Abd. Kadir vii Abd. Kadir ix

viii Dirasat Islamiyah Bab IX Studi Sejarah Islam 415 A. Pengantar 415 B. Pengertian Sejarah 416 C. Kondisi Geo-Politik Sejarah Umat Islam 419 D. Peletak Kota Mekah 425 E. Kabilah Penguasa Kota Mekah 428 F. Kelahiran Nabi Muhammad 432 G. Dakwah Nabi Muhammad 434 H. Hijrah ke Madinah 436 I. Perang Melawan Kabilah Quraisy 439 J. Perjanjian Hudaybiah dan Fath Mekah 443 K. Haji Wada’ 445 L. Islam di Indonesia 455 Dafar Pustaka 465

H. Abd. Kadir ix

SISTEM TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA 1. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Huruf Arab Nama Huruf Latin ا alif ض dlad dl ب ba’ b ط tha’ th ت ta’ t ظ dha’ dh ض tsa’ ts ع ‘ain ‘ ج jim j غ ghain gh ح ha’ h ف fa’ f خ kha’ kh ق qaf q د dal d ك kaf k ذ dzal dz ل lam l ر ra’ r م mim m ز zai z ن nun n س sin s و wawu w ش syin sy ه ha’ h ص shad sh 2. Vokal a = َ i = ِ u = ُ x Dirasat Islamiyah 1 A. Pengantar Islam sebagai agama besar yang di dalamnya memuat ilmu dan amal telah menarik perhatian dunia; bukan saja dari kalangan umat Islam sendiri, tetapi juga dari kalangan orang yang berada di luar Islam. Islam yang monomental itu telah membuat sejarahnya sendiri dan bahkan ikut menentukan sejarah dunia sebagai akibat besarnya deras dan arus perkembangan Islam yang melanda dunia. Sepanjang perjalanan sejarahnya banyak hal yang telah dibuat oleh Islam dan pengikut- nya untuk merubah tatanan dunia ke arah yang lebih positif dan lebih baik pada domein domestik maupun domein global. Islam sebagai doktrin telah menjadi pilihan yang mengikat dan mempesona banyak orang untuk menjadi orientasi hidup dan kehidupan untuk keperluan ilmu dan amal, dalam arti mereka mengenal dan mengerti Islam secara utuh untuk menjadi referensi dan landasan dari cara pandang, berpikir, bersikap dan berprilaku dalam kehidupan pribadi, keluarga, berbangsa dan ber- negara; sehingga banyak orang ingin mempelajari Islam secara mendalam dan menyeluruh. Islam yang menam- pilkan doktrin yang berbeda dengan apa yang ada telah BAB I MUKADIMAH 2 Dirasat Islamiyah berkembang di berbagai bagian dunia dan sampai saat ini telah menjadi objek telaah keilmuan dari berbagai kalangan. Kalangan muslim ingin memperdalam tafaquh ajaran agamanya itu supaya mendapatkan kejernihan ilmu keislaman, sehingga mereka mendapat- kan esensi keilmuannya itu secara luas dan mendalam. Namun perhatian mereka terhadap bidang ini tidak pernah selesai sebagai akibat dalam dan luasnya bidang keislaman. Pihak non Islam beranggapan bahwa Islam yang fenomenal itu penuh dengan misteri yang perlu diungkap sedemikian rupa, supaya dapat digali faktor- faktor yang berada dalam doktrin Islam, keislaman dan umat Islam. Diantara mereka ada yang secara jujur menjadikan Islam sebagai objek telaah keilmuan untuk merealisasikan watak mereka yang termotivasi mengembangkan ilmu dan keilmuan apapun secara murni dengan tujuan untuk semata perkembangan ilmu. Namun di pihak lain mereka mencoba mendalami kesuksesan Islam sebagai model perjuangan mereka untuk menggantikan strategi, model maupun teknik mereka yang lemah. Sedangkan pihak lain ingin men- dalami Islam sebagai tipu muslihat untuk melemahkan Islam, dengan anggapan bahwa untuk memperlemah Islam harus menguasai Islam itu sendiri. Banyak kalangan dari non Islam dengan latar belakang motivasi keilmuan berusaha dengan sekuat tenaga mempelajari Islam dari cara pandang dan metodologi mereka sendiri; dan hasilnya sebagian sesuai dengan doktrin Islam walaupun sebagian lainnya

