Abd. Kadir 225 DIRASAT ISLAMIYAH.

226 Dirasat Islamiyah manusia tidak berpengaruh terhadap keimanan ini walaupun mereka meninggalkan kewajiban agama dan melakukan perbuatan-perbuatan dosa besar. Setiap maksiat yang dilakukan tidak akan menda- tangkan efek terhadap keimanan dan keimanan itu sebagai dasar untuk mendapatkan pengampunan. Jadi perbuatan lahir yang dilakukan anggota badan bukan merupakan gambaran prilaku batin dan tidak berpengaruh terhadap prilaku batin yang berupa keimanan. Hanya syiriklah yang me- nyebabkan manusia akan masuk ke dalam neraka selamanya dan tidak pernah akan mendapatkan ampunan dari-Nya, sehingga mereka tidak akan pernah merasakan nikmatnya surga. Imanlah yang menentukan indikator seorang muslim atau mukmin. Selama orang itu masih beriman maka mereka masih dalam lindungan Tuhan untuk masuk surga, sedangkan perbuatan jahatnya bisa saja diampuni oleh Allah. Dengan demikian mere- ka memberikan pengaharapan kepada mukmin dan muslim yang berdosa besar untuk mempe- roleh ampunan dan rahmat dari Allah. Peristiwa politik antara Ali dan Mu’awiyah tidak patut diputuskan di dunia ini siapa yang berssalah dan melakukan dosa besar hingga Allah memu- tuskannya di akhirat. Oleh karena itu hukuman atas Ali bin Abi Thalib, Mu’awiyah, Amr bn Ash, dan Abu Musa Al-Asy’ary yang terlibat tahkim harus ditunda dan menyerahkannya kepadaAllah di hari kiamat kelak.

H. Abd. Kadir 227

Para pengikut Murji’ah terpecah menjadi beberapa golongan. Pada umumnya kelompok Murji’ah digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu golongan moderat dan golongan ekstrim. a. Golongan Moderat Orang yang berdosa besar menurut pendapat golongan moderat bukanlah kafir dan tidak kekal dalam neraka. Hukumannya di neraka sesuai dengan kapasitas dan volume kejahatan atau dosa yang diperbuatnya. Tetapi kemung- kinan lain bahwa Tuhan akan mengampuni dosanya dan tidak akan masuk neraka sama sekali, karena dosanya diampuni oleh Allah, kecuali dosa syirik. Hal ini didasarkan kepada keyakinan mereka bahwa selama mereka masih beriman dan tidak kafir ada kesempatan bagi mereka untuk masuk surga. Sedangkan orang berdosa bukan kafir tetapi tetap mukmin dan kalaupun masuk neraka mereka tidak kekal di dalamnya. b. Golongan Ekstrim Golongan ekstrim ini terbagi ke dalam dua kelompok: 1. Al Yunusiah Di bawah pimpinan Yunus bin Aun al Numairi. Kelompok ini membangun suatu opini bahwa perbuatan jahat termasuk melakukan dosa besar tidak berpengaruh terhadap keimanan seseorang dan tidak me- 228 Dirasat Islamiyah ngurangi dan merusak imannya. Demikian pula sebaliknya perbuatan baik tidak akan berpengaruh terhadap kedudukan seorang musyrik . Orang musyrik yang melakukan perbuatan baik tidak dihitung sebagai ke- baikan dan tidak akan mendapatkan pahala dan balasan surga. Akibat kemusyrikannya itu mereka akan tetap menghuni neraka sela- ma-lamanya. Sungguhpun mereka mendapat- kan siksa di neraka, namun mereka akan tetap tinggal di dalamnya dan tidak pernah diangkat untuk masuk surga. Seorang muslim maupun mukmin yang me- nyatakan ucapannya secara lahiriyah bahwa ia mengaku sebagai orang kafir termasuk melakukan ritual-ritual keagamaan agama lain, maka orang itu tidak bisa dihukumi sebagai orang kafir, karena keimanan itu ter- letak dalam hati sedangkan ucapan per- buatan yang lakukakan bersifat lahiriyah. Selama sikap hatinya tetap sebagai sebagai seorang muslim dan mukmin, maka ia tetap dihukumi sebagai muslim dan mukmin. Se- dangkan perbuatan lahir yang berupa shalat, puasa, zakat dan haji hanya menggambar- kan kepatuhan saja, demikian pula sebalik- nya bahwa perbuatan-perbuatan jahat tidak merusak iman. Berdasar pada premis bahwa iman yang pertama dan utama maka keimanan meru-