Abd. Kadir 459 DIRASAT ISLAMIYAH.

460 Dirasat Islamiyah tanan berdiri atau didirikan. Mereka menjadikan Islam sebagai agama resmi kesultanan; diantaranya: 1. Kesultanan Samudra Pasai Abad ke-12 M 2. Kerajaan Kesultanan Ternate Abad ke-13 3. Kerajaan Inderapura Abad ke-14 4. Kerajaan Pagaruyung Abad ke-14 5. Kesultanan Aceh Abad ke-15 6. Kesultanan Demak Abad ke-15 7. Kesultanan Malaka Abad ke-15 8. Kesultanan Banten Abad ke-16 9. Kesultanan Cirebon Abad ke-16 10. Kesultanan Mataram Abad ke-17 1. Kerajaan Samudera Pasai Kerajaan yang didirikan oleh Marah Silu tahun 1267 ini disebut dengan Samudera Pasai atau Darussalam; terletak pesisir utara Aceh. Marah Silu yang bergelar Malikus Shalih ini telah menerima Islam dari para muballigh Arab Syaikh Ismail. Sebelum Syaikh Ismail itu mendarat di Aceh Sultan Malikus Shaleh bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad yang mengajarnya dua kalimah syahadah. Sebagaimana lazimnya sejarah pararaton, maka seorang raja tidak pernah ditulis oleh sejarah dalam posisi yang rendah dari siapapun dalam strara sosial- nya. Raja selalu ditempatkan dalam singgasana ter- hormat oleh para penulis sejarah kalangan istana. Dalam Hikayat Raja Pasai sebagaimana disebutkan di atas bahwa raja mendapatkan kehormatan dengan diislamkan oleh Nabi sendiri.

H. Abd. Kadir 461

Pada 1297 kepemimpinan Sultan Malikus Shalih di- gantikan oleh puternya Sultan Muhammad Malik az- Zahir. Sultan kedua ini menjadikan Samudera Pasai sebagai pusat pengembangan dakwah agama Islam yang mengikuti madzhab Syafii. Semua penggantinya dari sultan pertama Malikus Shalih sampai sultan Zainal Abidin III Tahun 1513 – 1521 adalah sultan- sultan yang mempunyai komitmen tinggi terhadap Islam dan pengembangan Islam. Hanya mushibah menimpa kesultanan ini ketika kesultanan Samudra Pasai ditaklukan oleh Portugal. 2. Kerajaan Demak Kerajaan Demak 1500-1568 merupakan kerajaan Islam pertama terbesar yang terletak di pesisir utara P. Jawa dan didirikan oleh Raden Patah putera raja Majapahit Kertabumi atau Brawijaya V dari isterinya Putri Champa. Perkawinan yang tidak direstui kelu- arga istana ini mengakibatkan puteri Cahmpa yang sedang hamil R. Patah harus meninggalkan istana dan berlindung di kadipaten Palembang di bawah kepemimpinan Aryadamar. Kepergian R. Patah ke P. Jawa untuk belajar agama Islam kepada Sunan Ampel di Surabaya. Berdasarkan titah dari gurunya itu ia pergi ke Jawa Tengah untuk membuka lahan hutan Glagahwangi untuk dijadikan pesantren. Pesantren yang jumlah santrinya semakin besar ini menopang perkembangan kota Demak. Akhirnya raja Majapahit mengakui fakta bahwa R. Patah sebagai putera selir- nya dan mengukuhkannya sebagai Adipati Demak. R. 462 Dirasat Islamiyah Patah mengambil manfaat dari kedudukannya itu untuk melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit ketika terjadi perebutan jabatan di pusat kerajaan. Dengan latar belakang sebagaimana tersebut di atas R. Patah menjadikan Demak sebagai pusat penyiaran agama Islam di P. Jawa. Raja-rajanya pun memeluk agama Islam. Islam terlembagakan dalam negara dan mengkoordinasikan dialog-dialog strategis yang dila- kukan oleh beberapa wali dari Walisongo untuk mengembangkan ajaran Islam. Demak semakin hari semakin berjaya dan berkem- bang dan pernah menjadi kerajaan terkuat di P. Jawa. Raja Demak berikutnya Pati Unus mengembangkan visi ke depan untuk menjadikan Demak sebagai kerajaan maritim dengan mengintegrasikan berbagai pelabuhan di Nusantra. Di bawah kepemiminan Sultan Trenggana Demak melebarkan sayap kekuasaan dengan menguasai pelabuhan Sunda Kelapa dan menghadang tentara Portugis yang akan mendarat di sana 1527. Daerah- daerah lainnya secara berangsur-angsur dikuasainya: Surabaya dan Pasuruan dikuasai 1527; Madiun dan Malang dikuasai masing-masing tahun 1529 dan 1545. kerajaan Hindu di ujung timur P. Jawa dikuasai pada tahun 1527-1546. 3. Kerajaan Islam di Indonesia Timur Usaha perdagangan rempah-rempah sebagai produk daerah ini merupakan salah satu sarana dan daya tarik para pendatang termasuk orang-orang yang ingin