CL-STAR Cooperative Learning with Score Target

yang telah ditentukan oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Anderson 2010 bahwa target atau tujuan akan membantu kita memfokuskan perhatian dan tindakan. Melalui tujuan target kegiatan perencanaan, penentuan strategi, menginventarisir kekuatan dan kelemahan, pengumpulan sarana, pelaksanaan dan evaluasinya bisa disusun. Skor target dimaksudkan agar setiap anggota team fokus pada tujuan yang hendak dicapai dalam menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya Suherman,2003:260. Skor target juga merupakan salah satu tujuan atau sasaran yang akan mengarahkan masing-masing individu kelompok untuk mencapai performance terbaiknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Jansen 2008:136 bahwa sasaran terbaik adalah sasaran yang dihasilkan oleh siswa sendiri. Demikian juga agar team meraih keberhasilan, dibutuhkan orang-orang yang bertindak dengan tujuan dan target, mampu menetapkan fokus, dan produktif Maxwell, 2012. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Quayyid 2005:127 bahwa kesuksesan dalam berbagai bentuk dan tingkatannya, dipusatkan pada dua hal, yaitu tujuan target dan sarana cara. Dengan redaksi berbeda Sibermen 2006:207 menyebutkan bahwa belajar yang timbul dari keinginan sendiri acapkali lebih mendalam dan lebih permanen ketimbang belajar yang diarahkan oleh guru. Target yang ditetapkan oleh individu harus spesifik, terukur, bisa dilakukan, nyata, dan didasarkan pada waktu Jackman,2006. Tujuan yang spesifik mengandung pengertian bahwa tujuan atau target individual siswa atau kelompok harus jelas, tertulis dan diberitahukan kepada anggota kelompok lainnya. Hal ini dimaksudkan agar tujuan individu dalam kelompok menjadi penopang untuk mencapai tujuan kelompok dalam kegiatan pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif Skor Target CL-STAR merupakan modifikasi dari langkah-langkah pembelajaran STAD Slavin, 2005, adalah sebagai berikut: Gambar 1. Tahap-tahap Pembelajaran CL-STAR Pra Pembelajaran: 1 Guru menyampaikan skenario pembelajaran. Pada tahap ini guru menguraikan secara lengkap keseluruhan skenario pembelajaran sejak awal siklus sampai akhir siklus. Skenario tersebut meliputi pembagian kelompok, peran dan tugas yang akan dilaksanakan oleh siswa baik secara individu maupun kelompok, tugas, dan alat-alat yang harus disiapkan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. 2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Tujuan pembelajaran disampaikan oleh guru kepada secara lesan dan tertulis kepada siswa. Siswa diberi kesempatan untuk menyimak dan membaca sebagian RPP yang dikembangkan oleh guru. Siswa perlu diberikan motivasi berkaitan dengan manfaat yang akan diperoleh melalui kegiatan pembelajaran model CL-STAR ditinjau dari aspek akademis maupun sosial. 3 Siswa diorganisasikan ke dalam kelompok kooperatif terdiri dari 4-5 siswa. Dalam kelompok, siswa diarahkan untuk menunjuk ketua kelompok dalam rangka mempersiapkan kegiatan diskusi dan penyelesaian tugas kelompok sesuai dengan skenario yang telah diuraikan guru. 4 Siswa menentukan target individu dan kelompok pada instrument target yang telah disiapkan. Tahap Pembelajaran 1 Siswa menerima tugas untuk didiskusikan dalam kelompok. Guru perlu memastikan bahwa setiap siswa telah memiliki peran yang harus dilakukan dalam diskusi kelompok. Tugas bisa berbentuk lembar kerja atau uraian materi beserta evaluasi yang diambil dari sumber tertentu. 2 Siswa bekerjaberdiskusi dalam kelompok Kegiatan diskusi melibatkan semua siswa dan dipimpin oleh ketua kelompok. 3 Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok Hasil kerja kelompok dipresentasikan secara variatif baik secara individual mewakili kelompok atau secara bersama oleh semua anggota kelompok. 4 Tanya jawab dan refleksi oleh guru dan siswa Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah beberapa atau semua kelompok mempresentasikan hasil kegiatannya. 5 Kuis individu. Kuis individu dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman masing-masing individu atau kelompok pada materi yang telah didiskusikan. 6 Penghargaan kelompok Penghargaan diberikan guru kepada kelompok dan individu siswa sesuai dengan indicator yang telah disampaikan di awal kegiatan pembelajaran. Tahap Pasca Pembelajaran 1 Siswa melakukan evaluasi target secara individu dan kelompok Evaluasi dilakukan siswa secara bersama dengan membandingkan pencapaian individu dan kelompok dalam kuis individu. Hasil evaluasi dijadikan sebagai dasar oleh kelompok untuk merencanakan kegiatan remedial atau pengayaan oleh kelompok di luar kegiatan pembelajaran. 2 Siswa merekonstruksi target berdasarkan hasil evaluasi pencapaian target individu dan kelompok dalam pembelajaran sebelumnya.

