Abd. Kadir 145 DIRASAT ISLAMIYAH.

146 Dirasat Islamiyah 147 A. Pengantar Manusia sejak lahir mempunyai kelengkapan instrumen untuk memecahkan teka-teki kehidupan dan tujuannya. Hasil telaahnya melalui instrumen kelengka- pan yang berupa indera luar dan dalam mengindikasikan keterbatasan dirinya sebagai makhluk terbatas; dan memposisikan dirinya dalam hubungannya dengan Tuhan dan makhluk lainnya memerlukan aturan-aturan dan hukum-hukum baik yang dibuatnya secara temporal dan lokal agar dapat diimplementasikan dalam komit- men bersama atau hukum yang disandarkan kepada otairitas yang lebih tinggi dan tertinggi. Manusia tidak hanya hidup untuk dirinya sendiri dan makhluk yang lain. Hubungan yang terbatas dengan yang terbatas hanya akan melahirkan keterbatasan. Oleh karena itu manusia perlu membangun hubungan dengan yang tidak terbatas al Khaliq. Aturan untuk memba- ngun semua hubungan itu tentunya tidak ditentukan oleh manusia sendiri, tetapi sebaliknya manusia harus mengikuti aturan yang ditetap oleh-Nya sebagai peme- gang otoritas tertinggi. Pentingannya hubungan seperti ini ada pada sisi manusia bukan pada pihak lainnya. BAB IV HUKUM ISLAM 148 Dirasat Islamiyah Manusia hanya boleh patuh kepada-Nya kalau masih mengharapkan hubungan terjalin, atau mengingkari aturannya dengan konsekwensi manusia tidak mendapat perhatian dari-Nya. Islam adalah suatu agama yang mengutamakan hukum di dalam segala ajarannya, dan substansi hukumnya dijadikan dasar, acuan atau pedoman dalam menjalankan roda kehidupan di dunia untuk mencari keselamatan hidup di akhirat. Sumber pokok ajaran Islam itu termuat dalam al Qur-an dan hadits. Aturan- aturan yang ditetapkan oleh-Nya itu tersimpan dan terkodifikasi dalam hukum Islam. B. Pengertian Hukum Islam Secara etimologi kata hukum al-hukm berarti mencegah atau memutuskan. menetapkan sesuatu atau tidak menetapkannya. Menurut terminologi ahli fiqh, hukum adalah akibat yang ditimbulkan oleh tuntutan syariat. Ulama ushul fiqh menyatakan bahwa hukum itu khitab titah atau perintah Allah yang menuntut mukallaf orang yang sesudah baligh dan berakal sehat untuk memilih antara mengerjakan dan meninggalkan tidak mengerjakan, atau menjadikan sesuatu sebagai sebab, syarat atau penghalang bagi adanya yang lain. Disamping itu hukum juga sebagai instrumen ketentuan tentang sah, batal, rukhsah kemudahan, dan azimah hukum sebagaimana adanya. Hukum yang terdapat dalam al Qur-an dan hadits itu merupakan norma dasar yang ditetapkan Allah swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan

H. Abd. Kadir 149

wajib diikuti oleh setiap orang Islam. Hukum sebagai- mana tersebut seringkali disebut hukum syara’. Istilah hukum syara’ bermakna hukum-hukum yang digali dari syari’at Islam dan berhubungan dengan produk-produk hukum dan kondisi yang melatarbelakangi. Implementasi hukum itu adalah subjek al hakim subjek yaitu pembuat hukum, objek al-mahkum ‘alaih objek yaitu orang mukallaf dan kontennya yang berupa al-mahkum fih konten yaitu perbuatan manusia yang menjadi objek hukum. Sedangkan sasaran dan tujuannya adalah segala sesuatu yang melahirkan atau menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat mengikat; dan apa- bila dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata. ْنِﺈَﻓ ْﻢُﻜْﻨِﻣ ِﺮْﻣﻷا ِﱄوُأَو َلﻮُﺳﱠﺮﻟا اﻮُﻌﻴِﻃَأَو َﻪﱠﻠﻟا اﻮُﻌﻴِﻃَأ اﻮُﻨَﻣآ َﻦﻳِﺬﱠﻟا ﺎَﻬﱡـﻳَأ ﺎَﻳ ِﻣْﺆُـﺗ ْﻢُﺘْﻨُﻛ ْنِإ ِلﻮُﺳﱠﺮﻟاَو ِﻪﱠﻠﻟا َﱃِإ ُﻩوﱡدُﺮَـﻓ ٍءْﻲَﺷ ِﰲ ْﻢُﺘْﻋَزﺎَﻨَـﺗ ِمْﻮَـﻴْﻟاَو ِﻪﱠﻠﻟﺎِﺑ َنﻮُﻨ ﻼﻳِوْﺄَﺗ ُﻦَﺴْﺣَأَو ٌﺮْـﻴَﺧ َﻚِﻟَذ ِﺮِﺧﻵا Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul Nya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah al Qur- an dan Rasul sunnahnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya. QS:al Nisa’4:59. 150 Dirasat Islamiyah C. Sumber Hukum 1. Al Qur an Sebagaimana diketahui dan diyakini oleh banyak orang bahwa Islam agama yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui firman-fir- man-Nya. Firman-firman yang diterimakan kepada Nabi itu terkodifikasi dalam al-Qur-an, maka menjadi wajar bilamana agama Islam menjadikan al-Qur-an sebagai sumber hukum. Dalam al-Qur-an pula dirumuskan ajaran Islam dari mulai cara pandang seseorang sampai prilaku sehari-hari. Cara pandang sampai prilaku seseorang muslim seha- rusnya berpedoman atau mengambil doktrin dari al-Qur-an. Hal ini sebagai konsekwensi logis dari pengertian bahwa Islam diturunkan dari Allah dan menjadi panutan pemeluknya. Al-Qur-an sebagai sumber ajaran Islam, maka proses pemikiran dan produknya, sikap dan prilaku sampai tujuannya harus sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh al- Qur-an. ىﺮﺸﺑو ﺔﲪرو ىﺪﻫو ءﻲﺷ ﻞﻜﻟ ﺎﻧﺎﻴﺒﺗ بﺎﺘﻜﻟا ﻚﻴﻠﻋ ﺎﻨﻟﺰﻧو ﲔﻤﻠﺴﻤﻠﻟ Dan Kami turunkan kepadamu al Kitab al Qur-an untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. QS:al Nahl:16:89.