Ketrampilan Berhitung Siswa Lambat Belajar

Bagi siswa lambat belajar, mereka juga perlu belajar berhitung. Namun tentunya pelajaran berhitung yang disampaikan kepada siswa lambat belajar berbeda dengan pelajaran matematika atau berhitung pada umumnya. Materi pelajaran berhitung bagi siswa lambat belajar harus lebih kongkrit dan sesuai dengan kebutuhannya. Jika sesuai dengan hal itu maka mereka pun dapat mengikuti pelajaran berhitung dengan baik. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya meskipun siswa lambat belajar mengalami hambatan dalam berhitung akan tetapi siswa lambat belajar juga masih mempunyai potensi dalam berhitung yang bisa dikembangkan dengan menggunakan permainan congklak

3. Media Pembelajaran Congklak

Gagne menyatakan belajar terjadi apabila situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Selanjutnya menurut Morgan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman M. Ngalim Purwanto, 1997: 84. Dari definisi yang dikemukakan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat elemen yang sangat penting yang menjelaskan pengertian tentang belajar yaitu: a belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk, b belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi. Kata pembelajaran dipakai sebagai padanan kata dari kata Bahasa Inggris yaitu instruction. Kata instruction mempunyai pengertian yang lebih luas dari pada pengajaran. Jika kata pengajaran di dalam konteks guru dan siswa di ruang kelas formal, pembelajaran atau instruction mencakup pula kegiatan belajar mengajar yang tidak dihadiri guru secara fisik. Oleh karena dalam instruction yang ditekankan adalah proses belajar, maka usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa kita sebut pembelajaran Sadiman, 1989: 7. Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses pembelajaran banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep. Oleh karena itu, perwujudan proses dapat terjadi dalam berbagai model. Bruce Joice dan Marshal Weil mengelompokkan kedalam empat hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran yaitu: a proses informasi, b perkembangan pribadi, c interaksi sosial, dan d modifikasi tingkah laku Moh. Uzer Usman, 1995: 1. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa media dan proses pembelajaran adalah satu kesatuan yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang baik dan tidak membosankan, guru dan siswa harus bersama-sama aktif. Keaktifan tersebut dapat diwujudkan dengan menggunakan media atau alat peraga. Media atau alat peraga yang digunakan dengan efektif dan efisien dalam proses pembelajaran dapat mengurangi verbalisme siswa dalam memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Media pembelajaran sangat penting pada proses pembelajaran. Guru berperan penting dalam memanfaatkan media dan sumber belajar tersebut Dimyati, 2009: 36. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran merupakan hal yang penting, bukan sekedar keinginan untuk berprestasi. Ketika siswa merasa senang dalam proses pembelajaran maka selanjutnya kegiatan pembelajaran akan berjalan lancar dan sesuai yang diharapkan. Untuk siswa lambat belajar, media pembelajaran yang sesuai adalah yang berhubungan dengan permainan. Freun berpendapat bahwa bermain merupakan cara seeorang untuk membebaskan diri dari berbagai tekanan yang kompleks dan merugikan. Melalui kegiatan bermain perasaan menjadi lega, bebas dan berarti. Mengingat pentingnya bermain untuk siswa lambat belajar, dewasa ini aktivitas bermain dikembangkan menjadi play therapy. Terapi permainan yang diperuntukan bagi siswa lambat belajar bukan sembarang permainan tetapi harus sesuai kondisi fisik dan psikisnya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memilih format belajar pada siswa. Dr. Coolie Verner membedakan tiga elemen dalam proses pendidikan yang mempunyai fungsi berbeda, yaitu: 1 metode, yaitu suatu pengorganisasian peserta untuk tujuan pendidikan, 2 teknik, yaitu bermacam cara dimana tugas-tugas belajar diatur untuk memfasilitasi belajar, 3 alat, yaitu segala sesuatu atau kondisi yang didayagunakan untuk meningkatkan teknik dan membuat belajar lebih terarah Zainudin Arif,1986: 43,44. Permainan dalam pembelajaran matematika di sekolah bukan untuk menerangkan melainkan suatu cara atau teknik untuk mempelajari atau membina ketrampilan dari suatu materi tertentu, secara umum cocok untuk membantu mempelajari fakta dan ketrampilan. Beberapa pakar pendidikan mengatakan bahwa tujuan utama digunakan permainan dalam pembelajaran matematika adalah untuk memberikan motivasi kepada siswa agar menjadi senang. Apabila guru berniat merencanakan kegiatan permainan matematika dalam pembelajaran, maka guru perlu mengkaji topik yang tepat untuk kegiatan yang didukung oleh permainan. Dari hasil kajian tersebut guru dapat memilih atau mengidentifikasi permainan yang bertujuan meningkatkan ketrampilan matematika dan digunakan dalam waktu serta situasi yang tepat Sukayati, 2003: 14. Teknik dalam permainan congklak sangatlah mudah untuk dilakukan atau bisa dibilang tidak rumit sehingga mudah untuk meningkatkan ketrampilan berhitung. Melihat siswa lambat belajar adalah siswa yang tidak suka dengan keribetan dan congklak ini sangat mudah untuk dimainkan, maka diyakini congklak bisa mengembangkan ketrampilan berhitung siswa lambat belajar.