Abd. Kadir 263 DIRASAT ISLAMIYAH.

264 Dirasat Islamiyah Karya-karya tulisnya yang terkenal seperti: al- Ibanat ‘an Ushul ad-Diyanah, Risalah fi Istihsan al-Khaudh fi ‘Ilm al-Kalam, al-Luma’, dan Maqalat al-Islamiyyin wa Ikhtilaf al-Mushallin, menggambarkan al-Asy’ari sebagai membela diri dari serangan berbagai kalangan. Tanpa mengesampingkan perbedaan pendapat dan interpretasi tentang sebab-sebab Asy’ari meninggalkan ajaran Mutazilah, agaknya lang- kah yang ditempuh al-Asy’ari mendapat tempat di hati umat Islam. Dengan kemampuan logika dan retorika yang dimilikinya ia mampu mem- perkenalkan ajaran teologi barunya, sehingga dalam waktu yang tidak begitu lama ajaran- ajaran yang dikembangkannya menjadi populer di kalangan mayoritas umat Islam saat itu. Hal ini karena didukung oleh faktor-faktor yang sangat strategis yaitu selain melemahnya kedu- dukan Mutazilah juga keadaan mayoritas umat Islam membutuhkan paradigma baru yang relatif sederhana dari pada aqidah atau kalam Mutazilah. Keluarnya al-Asy’ari dari aliran yang telah dianutnya selama berpuluh-puluh tahun kemudian ia menyusun kalam baru yang ternya- ta mendapat sambutan yang baik dari mayoritas umat Islam. Keberhasilannya menyusun kalam baru dengan kerangka pikir yang berbeda dari kalam sebelumnya serta dukungan faktor-faktor strategis dan iklim yang kondusif bagi perkem- bangannya paham al Asy’ariyah dengan sangat

H. Abd. Kadir 265

mudah untuk menggantikan kalam yang sudah cukup mapan dan berkembang sebelumnya. Kerangka pikir yang didasarkan kepada pemi- kiran sunnah Nabi ini menyebabkan aliran ini dikenal pula dengan aliran Ahl al Sunnah. Hadits Nabi yang dikenal dengan sebutan hadits iftiraq al ummah menyatakan: ِﺪﻴِﻌَﺳ ْﻦَﻋ َﺪﻳِﺰَﻳ ُﻦْﺑ ُﺪِﻟﺎَﺧ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ َﺔَﻌﻴَِﳍ ُﻦْﺑا ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ ٌﻦَﺴَﺣ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ ٍﻚِﻟﺎَﻣ ِﻦْﺑ ِﺲَﻧَأ ْﻦَﻋ ٍل َﻼِﻫ ِﰊَأ ِﻦْﺑ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﱠﻠﻟا ﻰﱠﻠَﺻ ِﻪﱠﻠﻟا َلﻮُﺳَر ﱠنَأ َﲔِﻌْﺒَﺳَو ىَﺪْﺣِإ ﻰَﻠَﻋ ْﺖَﻗﱠﺮَﻔَـﺗ َﻞﻴِﺋاَﺮْﺳِإ ِﲏَﺑ ﱠنِإ َلﺎَﻗ َﻢﱠﻠَﺳَو ًﺔَﻗْﺮِﻓ ُقَِﱰْﻔَـﺘَﺳ ِﱵﱠﻣُأ ﱠنِإَو ٌةَﺪِﺣاَو ٌﺔَﻗْﺮِﻓ ْﺖَﺼَﻠَﺧَو ًﺔَﻗْﺮِﻓ َنﻮُﻌْـﺒَﺳ ْﺖَﻜَﻠَﻬَـﻓ ٌﺔَﻗْﺮِﻓ ُﺺُﻠَْﲣَو َﲔِﻌْﺒَﺳَو ىَﺪْﺣِإ ُﻚِﻠْﻬَـﺘَـﻓ ًﺔَﻗْﺮِﻓ َﲔِﻌْﺒَﺳَو ِْﲔَـﺘَﻨْـﺛا ﻰَﻠَﻋ َﻤَْﳉا َلﺎَﻗ ُﺔَﻗْﺮِﻔْﻟا َﻚْﻠِﺗ ْﻦَﻣ ِﻪﱠﻠﻟا َلﻮُﺳَر ﺎَﻳ اﻮُﻟﺎَﻗ ُﺔَﻋﺎَﻤَْﳉا ُﺔَﻋﺎ ﻩاور ﺪﲪأ Telah menceritakan kepada kami Hasan telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahiah, telah menceritakan kepada kami Khalid bin Yazid dari Said bin Abi Hilal dari Anas bin Malik sesung- guhnya Rasulullah saw.. Bersabda: Bani Israil terpecah menjadi tujuh 71 golongan, akan han- cur 70 golongan dan tersisa 1 satu golongan saja. Dan sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi 72 dua golongan, akan hancur 71 golo- ngan; dan yang selamat hanya 1 satu golongan saja. Mereka bertanya, Wahai Rasulullah siapa- 266 Dirasat Islamiyah kah glongan itu tersebut? beliau menjawab: yaitu jamaah, yaitu jamaah. HR Ahmad. Ketika Baghdad jatuh ke tangan dinasti Buwaihi yang beraliran Syi’ah, kelompok Asy’ariah menemui kendala untuk berkembang. Dan kelompok Mutazilah punya kesempatan lagi untuk berkembang dengan dukungan pemuka- pemuka pemerintahan, bahkan orang-orang Mutazilah menduduki posisi penting dalam pemerintahan, seperti Abu Muhammad bin Ma’ruf, hakim kepala kerajaan dan Abd al- Jabbar seorang hakim kepala daerah Ray. Ketika dinasti Buwaihi digulingkan oleh Turgil dari dinasti Saljuk 1055 M aliran Mutazilah masih tetap bertahan. Hal ini karena Turgil mempunyai Perdana Menteri yang juga pengi- kut aliran Mutazilah yaitu Abu Nashr Muham- mad Bin Manshur al-Kunduri 416-456 H. Di bawah pemerintahan al-Kunduri dilakukan tekanan-tekanan politik, kutukan-kutukan dan cacian-cacian dan penangkapan terhadap pemuka-pemuka kelompok Asy’ariah. Akhirnya banyak pemuka Asy’ariah yang melarikan diri dari Bagdad untuk mencari perlindungan. Langkah yang ditempuh Nidham al Mulk perdana menteri yang menggantikan al Kunduri membangun lembaga-lembaga pendidikan yang mengajarkan paham al Asy’ariyah. Bila di Baghdad ajaran al-Asy’ariah dikembangkan oleh