Abd. Kadir 383 DIRASAT ISLAMIYAH.

384 Dirasat Islamiyah c. Ketika al-aql al-tsani sebagai wujud ketiga ber- pikir tentang akal pertama maka muncullah al- aql al-tsalits akal ketigathird intelect, tetapi ketika ia berpikir tentang dirinya sendiri seba- gai akal kedua timbullah al-kawakib al-tsabitah bintang-bintang tetap d. Ketika al-aql al-tsalits sebagai wujud keempat berpikir tentang akal kedua, maka muncullah al-aql al-rabi’ akal keempatfourth intelect, tetapi ketika ia berpikir dirinya sendiri sebagai akal ketiga, maka timbullah Kurrat al-Zuhal bola langit saturnus. e. Ketika al-aql al-rabi’ sebagai wujud kelima berpikir tentang akal ketiga, maka muncullah al-aql al-khamis akal kelimafifth intelect, tetapi ketika ia berpikir tentang dirinya sendiri sebagai akal keempat timbullah Kurrat al- Mustari Yupiter f. Ketika al-aql al-khamis sebagai wujud keenam berpikir tentang akal keempat, maka muncul- lah al-aql al-sadis akal keenamsixth intelect, tetapi ketika ia berpikir tentang dirinya sendiri sebagai akal kelima timbullah Kurrat al-Ma’arij Mars. g. Ketika al-aql al-sadis sebagai wujud ketujuh berpikir tentang akal kelima, maka muncullah al-aql al-sabi’ akal ketujuhseventhintelect, tetapi ketika ia berpikir tentang dirinya sendiri sebagai akal keenam timbullah Kurrat al-Syams Matahari.

H. Abd. Kadir 385

h. Ketika al-aql al-sabi’ sebagai wujud kedelapan berpikir tentang akal keenam, maka muncullah al-aql al-tsamin akal kedelapaneighth intelect, tetapi ketika ia tentang berpikir dirinya sendiri sebagai akal ketujuh timbullah Kurrat al-Zahrah Venus. i. Ketika al-aql al-tsamin sebagai wujud kesembi- lan berpikir tentang akal ketujuh, maka mun- cullah al-aql al-tasi’ akal kesembilanninth intelect, tetapi ketika ia berpikir tentang diri- nya sendiri sebagai akal kedelapan timbullah Kurrat al-‘Aththarid Merkurius. j. Ketika al-aql al-tasi’ sebagai wujud kesepuluh berpikir tentang akal kedelapan, maka muncul- lah al-aql al-asyir akal kespuluhtenth intelect, tetapi ketika ia berpikir tentang dirinya sendiri sebagai akal kesembilan timbullah Kurrat al- Qamar bulan. Akal kesepuluh ini disebut pula al-aql al-fa’al akal aktif atau Malaikat Jibril dan berfungsi sebagai pengatur bumi dan isi- nya, wahib al shuwar pemberi bentuk. Sistem emanasi yang digagas oleh al Farabi ini ter- henti sampai akal kesepuluh, tetapi dari akal kese- puluh sebagai sumber kemunculan benda-benda di bawah bulan yang berupa ruh-ruh dan materi per- tama yang merupakan bahan dasar bagi keempat unsur: api, udara, air dan tanah. Implikasi teori emanasi ini mengindikasikan bahwa penciptaan itu berasal dari yang sudah ada, yaitu Tuhan sendiri. Wujud penciptaan dari yang qadim adalah ciptaan yang qadim pula. 386 Dirasat Islamiyah Konsisten dengan pemikiran demikian, maka semua wujud mumkin ciptaan Tuhan sangat bergantung pada-Nya. Manusia secara fisik berasal dari benda-benda langit sebagaimana tersebut di atas, tetapi secara psikis berasal dari akal kesepuluh akal aktif. Dorongan-dorongan yang terdapat pada jiwa manusia itu berupa: a. Al-Quwwah al-Muharrikah daya gerak ber- fungsi sebagai dayadorongan untuk makan dan minum, al-ghadiyahnutrition, daya pe- meliharaan al–murabbiyahpreservation dan daya berkembang al-mulidahreproduction. b. al-Quwwah al-Mudrikah daya mengenal; berfungsi sebagai dayadorongan merasa al- hasiyahsensition dan berimajinasi al-muta- khayyilahimagination. c. al-Quwwah al-Nathiqah daya berpikir; ber- fungsi sebagai dayadorongan berpikir. Baik berpikir yang menyebabkan terjadinya aktivitas fisik al-‘aql al-‘amaliakal praktis atau kegia- tan terjadinya aktivitas akal semata bersifat teoritik al aql al-nadhariakal teoritis. Hubungan manusia dengan alam luar ini dipe- rankan oleh akal praktis, seperti terjadi pada pem- bentukan pengalaman-pengalaman empirik dan kehidupan material. Akal praktis mengadakan operasi terhadap objek-objek inderawi yang ber- sifat fisik. Ia membutuhkan badan dan energinya untuk melakukan aksinya atau praksisnya dalam