H. Abd. Kadir 3

menyimpang dari yang seharusnya. Dari kalangan yang seringkali disebut dengan orientalis ini Islam menerima masukan untuk menguatkan dan memperkokoh doktrin keislaman dan implementasinya, walaupun hanya berupa sekedar kritik. Dari sini umat Islam belajar untuk mencari solusi penyelesaian masalahnya sendiri atau memilah dan kemudian memilih solusi yang mereka tawarkan. Walaupun demikian umat Islam harus tetap berhati-hati supaya umat Islam tidak tertipu dan terperosok dalam misi tersembunyi mereka. Mereka telah bersungguh-sungguh dan meluang- kan banyak waktu dan perhatiannya untuk mempelajari Islam dari sudut pandang Islam dan metodologi keisla- man, walaupun di antara mereka ada yang mencoba memaksakan proses telaahnya melalui cara pandang dan metodologi mereka sendiri. Atas dasar perhatian dunia secara masif terhadap Islam ini, maka berdiri lembaga studi Islam baik fomal maupun non formal, di kalangan umat dan atau di negara Islam maupun di luar umat dan atau negara non muslim. Dengan demikian studi Islam menjadi gejala mendunia sejak beberapa abad yang lalu. Sampai sekarang menjadi kebiasaan umat Islam dan atau umat non muslim ingin belajar Islam kepada pihak Islam sendiri atau kepada pihak lainnya. Bisa saja terjadi umat Islam belajar kepada orang Islam di negeri Islam maupun di luar negara non muslim, atau sebaliknya orang non muslim belajar Islam di negeri Islam maupun di luar negara Islam. Hal demikian sudah biasa terjadi untuk memenuhi hasrat dan minat mereka terhadap Islam. Untuk kalangan Islam sendiri apa yang disebutkan di 4 Dirasat Islamiyah atas seharusnya menjadi perhatian dan kewajiban bagi umat Islam untuk menyampaikan Islam secara benar agar mereka dapat menyelami dan mendalami Islam dan keislamannya secara baik. Sebenarnya studi Islam telah mulai diperkenalkan kepada umat Islam semenjak mereka memulai karir kehidupannya. Namun intensitasnya lebih ditingkatkan ketika mereka telah memasuki pendidikan di lembaga- lembaga formal. Dengan alasan untuk meningkatkan wawasan keislaman dan amaliyahnya terutama bagi umat Islam, maka studi Islam semakin diintensifkan dan menjadi muatan kurikulum pendidikan. Studi Islam di lembaga-lembaga tertentu disajikan dengan strategi dan metode tertentu dan pilihan materinya disesuaikan dengan kebutuhan. Sebenarnya tidak sulit untuk mendapatkan kata Islam baik dalam hubungan domestik maupun inter- nasional, karena Islam telah dikenal oleh dunia sejak lebih dari lima belas abad yang lalu, baik di kalangan muslim sendiri dengan jumlah penganut terbesar kedua maupun Islam yang telah menginspirasi banyak orang sebagai penganut, pemerhati, peneliti sampai pada kritikus. Kata Islam bukan suatu label maupun nama yang diberikan pembawanya atau oleh pihak lain untuk menandai suatu ajaran, ideologi, sosiologi, antropologi atau gejala apapun yang melekat padanya. Tetapi nama Islam didapatkan sebagai pemberian oleh Dzat yang menurunkannya; dan diartikulasikan dalam al Qur-an sebagai kitab sucinya serta dianggap menjadi kata verbatim dari Tuhan untuk suatu ajaran, padangan