Abd. Kadir 231 DIRASAT ISLAMIYAH.

232 Dirasat Islamiyah hanyalah ciptaan Tuhan yang dilaksanakan melalui tangan manusia. Dengan demikian manusia itu tidak mempunyai kodrat untuk berbuat. Sebab itu orang-orang mukmin tidak akan menjadi kafir lantaran dosa-dosa besar yang dilakukannya, sebab dia melakukannya karena semata-mata terpaksa. Paham Jabariah seperti ini dikembangkan bersan- dar pada pemikiran Yunani klasik yang mengata- kan bahwa Tuhan adalah suatu kekuatan yang serupa dengan kekuatan alam. Atau Tuhan sebagai penggerak tetapi tidak bergerak unmoved mover. Tuhan sebagai sebab dan sumber gerak. Oleh karena itu gerakan manusia yang berupa perbuatan semata berasal dari Tuhan. Begitu pula bahwa pengetahuan Tuhan bersifat kulli universal. Tuhan hanya mengenal keadaan- keadaan umum universal tanpa mengenal keada- an-keadaan khusus partikular. Dengan pengeta- huan terhadap yang universal itu Tuhan mengeta- hui keadaan yang partikular. Dengan demikian, Tuhan hanya mengenal sebab awal dari suatu perbuatan dan tidak mengenal akibat-akibat yang bersifat khusus. Tuhan hanya mengenal sebab dari rentetan akibat dari sebab awal. Rentetan sebab akibat yang berupa hukum alam itu tidak mengenal pribadi impersonal dan bersifat pasti, jadi tak terlawan oleh manusia. 4 4 Bagi Aristoteles seorang filosof Yunani bahwa Tuhan adalah penggerak yang tidak bergerak unmoved Mover. Gerakan yang ditimbulkan dari dan oleh Tuhan menjadi sebab bagi gerakan-

H. Abd. Kadir 233

Secara normatif mereka mendasarkan pemikiran- nya kepada ayat-ayat al Qur-an: نوﱰﻔﻳ ﺎﻣو ﻢﻫرﺬﻓ ﻩﻮﻠﻌﻓ ﺎﻣ ﻚﺑر ءﺎﺷ ﻮﻟو Mereka sebenarnya tidak percaya sekiranya Allah tidak menghendaki niscaya mereka tidak menger- jakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. QS.al-Anam: 112. ﻰﻣر ﷲا ﻦﻜﻟو ﺖﻴﻣر ذإ ﺖﻴﻣر ﺎﻣو Bukanlah engkau yang melontar ketika engkau melontar musuh, tetapi Allahlah yang melontar mereka. QS. al-Anfal: 17. ﺎﻤﻴﻜﺣ ﺎﻤﻴﻠﻋ نﺎﻛ ﷲا نإ ﷲا ءﺎﺸﻳ نأ ﻻإ نوؤﺎﺸﺗ ﺎﻣو Kamu tidak menghendaki, kecuali Allah menghen- daki. Q.S. al-lnsan: 30. Ayat-ayat ini yang mendasari alam pikiran Jaba- riyah bahwa kebebasan dan kekuasaan manusia sendiri sangat terbatas, bahkan dapat dibilang tidak ada sama sekali. Manusia tidak mampu berbuat apa-apa, kecuali sesuai dengan apa yang dikehen- daki diskenariokan oleh Tuhan. Manusia lahir ke dunia ini bukanlah atas kemauan dan kekuasaan- nya sendiri. Manusia tanpa kesadaran dan kemau- an telah mendapatkan dirinya terlahir ke dunia. gerakan lainnya. Maka semua gerak bersumber dari Tuhan. Di pihak lain bahwa Tuhan dianggap sebagai causa prima, yaitu sebab utama dan pertama, dan semua akibat yang ada dan terjadi di alam ini berasal dari sebab yang satu yaitu Tuhan. 234 Dirasat Islamiyah Demikian pula kematian, sungguhpun manusia ingin menjahuinya, tetapi kematian itu akan tetap menjemputnya dimana pun dan kapan pun manu- sia berada. Oleh karena itu kebebasan manusia dibatasi oleh sunnah Allah fi khalqih ketetapan Allah atas ciptaannyahukum alam. Manusia hidup dibatasi oleh hukum-hukum alam yang diciptakan Tuhan. Manusia harus tunduk kepada hukum alam itu selama manusia belum bisa merubahnya. Manusia berenang dalam lautan takdir dan tidak kuasa menghindarinya. Kekuasaan Tuhan itu sangat mutlak dan meliputi segala sesuatu yang telah ter- jadi, sedang terjadi, dan yang akan terjadi. Sesuatu peristiwa yang baik maupun buruk dan menimpa manusia atas kehendak dan kekuasaan Tuhan semata. Kelompok Jabariah ini juga tidak memberikan sifat bagi Tuhan, seperti sifat-sifat kasih, pengampun, santun, maha tinggi, pemurah, dan seterusnya. Hal ini dimaksudkan untuk menafikan Tuhan dari ang- gapan bahwa Dia terbagi menjadi dzat dan sifat. Pemberian sifat pada Tuhan bertentangan dengan konsep tauhid yang mereka hendak tegakkan bahwa Tuhan itu esa. Ja’d bin Dirham dan Jahm bin Shafwan sebagai pemuka golongan ini tetap mendasarkan pemiki- rannya kepada al-Qu-ran walaupun kelihatan pe- mikirannya sangat ekstrim, yaitu bahwa kelompok Jabariyah menafikan untuk menyandarkan semua perbuatan kepada manusia sama sekali, karena