Abd. Kadir 199 DIRASAT ISLAMIYAH.

200 Dirasat Islamiyah tannya, karena perbuatan manusia telah ditentukan oleh Tuhan sejak zaman azali, tetapi pihak lain mengarahkan manusia untuk lebih dinamis dan kreatif. Manusia mempunyai kebebasan dan kehendak untuk melakukan perbuatan sendiri. Dan manusia juga berhak akan segala konsekwensi dari apa yang mereka perbuat sendiri. Pemikiran demikian memberikan dorongan per- kembangan pemikiran lebih lanjut bagi kaum muslimin yang lain bahwa masalah dosa besar, kafir, murtad tidak bisa dihukumi ketika masih hidup di dunia. Konsekwensi dosa besar, kafir maupun murtad hanya diketahui setelah manusia kembali kepada-Nya dan menerima im- balan perbuatan dan keyakinannya. Maka semua yang diperbuat dan diyakini oleh seseorang harus dikemba- likan kepada-Nya. Perkembangan pemikiran semacam ini berlanjut terus dan lebih serious dan membawa konsekwensi-konsekwensi logis baik bagi yang menerima atau menolaknya. Dalam rangka mencari legitimasi pemikirannya ini maka masing-masing kelompok me- ngembangkan pemikiran teologisnya lebih lanjut. D. Aliran-aliran Ilmu Kalam Perkembangan pemikiran sebagaimana tersebut di atas menimbulkan friksi-friksi di kalangan umat Islam. Mereka sama-sama mengembangkan pahamnya masing- masing dengan mencari argumentasi dan metodologinya untuk memperkuat atau melegitimasi pahamnya, sehing- ga tumbuh dan berkembanglah aliran-aliran yang berdiri sendiri. Perkembangan pemikiran aliran-aliran ini dido- minasi oleh pemikiran orang Islam sendiri dan sebagian

H. Abd. Kadir 201

dipasok dari luar Islam. Salah satu pembicaraan penting dalam teologi Islam adalah masalah perbuatan manusia afal ai-ibad. Dalam kajian seperti ini dibicarakan ten- tang kehendak masyiah dan daya istithaah manusia. Hal ini karena setiap perbuatan berhajat kepada daya dan kehendak. Persoalannya, apakah manusia bebas menentukan perbuatannya sesuai dengan kehendak dan dayanya sendiri, ataukah semua perbuatan manusia sudah ditentukan oleh qadha dan qadhar Tuhan? 1. Aliran Khawarij Dari segi bahasa kata khawarij جراﻮﳋاjamak dari kata kharijiy ini berarti orang-orang yang telah keluar, mengungsi atau mengasingkan diri dari kepemimpinan yang telah disepakati bersama 2 . Pada mulanya kelompok Khawarij adalah golo- ngan yang memisahkan diri atau keluar dari golongan pengikut Ali. Sebagian kalangan menye- but kaum Khawarij adalah sekelompok orang yang keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib, karena kekecewaan mereka terhadap keputusan Ali yang menerima tawaran tahkim arbitrase dalam Perang Shiffin 37H657. Disinyalir bahwa istilah khawarij bukan berasal dari kelompok itu sendiri, melainkan label yang diberikan pihak luar kepada- nya. Mereka sendiri lebih suka menamakan dirinya dengan syara atau para penjual, yaitu orang-orang yang menjual mengorbankan jiwa raga mereka demi keridlaan Allah, sesuai dengan firman Allah. 2 Ibid. 202 Dirasat Islamiyah ِدﺎَﺒِﻌْﻟﺎِﺑ ٌفوُؤَر ُﻪّﻠﻟاَو ِﻪّﻠﻟا ِتﺎَﺿْﺮَﻣ ءﺎَﻐِﺘْﺑا ُﻪَﺴْﻔَـﻧ يِﺮْﺸَﻳ ﻦَﻣ ِسﺎﱠﻨﻟا َﻦِﻣَو Dan di antara manusia ada orang yang mengor- bankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba- Nya. QS. Al-Baqarah:2:207. Istilah lain yang disandangkan kepada mereka adalah sebutan Haruriah. Nama ini dinisbatkan pada nama desa Harura’, dekat Kufah di Irak; tempat tinggal salah satu pemuka mereka. Sejumlah 12.000 orang yang tidak cukup untuk memerangi lawan-lawannya dengan perang tanding atau ter- buka berkumpul di Harurah untuk mendeklarasikan berdirinya kelompok Khawarij dengan memilih Abdullah bin Wahb al Rasyidi sebagai imam pemimpin 3 . Sebutan lain bagi mereka adalah Muhakkimah orang yang bertahkim dengan hukum Allah, karena seringnya kelompok ini mendasarkan diri pada kalimat “ la hukma illa lillah” tidak ada hukum selain hukum Allah, atau “ la hakama illa Allah” tidak ada pengantara selain Allah, sebagai prinsip pendiriannya. Kelompok ini terdiri dari orang Badiah penduduk desa yang mempunyai karakter keras, tetapi konsisten dalam berpegangan kepada hukum yang terdapat dalam al Qur-an dan Sunnah. 3 Harun Nasution, Teologi Islam, Jakarta: UI Press, 1986, hlm. 14.