Subjek Penelitian Metode Penelitian

3.3 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Subyek penelitian diberikan instrumen kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dan yang telah didiskusikan dengan beberapa pakar. Kuesioner memuat 15 pertanyaan yang berkaitan dengan pemahaman guru-guru tentang kurikulum 2013 dan kemampuan mereka mengimplementasikannya. Setelah kuesioner diisi dan dilakukan wawancara, hasil pekerjaanya dianalisis dan selanjutnya disimpulkan.

4. Hasil dan Pembahasan

Untuk ujicoba implementasi kurikulum 2013 di Kupang, dipilih 19 sekolah dari tingkat SD sampai SMASMK. Penelitian ini dilakukan pada 8 sekolah dengan perinciaan 4 SD dan 4 SMP. Pengisian kesioner dan wawancara dilakukan pada 9 guru SD dan 7 guru matematika SMP. Dalam penelitian ini, diteliti beberapa aspek yang berkaitan dengan implementasi kurikulum yaitu keikutsertaan guru dalam pelatihan, analisis buku guru dan siswa, penyusunan RPP, Penyusunan Instrumen penilaian, pandangan guru tentang kurikulum 2013 dan KTSP. Hasil penelitian untuk setiap aspek dapat diuraikan di bawah ini. a. Keikutsertaan guru dalam Pelatihan Kurikulum 2013 Semua guru yang mengimplementasikan kurikulum 2013 telah mengikuti bimbingan teknis atau pelatihan implementasi kurikulum 2013 baik oleh guru inti, pengawas, LPMP maupun oleh instruktur nasional. Pelatihan atau bimbingan teknis ini dilakukan dalam 3 atau 4 hari yang menurut para guru terlalu singkat untuk memahami suatu kurikulum dan bagaimana mengimplementasikannya. Bahkan dua orang guru mengatakan bahwa para nara sumber pun kelihatan belum memahami dengan baik kurikulum tersebut sehingga menambah kebingungan para peserta pelatihan. Terdapat 37,5 guru yang mendapatkan pelatihan dari guru inti, mengikuti pelatihan oleh LPMP dan Instruktur inti masing-masing 25, dan sisanya pelatihan oleh pengawas sekolah. Berdasarkan hasil pengisian angket dan wawancara, terdapat 43,75 guru yang merasa belum siap untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 karena pemahaman mereka masih sangat terbatas. Terdapat 68,75 guru yang mengatakan belum memahami secara keseluruhan kurikulum 2013. Mereka juga belum memiliki buku panduan implementasi kurikulum 2103 sehingga pada umumnya mereka mengimpelementasikannya sejauh pemahaman mereka. Mereka belum melakukan evaluasi apa yang mereka lakukan benar atau salah. Keterbatasan pemahaman ini membuat sebagian guru 18,75memiliki persepsi yang negatif terhadap kurikulum 2013. b. Analisis buku guru dan buku siswa Pada umumnya semua guru telah menganalisis baik buku guru maupun buku siswa. Kedalaman materi pada kedua buku baik untuk SD maupun SMP masih dangkal. Hal ini didasari bahwa penekanan utama dalam pembelajaran matematika pada kemampuan kognitif. Seseorang akan terampil menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari apabila dia memahami konsep matematika dengan baik. Karena memahami konsep matematika membutuhkan pemikiran kemampuan kognitif. Sebesar 56,25 guru yang berpendapat bahwa perlu pembahasan yang lebih mendalam tentang konsep matematika. Sehingga guru dan siswa harus mencari referensi lain karena banyak soal dalam LKS tidak dibahas dalam buku-buku tersebut. Urutan materi dalam buku tidak beraturan. Pada buku untuk kelas IV SD tentang pecahan diberikan contoh menggunakan diagram venn, sementara materi diagram ven belum diajarkan. Pada buku guru SD hanya dipaparkan langkah-langkah pembelajaran. Uraian materi sangat sedikit. Begitupun untuk buku siswa tidak banyak soal-soal latihan. Padahal siswa membutuhkan banyak latihan untuk memahami suatu konsep. Sebanyak 3 orang guru kelas 1 SD mengatakan bahwa materi dalam buku sudah bagus apabila yang ditekankan dalam pembelajaran adalah sikap dan keterampilan karakter. Namun ini agak sulit diterapkan untuk kelas-kelas tinggi, bahkan kelas 4 SD. Hal ini disebabkan karena di kelas tinggi pembentukan karakter tidak menjadi prioritas utama tetapi perlu dipertimbangkan juga aspek pengetahuannya. Berikut ini, pendapat salah satu guru SD berkaitan dengan analisis buku: Gambar 1 . Contoh Tanggapan terhadap Analisis Buku Guru Dalam buku guru dan siswa terdapat beberapa kesalahan. Kesalahan meliputi kesalahan konsep dan kesalahan pengetikan. Hal ini pasti membingungkan siswa dan guru. Apalagi bagi guru yang berlatar belakang bukan pendidikan matematika. Karena di beberapa SMP, yang mengajar matematika bukan guru yang berlatar belakang pendidikan matematika bahkan ada kepala desa yang berlatar belakang SMA mengajar matematika. Karena keterbatasan pengetahuan, mereka cenderung beranggapan bahwa buku yang diterbitkan oleh kementerian pendidikan pasti selalu benar. Buku-buku ini tidak bisa dikatakan sebagai referensi utama karena guru dan siswa harus mencari lagi referensi lain yang membahas materi secara mendalam. Penguraian konsep- konsep dasar belum mendalam. Setiap contoh soal memiliki alternatif penyelesaian yang terlalu banyak. Hal ini membuat siswa dan guru tidak kreatif dan kritis. Sebaiknya pada buku siswa diberikan satu alternatif penyelesaian sehingga siswa kreatif dan kritis menemukan alternatif penyelesaian yang lain. Sedangkan pada buku guru diberikan banyak alternatif penyelesaian agar menjadi panduan untuk mereka dalam memotivasi siswa dalam membangun berpikir kritis dan kreatif. Beberapa alternatif penyelesaian membingungkan dan tidak sesuai dengan masalah. c. Merancang RPP Semua guru telah merancang RPP menggunakan pendekatan scientific. Terdapat 75 guru yang mengalami kesulitan karena harus merancang RPP setiap hari untuk satu pembelajaran