Abd. Kadir 335 DIRASAT ISLAMIYAH.

336 Dirasat Islamiyah secara verbal, karena Dia adalah tidak dapat dides- kripsikan atau dzat yang tanpa bagaimana. Ungkapan kedekatannya dengan Tuhan ditandai dengan komunikasi dalam keadaan berhadap-hadapan, kemudian cinta itu tidak lagi ditandai dengan hubungan dua subjek yang berhadap-hadapan, kecuali komunikasi dalam suatu diri karena fana’nya pihak yang mencintai terhadap yang dicintai. Rabi’ah Adawiyah membagi cinta ke dalam dua bagian sebagaimana disebut dalam syairnya: ﺎﻛاﺬﻟ ﻞﻫا ﻚﻧﻻ ﺎﺒﺣو ىﻮﳍا ﺐﺣ ﲔﺒﺣ ﻚﺒﺣا Aku mencintai-Mu dengan dua cinta, cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu. 1. Cinta asmara, yaitu: كاﻮﺳ ﻦﻤﻋ كﺮﻛﺬﺑ ﻰﻠﻐﺸﻓ ىﻮﳍا ﺐﺣﻮﻫ ىﺬﻟاﺎﻣﺎﻓ Cinta karena diriku adalah keadaanku senantiasa mengingat-Mu. 2. Cinta ilahi yaitu: ﺖﻧا ىﺬﻟاﺎﻣاو ﻚﻳرا ﱴﺣ ﺐﺠﳊا ﱃ ﻚﻔﺸﻜﻓ ﻪﻟ ﻞﻫا Cinta karena diri-Mu adalah keadaan-Mu mengung- kapkan tabir shingga Engkau kulihat. 20 20 Harun Nasution Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta: UI Press, 1998 , hlm. 73.

H. Abd. Kadir 337

Jika cinta sangat mendalam dan menyebabkan seseorang terlena dalam cintanya dan berkecenderungan cinta kepada Tuhan semata; kadang-kadang disebut dengan disebut ‘ isyq ﻖـﺸﻌﻟا rindu. Cinta dan rindu untuk bisa mengalami tatap muka secara langsung dan intim. 21 Kerinduan itu pula yang menyebabkan seseorang rela meninggalkan segala sesuatu selain yang dirindukan. Bila segala kerinduannya hanya tertuju kepada-Nya, hanya Dia semata yang menjadi tujuannya, sehingga semuanya menjadi senyap dan lenyap -termasuk dirinya- dalam gelora cinta dan rindunya. Dalam cinta dan rindu secara spiritual semua keinginan kehendak dan wujud- nya dikurbankan demi yang dicintai. I. Musyahadah Seseorang berhadapan dengan dua alam yang berbeda, yaitu alam material sebagai objek penginde- raan jasmani dan alam spiritual sebagai objek penginde- raan ruhani. Namun tidak dapat dibantah bahwa kapasitas masing-masing aspek kepribadian itu menem- pati posisinyaa masing-masing. Aspek yang lebih rendah tidak bisa mempersepsi yang lebih tinggi; tetapi sebalik- nya bahwa yang lebih tinggi dapat menyaksikan sesuatu yang lebih rendah adalah sebagai suatu kenyataan. Pengalaman batin hadir kepada seseorang sebagai rahmat dan karunia-Nya sehingga ia datang ketika usaha mencarinya sampai pada titik tidak mencarinya, karena pengalaman dan pengetahuan yang diterimanya bersifat 338 Dirasat Islamiyah intim dan langsung tanpa perantara. Jika Tuhan ingin memperlihatkan sesuatu yang indah kepadanya, maka Dia mengangkat tabir hijab antara seseorang dengan- Nya, kemudian Dia memberinya ilham yang serupa dengan cahaya yang jatuh di atas hati yang murni, bersih dan lembut. Hal ini terjadi karena hubungan dengan- Nya adalah hubungan langsung. Hubungan yang intens melahirkan penyaksiannya terhadap-Nya walaupun tidak diikuti oleh kehadiran dirinya, karena dirinya telah lenyap dalam perjalanan. Kehadiran seseorang di hadapan Tuhan karena ia dice- rahkan oleh pancaran cahaya-Nya. Pengalaman batin adalah pengalaman yang bisu tetapi mendalam; prosesnya berangkat dari pengetahuan dan pengalaman yang empirik sensual ke pengetahuan yang bersifat rasional dan berlanjut pada pengenalan terhadap Tuhan. Setiap upaya untuk menerangkan pengenalan kepada Tuhan melalui kata-kata mengalami kesulitan dan kadang-kadang menyesatkan. Penghayatan seseorang yang mengembara di alam spiritual akan memuncak pada penyaksian terha- dap al-Haqq Yang Mahabenar seakan-akan ia dimi’raj- kan dinaikkan ke alam ghaib. 22 Saat itu terjadilah pengungkapan diri untuk memperoleh pandangan, pengalaman dan pengetahuan tak terbatas. Dan ilmunya itu akan semakin bertambah secara kuantitatif maupun kualitatif dengan tersingkapnya tabir yang mengakibat- kan seseorang dapat menyaksikan alam di balik hatinya. 22 Simuh, Tasawuf …,., hlm. 34-35 .