Abd. Kadir 385 DIRASAT ISLAMIYAH.

386 Dirasat Islamiyah Konsisten dengan pemikiran demikian, maka semua wujud mumkin ciptaan Tuhan sangat bergantung pada-Nya. Manusia secara fisik berasal dari benda-benda langit sebagaimana tersebut di atas, tetapi secara psikis berasal dari akal kesepuluh akal aktif. Dorongan-dorongan yang terdapat pada jiwa manusia itu berupa: a. Al-Quwwah al-Muharrikah daya gerak ber- fungsi sebagai dayadorongan untuk makan dan minum, al-ghadiyahnutrition, daya pe- meliharaan al–murabbiyahpreservation dan daya berkembang al-mulidahreproduction. b. al-Quwwah al-Mudrikah daya mengenal; berfungsi sebagai dayadorongan merasa al- hasiyahsensition dan berimajinasi al-muta- khayyilahimagination. c. al-Quwwah al-Nathiqah daya berpikir; ber- fungsi sebagai dayadorongan berpikir. Baik berpikir yang menyebabkan terjadinya aktivitas fisik al-‘aql al-‘amaliakal praktis atau kegia- tan terjadinya aktivitas akal semata bersifat teoritik al aql al-nadhariakal teoritis. Hubungan manusia dengan alam luar ini dipe- rankan oleh akal praktis, seperti terjadi pada pem- bentukan pengalaman-pengalaman empirik dan kehidupan material. Akal praktis mengadakan operasi terhadap objek-objek inderawi yang ber- sifat fisik. Ia membutuhkan badan dan energinya untuk melakukan aksinya atau praksisnya dalam

H. Abd. Kadir 387

rangka mendorong badan melakukan berbagai prilaku parsial yang khusus berkaitan dengannya, seperti malu, segan, tertawa, menangis, dan lain sebagainya. Akal praktis bertanggung jawab menga- tur badan dengan menguasai dan mengarahkannya sesuai dengan tuntutan akal teoritis. Sedangkan kemampuan yang bersifat rasional disebut dengan kemampuan nadhari teoritik ada pada al-‘aql al-nadhari akal teoritik. Akal teoritis adalah subtansi akal yang terpisah dari badan dan merupakan subtansi ruhani, ia dapat menangkap hal-hal yang rasional dan menangkap dirinya tanpa menggunakan alat. Akal ini berfungsi untuk mem- persepsi stimulus-stimulus rasional yang bersifat universal dan abstrak. Kerjasama antara akal teoritis dan akal praktis menghasilkan ide moral, seperti: kejujuran, kebohongan, keadilan dan keindahan. Oleh karena itu daya-daya jiwa atau daya-daya akal bukanlah daya-daya yang berdiri sendiri, tetapi bekerja secara harmoni dalam komando jiwa atau akal yang lebih tinggi. Akal yang lebih lebih rendah melayani dan sebagai modalitas bagi yang di atasnya. 10 Fungsi-fungsi akal sebagaimana tersebut di atas baik yang praksis maupun yang teoritis bertumpu pada struktur akal itu sendiri. Dalam jiwa itu ter- 10 Muhammad Utsman Najati, Jiwa dalam Pandangan Filosof Muslim , Penterj. : Gazi Saloom, Bandung : Pustaka Hidayah, 2002, hlm. 148. 388 Dirasat Islamiyah dapat potensi berpikir yang diperankan oleh al-‘aql, yang secara gradual dari: a. al ‘Aql Hayulani akal material, yaitu akal yang mempunyai potensi untuk berpikir dan belum dipergunakan dan belum dilatih b. al-‘Aql bi al-Fi’l akal aktual, yaitu akal yang telah dapat berpikir secara asbtrak c. al-‘Aql al-Mustafad akal perolehan, yaitu akal yang telah sanggup memikirkan hal-hal yang abstrak dengan tidak memerlukan daya upaya. Dan akal ini sanggup menerima limpahan ilmu pengetahuan dari Akal Aktif malaikat. 11 Bilamana akal aktual beroperasi pada hal-hal yang logis terhadap fakta-fakta empirik maupun rasional dan akal perolehan beroperasi di alam supranatu- ral dan suprarasional, pengetahuan pun didapat melalui pemberian dari akal aktif, sehingga semua pengetahuan dan pengalamannya diperoleh tanpa usaha apapun. Hal ini terjadi ketika kesadaran 11 Jiwa manusia mempunyai dua daya: 1. Daya praktis , yaitu jiwa yang ada hubungannya dengan badan 2. Daya teoritis, mempunyai tiga tingkatan: 3. Material Intelect, yaitu akal yang mempunyai potensi untuk berpikir dan belum dilatih. 4. Intelectus in Habitu , yaitu akal yang mulai dilatih berpikir tentang hal-hal yang abstrak. 5. Actual Intelect , yaitu akal yang telah dapat berpikir secara asbtrak. 6. Acquired Intelect , yaitu akal yang telah sanggup memikirkan hal- hal yang abstrak dengan tidak memerlukan daya upaya. Dan akal ini sanggup menerima limpahan ilmu pengetahuan dari Akal Aktif malaikat; Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme….., hlm. 37.