Abd. Kadir 381 DIRASAT ISLAMIYAH.

382 Dirasat Islamiyah 1. Pemikiran Filsafat al-Farabi Al-Farabi ingin memadukan pandangan filsafat idealismenya Plato dan realismenya Aristoteles sebagaimana dituangkan dalam karyanya al-Jam’u baina Ra’yay al-Hakimaini Aflathun al-Ilahi wa Aristhu.Ia mencari persamaan pemikiran dua filosof itu bahwa keduanya sama-sama mencari kebenaran umum dengan perspektif epistemologi berbeda. Banyak kritikus filsafat beraanggapan bahwa karya- nya yang satu ini tidak mencapai sasarannya, karena al Farabi dianggap salah mengidentifika- sikan kitab Plotinus yang dianggap kitabnya Aristetoles. Bagi al Farabi Tuhan itu al wujud al awwal. Al- wujud al-awwal ini menjadi sebab segala wujud. Al-wujud al-awwal adalah Wajib al-Wujud, yaitu ada dengan sendirinya. Gagasan itu ingin menun- jukkan bahwa keberadaan Tuhan sebagai keharu- san dan ketiadaannya menimbulkan kemustahilan dalam pkikiran. Hanya pada Wajib al Wujud esensi dan eksistensi satu, sedangkan pada yang lain kesatuan esensi dan eksistensi adalah aksiden yang ditambahkan pada esensi. Kesatuan esensi dan eksistensi ini sebagai sumber dan asal segala wujud. Hanya pikiran yang bisa membedakan antara esensi dan eksistensi dan dalam realitasnya adalah satu dan sama. 9 9 Mir Valiudin, Tasawuf dalam al Qur-an, penterj.: Pustaka Firdaus, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993, hlm. 58.

H. Abd. Kadir 383

Tuhan tidak memerlukan identitas dan realitas yang bisa didefinisikan. Kepastian ada-Nya disebab- kan oleh Dzatnya sendiri. Yang pasti ada oleh dzatnya sendiri jika dipikirkan akan terkena hukum kemustahilan atau yang pasti ada karena dzatnya sendiri mustahil tidak ada. Dia adalah wujud yang sempurna selamanya dan tidak ada apapun dan siapapun yang mendahuluinya atau didahului oleh ketiadaan, Dia azali dan ada untuk selamanya dan dari-Nya tercipta wujud mumkin mumkin al wujud. Al wajib al wujud menjadi sebab pertama adanya wujud-wujud yang lain, karena wujud yang lain bergantung pada wujud-Nya. Dari sebab pertama ini kemudian muncul wujud-wujud yang lain mela- lui sistem emanasi. Dalam teori emanasi ini Tuhan disebut dengan al Aql al Mahdlah Akal Murni. Kinerja al aql adalah berpikir, dan yang dipikirkan adalah diri-Nya sendiri. a. Ketika Tuhan sebagai al wujud al awwal Dia berpikir tentang dirinya, maka muncullah al- aql al-awwal akal pertamafirst intelect. b. Ketika akal pertama ini sebagai wujud kedua berpikir tentang Tuhan, maka muncullah al-aql al-tsani akal keduasecond intelect, tetapi ketika ia berpikir dirinya sendiri sebagai akal pertama, maka muncullah al sama’ al ula langit pertama. 384 Dirasat Islamiyah c. Ketika al-aql al-tsani sebagai wujud ketiga ber- pikir tentang akal pertama maka muncullah al- aql al-tsalits akal ketigathird intelect, tetapi ketika ia berpikir tentang dirinya sendiri seba- gai akal kedua timbullah al-kawakib al-tsabitah bintang-bintang tetap d. Ketika al-aql al-tsalits sebagai wujud keempat berpikir tentang akal kedua, maka muncullah al-aql al-rabi’ akal keempatfourth intelect, tetapi ketika ia berpikir dirinya sendiri sebagai akal ketiga, maka timbullah Kurrat al-Zuhal bola langit saturnus. e. Ketika al-aql al-rabi’ sebagai wujud kelima berpikir tentang akal ketiga, maka muncullah al-aql al-khamis akal kelimafifth intelect, tetapi ketika ia berpikir tentang dirinya sendiri sebagai akal keempat timbullah Kurrat al- Mustari Yupiter f. Ketika al-aql al-khamis sebagai wujud keenam berpikir tentang akal keempat, maka muncul- lah al-aql al-sadis akal keenamsixth intelect, tetapi ketika ia berpikir tentang dirinya sendiri sebagai akal kelima timbullah Kurrat al-Ma’arij Mars. g. Ketika al-aql al-sadis sebagai wujud ketujuh berpikir tentang akal kelima, maka muncullah al-aql al-sabi’ akal ketujuhseventhintelect, tetapi ketika ia berpikir tentang dirinya sendiri sebagai akal keenam timbullah Kurrat al-Syams Matahari.