Hasil penelitian terdahulu Pendahuluan

Dalam penelitian ini dengan TPS mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran statistika siswa kelas XII TKJ 1 SMK Negeri 1 Klaten tahun ajaran 20132014. Apabila keaktifan siswa meningkat sangat dimungkinkan kemampuan siswa untuk menyelesaikan statistika matematika juga akan meningkat. Yang pada akhirnya prestasi siswa akan lebih baik.

2. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas classroom action research. Subjek penelitian yang diambil siswa kelas XII TKJ 1 SMK Negeri 1 Klaten tahun ajaran 20132014, sebanyak 35 siswa 12 diantaranya laki-laki. Objek penelitian ini adalah keaktifan siswa kelas XII TKJ 1 tahun ajaran 20132014 dengan tindakan strategi Think Pair Share. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian model Kemmis dan Taggart dalam [1] yang dilaksanakan dengan dua siklus di mana setiap siklus melalui empat tahapan, yakni; 1 tahap perencanaan, 2 tahap pelaksanaan, 3 tahap observasi dan evaluasi, 4 tahap refleksi. Metode dan instrumen pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian tindakan ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Metode dan instrumen pengumpulan data No. Jenis Data Metode Instrumen Waktu 1. Keaktifan siswa siswa dalam proses pembelajaran matematika primer Pengamatan Lembar pengamatan Saat pelaksanaan pembelajaran 2. Kemampuan menyelesaikan masalah matematika sekunder Tes Tes tertulis Akhir siklus Data keaktifan siswa diperoleh dengan mengamati kegiatan siswa saat pembelajaran oleh penulis dan guru observer. Kriteria keaktifan siswa dapat dilihat pada rentang kualitas sebagai berikut; Tabel 2. Rentang kualitas Nilai pengamatan Kualitas ≥ 75 Keaktifan Baik sekali 50 ≤ n 75 Keaktifan Baik 25 ≤ n 50 Keaktifan Cukup n 25 Keaktifan Kurang Data kemampuan siswa menyelesaikan masalah matematika diperoleh dengan cara tes tertulis pada setiap akhir siklus kemudian dianalisis untuk mendeskripsikan nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata-rata, dan ketercapaian ketuntasan. Indikator ketercapain penelitian ini manakala siswa mengalami peningkatan aktivitasnya dalam proses pembelajaran matematika. Dengan meningkatnya keaktifan siswa diikuti meningkatnya dampak pengiring, yakni meningkatnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

3.1. Hasil penelitian

Penelitian tindakan kelas ini terlaksana secara terjadwal sesuai dengan jadwal pembelajaran matematika, sehingga tidak mengurangi hak siswa untuk belajar. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus, yang masing-masing siklus terlaksana dalam dua tahap. Dari siklus I diketahui bahwa keaktifan siswa meningkat dari keaktifan level 59 menjadi keaktifan level 70. Meningkatnya level keaktifan diikuti dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah statistika sebagai dampak pengiringnya. Kenaikan dampak pengiring kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah statistika yakni dari rata-rata 66,86 di kondisi awal menjadi rata-rata 79,43 di akhir siklus I, dari ketuntasan 25, 71 di kondisi awal menjadi 80 di akhir siklus I. Dari siklus II diketahui bahwa keaktifan siswa meningkat dari keaktifan level 70 baik menjadi keaktifan level 75 sangat baik. Meningkatnya level keaktifan di siklus II masih tergolong keaktifan yang baik dan diikuti dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Kenaikan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah statistika yakni dari rata-rata 79,43 di kondisi akhir siklus I menjadi rata-rata 87,29 di akhir siklus II, dengan ketuntasan 80 di kondisi akhir siklus I menjadi 94,29 di akhir siklus II Tabel 3. Nilai siswa dari kondisi awal sampai akhir siklus II Nilai Persentase ketuntasan Rata-rata Terendah Tertinggi Kondisi awal 66,86 50 90 28,57 Siklus I 79,86 100 80 Siklus II 87,29 45 100 94,29 Dari tabel di atas terlihat adanya penurunan nilai terendah yang tidak konsisten. Hal ini disebabkan adanya indikasi beberapa siswa „bina lingkungan‟ yaitu siswa yang tidak memenuhi kriteria minimal sebagai siswa SMK tetapi diterima atas dasar rekomendasi pejabat sebagai bentuk pembinaan lingkungan. Setelah dilaksanakan penelusuran objek siswa didapatkan informasi bahwa dari beberapa siswa yang tidak konsisten tersebut terjadi penyimpangan keaktifan. Hal-hal yang menyebabkan penyimpangan antara lain remidi dilaksanakan berulangkali tetap saja belum menunjukkan perbaikan, diberikan tugas secara individu tidak pernah dikumpulkan. Kalaupun tugas dikumpulkan harus teman satu kelas yang membantu untuk mengerjakan dan mengumpulkannya.