4. Kajian Hasil Penelitian

Dari kajian hasil penelitian tindakan kelas penerapan CL-STAR terhadap siswa kelas IXD SMP N 1 Ngadirejo tahun ajaran 20092010 pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung yang dilakukan oleh penulis, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1. Persentase sikap siswa NO Aspek Sikap Siklus Katagori Kurang Cukup Baik Sangat Baik n n n n 1 Percaya Diri I 0.00 24 75.00 6 18.75 2 6.25 II 0.00 20 62.50 8 25.00 4 12.50 III 0.00 17 53.13 7 21.88 8 25.00 Rata- rata 0.00 63.54 21.88 14.58 2 Tanggung Jawab I 0.00 2 6.25 18 56.25 12 37.50 II 0.00 1 3.13 17 53.13 14 43.75 III 0.00 1 3.13 16 50.00 15 46.88 Rata- rata 0.00 4.17 53.13 42.71 3 Kerjasama I 1 3.13 4 12.50 13 40.63 14 43.75 II 0.00 3 9.38 12 37.50 17 53.13 III 0.00 3 9.38 9 28.13 20 62.50 Rata- rata 1.04 10.42 35.42 53.13 Katagori sikap kurang, cukup, baik, dan sangat baik mengandung pengertian sebagai berikut: 1 kurang jika siswa memenuhi paling banyak 1 kriteria sikap, 2 cukup jika siswa memenuhi 2 kriteria sikap, 3 baik jika siswa memenuhi 3 kriteria sikap, 4 sangat baik jika siswa memenuhi 4 kriteria sikap. Pada aspek pengetahuan, kriteria pengetahuan baik jika siswa telah mencapai atau melampaui kriteria ketuntasan minimal KKM mata pelajaran matematika yaitu 7,5. Tabel 2. Pencapaian kriteria ketuntasan minimal KKM pada tiap siklus No Aspek Pengetahuan Siklus I Siklus II Siklus III 1 Rata-rata 85.16 86.33 81.41 2 Banyaknya siswa yang mencapai atau melampaui KKM 26 28 28 Dari hasil pengamatan terhadap 32 siswa yang terlibat dalam kegiatan kelompok pada siklus I diperoleh informasi bahwa 24 siswa teridentifikasi memiliki percaya diri kategori cukup yaitu terlibat dalam aktivitas kelompok, 6 siswa telah menunjukkan sikap percaya diri kategori baik yaitu tidak saja terlibat aktif dalam aktivitas kelompoknya tetapi juga percaya diri dalam mengemukakan gagasan, berargumentasi, dan mengkomunikasikan gagasan pada siswa lain, 2 siswa bahkan mampu melakukan presentsi di depan kelas. Namun demikian, 75 siswa masih belum dikatakan memiliki rasa percaya diri yang baik. Menurut hasil refleksi, penyebab dari besarnya siswa yang belum memiliki rasa percaya diri adalah materi yang belum benar-benar dipahami oleh masing-masing anggota kelompok. Dalam aspek tanggung jawab, 2 siswa teridentifikasi belum mampu menyelesaikan tugas dalam kelompok dan belum mampu memenuhi target yang telah ditentukan. Selebihnya 30 siswa telah menunjukkan tanggung jawab dengan kategori baik atau sangat baik dalam menyelesaikan tugas kelompok. Pada aspek kerjasama, 1 siswa teridentifikasi memiliki kategori kurang karena belum mau terlibat secara aktif dalam menyelesiakan tugas kelompok, 4 siswa telah terlibat dalam penyelesaian tugas tetapi belum bisa menyelesaikan semua tugas yang disepakati oleh kelompok, 27 siswa memiliki kategori bekerjasama baik atau sangat baik karena telah secara aktif bekerjasama dalam menyelesiakan tugas kelompok, berbagi gagasan dalam menyelesaikan tugas kelompok dan berperan dalam mencapai target kelompok . Bila dibandingkan siklus I, II, dan III terjadi peningkatan jumlah siswa pada aspek sikap percaya diri dengan kategori sangat baik yaitu dari 6,25 pada siklus I menjadi 12,50 pada siklus II, dan 25 pada siklus III. Sebaliknya terjadi penurunan jumlah siswa yang memiliki sikap percaya diri kategori cukup dari 75, 62,5, dan 53,13. Peningkatan juga terjadi pada sikap tanggung jawab pada kategori sangat baik yaitu dari 37.5, 43,75, dan pada siklus III prosentase menjadi 46,88. Meskipun jumlah siswa dengan kategori baik mengalami penurunan prosentase dari 56,25, 53,13, dan 50,00. Hal ini disebabkan karena beberapa siswa yang memiliki kategori baik pada sisklus sebelumnya berhasil memperoleh kategori sangat baik pada siklus berikutnya. Pada aspek sikap bekerjasama jumlah siswa dengan kategori cukup relative konstan pada dua siklus terakhir yaitu berawal dari 12,50 pada siklus awal menjadi 9,38 pada siklus II dan III. dari pada kategori baik atau sangat baik yaitu meningkat sebanyak 1 siswa.