Abd. Kadir 441 DIRASAT ISLAMIYAH.

442 Dirasat Islamiyah pasukan Islam berjumlah 70 orang, termasuk Hamzah bin Abd al Muthalib saudara kandung ayah Nabi terbunuh dan isi tubuhnya dikoyak-koyak oleh Hindun isteri Abu Sufyan. Tiga tahun setelah terjadinya perang Uhud Syawal 5 H atau Maret 627 M., Nabi menghadapi tan- tangan masyarakat Yahudi Madinah yang mengungsi ke Khaibar dan bersekutu dengan masyarakat Mekah. Atas usulan Salman al Farisi, strategi yang dilakukan Nabi untuk menghadapi musuh-musuhnya ini dengan mem- buat parit khandaq yang mengelilingi perbatasan kota Madinah. Perang ini kemudian dikenal dengan nama Perang Khandaq, teapi ada juga yang menyebutnya dengan Perang Ahzab sekutu beberapa suku. Perang yang terjadi di sebelah utara Madinah dipimpin oleh Kaab bin Asad dari Bani Quraidhah dengan jumlah pasukan 10.000 orang, dan di phak pasukan muslim hanya berjumlah 3.000 orang di bawah pimpinan Nabi dan Ali bin Abi Thalib. Akibat adanya parit ini pasukan musuh tidak bisa memasuki kota Madinah dan bertahan di luar kota. Tetapi mereka mengepung pasukan Nabi dan kota Madinah sebulan lamanya. Penduduk Madinah tidak bisa beraktivitas secara bebas dan suplai komoditas barang dan konsumsi terhenti. Hanya saja cuaca dan ba- dai angin kencang tidak mendukung aksi pengepungan mereka. Mereka kedinginan dan kekuarangan logistik setelah tenda-tenda yang mereka dirikan berterbangan disapu badai.

H. Abd. Kadir 443

اوُﺮَﻔَﻛ َﻦﻳِﺬﱠﻟا ُﻪﱠﻠﻟا ﱠدَرَو َلﺎَﺘِﻘْﻟا َﲔِﻨِﻣْﺆُﻤْﻟا ُﻪﱠﻠﻟا ﻰَﻔَﻛَو اًﺮْـﻴَﺧ اﻮُﻟﺎَﻨَـﻳ َْﱂ ْﻢِﻬِﻈْﻴَﻐِﺑ اًﺰﻳِﺰَﻋ ﺎﻳِﻮَﻗ ُﻪﱠﻠﻟا َنﺎَﻛَو ْﻦِﻣ ِبﺎَﺘِﻜْﻟا ِﻞْﻫَأ ْﻦِﻣ ْﻢُﻫوُﺮَﻫﺎَﻇ َﻦﻳِﺬﱠﻟا َلَﺰْـﻧَأَو ْﻋﱡﺮﻟا ُﻢِِﻮُﻠُـﻗ ِﰲ َفَﺬَﻗَو ْﻢِﻬﻴِﺻﺎَﻴَﺻ ﺎًﻘﻳِﺮَﻓ َنوُﺮِﺳْﺄَﺗَو َنﻮُﻠُـﺘْﻘَـﺗ ﺎًﻘﻳِﺮَﻓ َﺐ Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, lagi mereka tidak memperoleh keuntungan apa pun. Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari pepera- ngan. Dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Dan Dia menurunkan orang-orang Ahli Kitab Bani Quraidhah yang membantu golongan-golo- ngan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan Dia memasukkan rasa takut dalam hati mereka. Sebahagian mereka kamu bunuh dan sebahagian yang lain kamu tawan. QS: Surat Al-Ahzab:25-26. J. Perjanjian Hudaybiah dan Fath Mekah Ketika perintah haji turun Nabi beserta shaha- batnya bergegas untuk melaksanakannya. Respon para shahabat terutama shahabat Muhajirin sangat positif, karena selain mereka ingin melaksanakan ibadah mereka juga ingin menyambangi sanak keluarganya yang tinggal di Mekah setelah enam tahun berpisah. Namun kebe- rangkatan Nabi untuk melaksanakan haji pada VI H628 M itu tertahan di Hudaibiyah 10 Km di luar kota Mekah, karena kaum Quraisy mencegahnya masuk Kota Mekah. Terjadi negosiasi antara Nabi dan pengikutnya yang berjumlah 14.000 orang muslimin dengan kaum Quraisy yang mencegatnya di Hudaybiyah. Untuk menghindari pertumpahan darah, maka disusun komitmen bersama 444 Dirasat Islamiyah dalam bentuk perjanjiaan yang dikenal dengan Perjan- jian Hudaybiyah. Dalam perjanjian yang berat sebelah dan tidak menguntungkan kaum muslimin itu disebut- kan: 1. Umat Islam dan kaum Quraisy tidak boleh saling serang selama 10 tahun; 2. Kaum muslim wajib mengembalikan orang Mekah yang menjadi pengikut Nabi di Madinah; 3. Kaum Quraisy tidak wajib mengembalikan orang muslim Madinah yang menjadi pengikut Kaum Quraisy. 4. Tiap kabilah bebas melakukan perjanjian dengan siapapun; 5. Kaum muslimin dilarang mengunjungi Kabah pada tahun itu, tetapi boleh mengunjunginya pada tahun berikutnya; 6. Orang Quraisy harus meninggalkan Mekah terlebih dahulu jika kaum muslimin memasuki kota Mekah; 7. Tidak diizinkan membawa senjata, kecuali pedang di dalam sarungnya jika kaum muslimin memasuki kota Mekah; 8. Tidak boleh tinggal di Mekah lebih dari tiga hari tiga malam. Namun belum lama perjanjian itu disepakati, terjadi penyerangan kaum Quraisy terhadap penduduk muslim yang tertinggal di Mekah. Peristiwa ini dianggap sebagai penistaan terhadap perjanjian damai itu. Sesuai dengan perjanjian Hudaybiyah, maka pada bulan Ramadhan tahun 8 H atau Januari 630 M. berangkatlah Nabi bersama shahabat ke Mekah tanpa halangan apa-