Abd. Kadir 57 DIRASAT ISLAMIYAH.

58 Dirasat Islamiyah Walaupun demikian malaikat yang membawa firman kepada Nabi itu bersifat verbatim tanpa perubahan sedikitpun. ﲑﻏ نآﺮﻘﺑ ﺖﺋا ﺎﻧءﺎﻘﻟ نﻮﺟﺮﻳ ﻻ ﻦﻳﺬﻟا لﺎﻗ تﺎﻨﻴﺑ ﺎﻨﺗﺎﻳآ ﻢﻬﻴﻠﻋ ﻰﻠﺘﺗ اذإ ﺎﻣ ﻻإ ﻊﺒﺗأ نإ ﻲﺴﻔﻧ ءﺎﻘﻠﺗ ﻦﻣ ﻪﻟﺪﺑأ نأ ﱄ نﻮﻜﻳ ﺎﻣ ﻞﻗ ﻪﻟﺪﺑ وأ اﺬﻫ ﻢﻴﻈﻋ مﻮﻳ باﺬﻋ ﰊر ﺖﻴﺼﻋ نإ فﺎﺧأ ﱐإ ﱄإ ﻰﺣﻮﻳ Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang tidak mengha- rapkan pertemuan dengan Kami berkata: Datang- kanlah al-Qur-an yang lain dari ini atau gantilah dia. Katakanlah: Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Tuhanku kepada siksa hari yang besar kiamat. QS:Yunus:10:15. Nabi tetap aktif menerima wahyu tahap demi tahap dari permulan ayat pertama sampai terakhir tanpa ketinggalan satu hurufpun. Dengan turunnya ayat secara berangsur-angsur memberi kesempatan kepada umat Islam untuk menghafalnya ayat demi ayat dan mem- berikan kemantapan kepada umat Islam untuk mene- rima dan mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya. Setiap kali ayat turun mendorong umat Islam untuk menghafal dan menulisnya sekaligus. Dengan demikian al Qur-an itu telah terpelihara dari perubahan dan penggantian, karena sejak pertama kali turun sampai ayat terkahir melalui hafalan dan tulisan yang dilakukan oleh umat Islam.

H. Abd. Kadir 59

E. Pemeliharaan al Qur-an Nabi selalu berusaha mencermati secara seksama setiap ayat turun dan menghafalnya di luar kepala. Nabi yang ummi tidak bisa baca tulis menghafalnya sedemi- kian rupa dan membacanya di berbagai kesempatan terutama ketika shalat. Atau membacakannya kepada shahabat-shahabatnya dan memerintahkan mereka untuk menghafalnya pula. Menghafal al Qur-an adalah model mengajarkannya kepada orang lain. Pada zaman Nabi penyampaian al Qur-an didominasi oleh tradisi lisan. Setiap tahun di bulan Ramadhan malaikat Jibril membacakan al Qur-an, bahkan di tahun Nabi mening- gal malaikat Jibril membacakannya di hadapannya sam- pai dua kali. Hal ini dipahami bahwa menjelang akhir hidup Nabi versi final dan lengkap al Qur-an telah selesai. Istilah membaca yang digunakan di sini mengacu pada tradisi seorang murid membacakan seluruh al Qur-an dari awal sampai akhir beberapa kali di hadapan gurunya. Menurut tradisi ini tindakan resital ini dilakukan oleh Nabi dengan malaikat Jibril. Demikian juga praktik menghafal seluruh al Qur-an masih dilakukan kalangan muslim sampai saat ini. Hal demikian dilakukan karena fakta sejarah menunjukkan bahwa Nabi itu buta huruf, sebagaimana disebutkan dalam al Qur-an itu sendiri: ةارﻮﺘﻟا ﰲ ﻢﻫﺪﻨﻋ ﺎﺑﻮﺘﻜﻣ ﻪﻧوﺪﳚ يﺬﻟا ﻲﻣﻷا ﱯﻨﻟا لﻮﺳﺮﻟا نﻮﻌﺒﺘﻳ ﻦﻳﺬﻟا ﻣﺄﻳ ﻞﻴﳒﻹاو مﺮﳛو تﺎﺒﻴﻄﻟا ﻢﳍ ﻞﳛو ﺮﻜﻨﳌا ﻦﻋ ﻢﻫﺎﻬﻨﻳو فوﺮﻌﳌﺎﺑ ﻢﻫﺮ ﻦﻳﺬﻟﺎﻓ ﻢﻬﻴﻠﻋ ﺖﻧﺎﻛ ﱵﻟا لﻼﻏﻷاو ﻢﻫﺮﺻإ ﻢﻬﻨﻋ ﻊﻀﻳو ﺚﺋﺂﺒﳋا ﻢﻬﻴﻠﻋ نﻮﺤﻠﻔﳌا ﻢﻫ ﻚﺌﻟوأ ﻪﻌﻣ لﺰﻧأ يﺬﻟا رﻮﻨﻟا اﻮﻌﺒﺗاو ﻩوﺮﺼﻧو ﻩورﺰﻋو ﻪﺑ اﻮﻨﻣآ . 60 Dirasat Islamiyah yaitu orang-orang yang mengikut Nabi, Nabi yang Ummi, mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang maruf dan melarang mereka mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya al Quran, mereka itulah orang-orang yang beruntung. QS:al A’raf:7:157. Kemampuan menghafal al Qur-an ini didukung oleh kebiasaan mereka menghafal syair-syair sejak sebelum Islam datang. Tradisi mereka adalah memilih syair-syair diperlombakan dan syair terbaik digantung al-Muallaqat di Ka’bah Mekah tempat berkunjungnya orang-orang dari berbagai kafilah, suku, bangsa dan ras. Mereka membaca al-Muallaqat dan menghafalnya sebagai hasil prestasi kebanggan seni sastra bangsa Arab. Kompetisi yang menampilkan pembacaan syair yang rumit tetapi sangat menarik itu kemudian menjadi kom- petensi. Kemampuan semacam ini mereka transfer dalam menghafal al Qur-an. Turunnya al Qur-an secara sporadis dan tidak sekaligus mendukung upaya mereka untuk menghafal ayat demi ayat atau surat demi surat.