Abd. Kadir 281 DIRASAT ISLAMIYAH.

282 Dirasat Islamiyah d. Naluri berjuang combative instinct, yaitu naluri manusia untuk bertahan hidup dan memper- tahankan dirinya dari gangguan dan tantangan. Tanpa disuruh seseorang akan melawan, menghindar bilamana ia berhadapan dengan ancaman dari pihak lain. e. Naluri beragama. Seseorang selalu mencari dzat yang tinggi lagi mutlak dan kepadanya ia menyampaikan keluh kesah dan rasa syukurnya dalam doa-doanya. Hal ini dilakukan sebagai ungkapan ketidakmampuannya dalam menang- gung beban hidup yang kompleks tetapi juga merupakan ungkapan pernyataan terima kasih atas sukses yang diraihnya. Lebih-lebih bilamana sukses itu dalam perhitungannya dicapai di atas batas kemampuannya. Naluri manusia mencari dan merindukan penciptanya merupakan paket yang secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu dipelajrari terlebih dahulu. 2. AdatKebiasaan Adatkebiasaan adalah setiap tindakan dan perbua- tan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. 3. Wiratsah heriditasketurunan Orang tua ibubapak seorang anak biasanya menurunkan sifat-sifat tertentu pada anak keturu- nannya, sehingga anak menampilkan prilaku seper- ti orang tuanya. Hal ini berarti anak itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya.

H. Abd. Kadir 283

4. Milieu lingkungan Seseorang hidup dalam suatu lingkungan sosial maupun material. Perbuatan dan tingkah laku seseorang seringkali dipengaruhi dan dibentuk oleh lingkungannya. Orang yang menetap dalam budaya atau alam tertentu mempengaruhi sikap, pemikiran dan tingkah lakunya. D. Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak Dengan mempelajari ilmu akhlak dan permasa- lahannya manusia diperkenalkan kepada konsep pebua- tan baik dan buruk dan mendorongnya supaya berbuat baik. Dengan cara demikian usaha perbaikan terhadap perbuatan manusia dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehingga dapat melahirkan masyarakat yang damai, aman, tentram dan sejahtera karena setiap anggautanya berpedoman pada nilai akhlak yang mulia dan dapat menunaikan hak dan kewajibannyaa tanpa melanggar hak dan kewajiban orang lain. Demikian juga hubungan dengan Tuhannya dapat diimplementasikan sesuai dengan syariat-Nya karena kepatuhan manusia itu adalah tuntunan melaksanakan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan. Lebih dari itu dengan akhlak yang mulia memungkinkan sesorang membersihkan hatinya dari kotoran hawa nafsu sehingga hati menjadi bersih ketika menghadap Tuhan. 284 Dirasat Islamiyah E. Sasaran Ilmu Akhlak Allah telah menciptakan manusia sedemikian rupa dan sebagai makhluk ciptaan-Nya yang paling baik bentuknya. Disamping itu manusia dilengkapi dengan berbagai kemampuan yang sebagiannya sama dengan tumbuh-tumbuhan dan binatang, tetapi yang paling istimewa ia dilengkapi dengan akal pikiran yang seder- hana sampai pikiran yang kompleks dan canggih. Kesa- maan manusia dengan tumbuh-tumbuhan dapat diiden- tifikasi dengan nafsu untuk makan dan berkembang biak al nafs al nabatiyah, sedangkan kesamaannya dengan binatang dapat diidentifikasi dari kemampuannya untuk bergerak, mengenal, mengingat dsb. al nafs al haya- waniyah. Tetapi yang pasti dan tidak ada pada tumbuh- tumbuhan dan binatang adalah kemampuan berpikir yang diperankan oleh akalintelek al nafs al nathiqah. Manusia dianugerahi akal sebagai alat berpikir yang disebut dengan akal material. Dalam akal ini terdapat potensi berpikir yang disebut dengan akal bi al mamlakah. Bilamana potensi ini dikembangkan lebih lanjut, maka dia bisa berikir secara konkrit, sampai berpikir secara abstrak, yaitu berpikir terhadap sesuatu yang wujud bendanya konkrit –sebagaimana dibahas dalam ilmu fisika, kimia, sosiologi dsb sampai berpikir terhadap sesuatu yang bendanya tidak konkrit seperti pembahasan dalam filsafat idealisme dsb. Sedangkan puncak kemampuan berpikir manusia itu adalah kemam- puan berpikir dengan tidak mempergunakan kesadaran akal tersebut, tetapi mempergunakan kesadaran batin. Kesadaran batin yang diperankan akal mustafad, yaitu