersebut di atas memberikan pengertian yang sangat umum, keumuman pengertian ayat itu ditakhsis dengan hadits Nabi yang melarang mewarisi harta peninggalan para Nabi, berlainan agama, dan pem- bunuh terhadap orang yang berhak mewariskan harta bendanya. Beberapa hadits tersebut men- takhsis keumuman ayat QS:al Nisa’:4:11 sebagai- mana tersebut di atas. 3. Taqyid al-Muthlaq Hadits berfungsi membatasi kemutlakan pengertian kandungan ayat-ayat al Qur-an yang mutlak dengan pembatasan melalui taqyid dibatasi dengan hadits khusus. ُﻪﱠﻠﻟاَو ِﻪﱠﻠﻟا َﻦِﻣ ًﻻﺎَﻜَﻧ ﺎَﺒَﺴَﻛ ﺎَِﲟ ًءاَﺰَﺟ ﺎَﻤُﻬَـﻳِﺪْﻳَأ اﻮُﻌَﻄْﻗﺎَﻓ ُﺔَﻗِرﺎﱠﺴﻟاَو ُقِرﺎﱠﺴﻟاَو ﻢﻴِﻜَﺣ ٌﺰﻳِﺰَﻋ ٌ◌ Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya sebagai pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan 112 Dirasat Islamiyah dari Allah. dan Allah Mahaperkasa lagi Maha bijak- sana. al Maidah:5:38. Pemotongan tangan pencuri dalam ayat di atas merujuk secara mutlak kepada tangan tanpa dije- laskan batas tangan yang harus dipotong apakah dari: pundak, siku, dan pergelangan tangan saja. Kata tangan secara mutlak meliputi dari bahu pundak, lengan, dan sampai telapak tangan. Kemudian hadits memberikan pembatasan melalui penjelasan kasus ketika ada seorang pencuri datang ke hadapan Nabi dan diputuskan hukuman pemotongan tangan hanya sampai di pergelangannya saja. ْﻦَﻋ ٍﺲَﻧَأ ِﻦْﺑ ِﻚِﻟﺎَﻣ ْﻦَﻋ ُﺔَﺑﺎَﺒَﺷ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ َﺔَﺒْﻴَﺷ ِﰊَأ ُﻦْﺑ ِﺮْﻜَﺑ ﻮُﺑَأ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ َناَﻮْﻔَﺻ ِﻦْﺑ ِﻪﱠﻠﻟا ِﺪْﺒَﻋ ْﻦَﻋ ﱢيِﺮْﻫﱡﺰﻟا ِﻪﻴِﺑَأ ْﻦَﻋ َﺪﱠﺳَﻮَـﺗَو ِﺪِﺠْﺴَﻤْﻟا ِﰲ َمﺎَﻧ ُﻪﱠﻧَأ َﻢﱠﻠَﺳَو ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﱠﻠﻟا ﻰﱠﻠَﺻ ﱢِﱯﱠﻨﻟا َﱃِإ ِﻪِﻗِرﺎَﺴِﺑ َءﺎَﺠَﻓ ِﻪِﺳْأَر ِﺖَْﲢ ْﻦِﻣ َﺬِﺧُﺄَﻓ ُﻩَءاَدِر ُناَﻮْﻔَﺻ َلﺎَﻘَـﻓ َﻊَﻄْﻘُـﻳ ْنَأ َﻢﱠﻠَﺳَو ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﱠﻠﻟا ﻰﱠﻠَﺻ ﱡِﱯﱠﻨﻟا ِﻪِﺑ َﺮَﻣَﺄَﻓ ِﻪﱠﻠﻟا َلﻮُﺳَر ﺎَﻳ َﻢﱠﻠَﺳَو ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﱠﻠﻟا ﻰﱠﻠَﺻ ِﻪﱠﻠﻟا ُلﻮُﺳَر َلﺎَﻘَـﻓ ٌﺔَﻗَﺪَﺻ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ﻲِﺋاَدِر اَﺬَﻫ ْدِرُأ َْﱂ ِﻪِﺑ ِﲏَﻴِﺗْﺄَﺗ ْنَأ َﻞْﺒَـﻗ ﱠﻼَﻬَـﻓ ﻪﺟﺎﻣ ﻦﺑإ ﻩاور Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Syababah dari Malik bin Anas dari Al-Zuhri dari Abdullah bin Shafwan, dari bapaknya bahwa ia sedang tidur di sebuah masjid berbantalkan selendangnya, lalu selendang tersebut diambil oleh seseorang dari bawah kepalanya. Kemudian ia datang menemui Nabi saw.