Abd. Kadir 363 DIRASAT ISLAMIYAH.

364 Dirasat Islamiyah adalah menadopsi budaya Persia dan mengintegrasikan prajurit-Persia kedalam kesatuan prajurit-prajuritnya. Namun kebijakan yang bisa dilakukan adalah melakukan perkawinan massal antara perwira-perwiranya dengan perempuan bangsawan Persia. Walaupun dia seorang raja yang bergelut dalam kekuasaan politik, tetapi dia mempunyai kepedulian terhadap filsafat. Kepedulian itu ditunjukkan ketika dia memper- luas wilayah kekuasaannya justeru salah satu misinya adalah memperkenalkan filsafat ke daerah-daerah jaja- hannya. Tadisi periwayatan filsafat dilanjutkan walau- pun dia lebih merupakan raja daripada seorang filosof. Invasinya ke wilayah Timur bukan semata perluasan kekuasaannya, tetapi juga disertai tujuan juga menyemai hasil kebudayaan Yunani di wilayah Timur. Hal ini mendorong berkembangnya pusat-pusat kajian kebuda- yaan Yunani di Timur Tengah: Mesir, Suriah, Irak dan Iran. Tatkala dakwah Islam sampai ke wilayah-wilayah bekas jajahan Alexander ini ummat Islam menemukan budaya yang berasal dari Yunani dan mempelajarinya dengan seksama. Motivasi mempelajari budaya Yunani didukung oleh para penguasa dawlah Islamiyah seperti Khalifah Khalid bin Yazid 704 M dari Dinasti Umayah, khalifah al-Manshur dari Dinasti Abbasiyah, Harun al- Rasyid tahun 786-809 M. al-Ma’mun 813-833 M. Salah satu dukungan yang cukup memonjol dari khalifah tersebut adalah berdirinya perpustakaan dan pusat penerjemahan Bait al-Hikmah di Baghdad, yang secara berganti-ganti dipimpin oleh Yuhanna bin Masawaih dan Hunain bin Ishaq. Dari perkembangan penerjemahan

H. Abd. Kadir 365

dan fasilitas dari Bait al Hikmah berkembang pula pemi- kiran-pemikiran filsafat yang dipelopori orang-orang yang beragama Islam. F. Al-Kindi Abu Yusuf Ya’qub Ibn Ishaq Ibn Shabah bin Imran bin Ismail bin Muhammad bin al-Asy’ats Ibn Qais al-Kindi nama asli suatu panggilan untuk al Kindi. Nama ini dinisbatkan kepada nama Kabilah Kindah yang bermukim di Yaman. Al Kindi dilahirkan di Kufah tahun 185 H801 M. sebagai akibat ayahnya menjabat guber- nur Kufah beberapa periode Khalifah al-Mahdi 775– 785 M dan khalifah al-Rasyid 786 – 809 M. Dia hidup pada masa pemerintahan khalifah yang sedang giat mengembangkan kebudayaan Islam. Kecenderungan al Kindi adalah belajar beberapa macam ilmu pengetahuan dan filsafat, khususnya setelah al-Kindi meninggalkan Kufah dan berdomisili di Baghdad. Dia adalah filosof keturunan Arab pertama. Dia telah menulis beberapa kitab dalam berbagai macam bidang ilmu: ensiklopedi ilmu klasik; filsafat, logika, arit- matika, musik, astronomi, geometri, kosmologi, kedok- teran, dan astrologi berdasar referensi kitab berbahasa Arab. Selain sebagai filosof berbangsa Arab yang pertama al Kindi juga tercatat sebagai filosof yang mempergunakan bahasa Arab sebagai medianya. Hal ini sebagai akibat kemampuan bahasa Arabnya lebih menonjol dari kemampuan penguasaan bahasa asing lainnya termasuk bahasa Yunani dan Suryani. Dua 366 Dirasat Islamiyah bahasa ini sebenarnya merupakan bahasa asal filsafat Yunani sebelum diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Kemampuannya dalam penguasan bahasa Arab ini ditunjukkan dengan penerjemahan istilah Yunani ke dalam bahasa Arab. 1. Pemikiran Filsafat al-Kindi Al Kindi sangat mengapresiasi keberadaan filsafat Islam dalam khazanah kebudayaan Islam. Ia sangat peduli dalam mempertahankan keberadaan filsafat Islam dari kritik lawannya dan ia membangun filsafat yang mempunyai karakter sendiri, yaitu filsafat yang tidak bertentangan dengan isi al al Qur-an. Filsafat dan al Qur-an yang selalu mendorong untuk memper- gunakan akal pikiran sebagai bukti kompromi keduanya. Setiap filosof dalam pandangan al Kindi menjadikan alam supranatural sebagai orientasi utama kinerjanya. Kebenaran yang bersifat supranatural dan lepas dari pengalaman inderawi bersifat abadi dan ada di alam idea. Mencapai kebenaran berarti pula mencapai pula kesempurnaan. Kebenaran yang seperti itu menjadi tujuan para filosof dalam berteori, yaitu teori yang yang mungkin ditindaklanjuti dengan amal perbuatan. Oleh karena itu, al Kindi membagi telaah keilmuan ke dalam telaah teoritis: kajian fisika, matematika dan metafisika, dan telaah praktis: etika, ekonomi dan politik.