Pembinaan Olimpiade Matematika di SMA

Sedangkan contoh isi pelaksanaan kegiatan olimpiade matematika di SMA dapat dibuat seperti di bawah ini. a Rekrutmen peserta kegiatan Rekrutmen peserta kegiatan olimpiade matematika berdasarkan kebutuhan, potensi, bakat, dan atau minat peserta didik terhadap matematika. Rekrutmen peserta ditujukan untuk kelas X dan dapat diadakan pada awal tahun pelajaran baru sekitar minggu kedua Juli. Misalnya, peserta didik yang mempunyai nilai rata-rata matematika di buku Laporan Pendidikan SMP  80 dan nilai matematika pada Ujian Nasional UN SMP  8,0 dapat ikut seleksi masuk menjadi anggota klub. Sedangkan untuk peserta didik kelas XI semester 3 sudah menjadi anggota senior pada masing-masing klub. Untuk peserta didik kelas XII tidak diikutsertakan dalam seleksi ini, karena mereka akan memusatkan diri dalam menghadapi UN. b Penyiapan perlengkapan, materi pembinaan, dan pembuatan soal-soal latihan Guru pembina seharusnya memiliki buku-buku olimpiade matematika, buku-buku referensi matematika, makalahartikel dan soal-soal olimpiade matematika yang bisa diunduh lewat internet. Buku-buku tersebut sangat berguna untuk membuat materi pembinaan dan pembuatan soal-soal matematika untuk tiap-tiap latihan. Sebaiknya guru pembina membuat modul pembinaan sendiri, yang berisi: materi pelajaran dan Lembar Kerja Siswa LKS. Di dalam LKS sebaiknya memuat: beberapa langkah penyelesaian soal yang harus diteruskan oleh peserta didik untuk menjawabnya, soal-soal latihan, dan soal-soal pekerjaan rumah PR. Bentuk soal-soal latihan berupa soal uraian berjumlah 5 buah. Jumlah soal-soal untuk tugas PR dapat berjumlah 3-5 buah soal uraian singkat. Sebagai pegangan guru, pembina harus membuat kunci penyelesaian dari soal-soal tersebut. Guru pembina juga harus membuat Daftar Hadir Peserta untuk setiap kali diadakan pembinaan. c Penyiapan pelaksana kegiatan Guru pembina membawa buku-buku olimpiade matematika, modul pembinaan OSN bidang Matematika, dan Daftar Hadir Peserta. Buat kelompok diskusi masing-masing beranggotakan 3-5 orang. Guru pembina membuat peringkat nilai peserta berdasarkan hasil dari rekrutmen peserta. Pembagian kelompok didasarkan pada prinsip keadilan dan heterogin, baik dari segi kemampuan belajar maupun jenis kelamin. Misalnya, setiap kelompok terdapat 2-3 anak pintar yang mempunyai nilai rata-rata di buku Laporan Pendidikan SMP  85 dan nilai matematika UN SMP  8,5, serta pembagian jenis kelamin diusahakan merata. Hal ini dilakukan agar setiap kelompok diskusi bisa ‟hidup‟ dan seimbang. Dalam melaksanakan pembinaan latihan, setiap pertemuan direncanakan memerlukan waktu 2 jam penuh. d Kegiatan awal menyiapkan peserta: 15 menit Pada kegiatan ini, guru pembina: a mengecek kehadiran peserta didik, b menanyakan hasil PR yang telah dibuat oleh peserta dan membahas soal-soal yang tidak bisa dijawab oleh peserta didik, c memberikan motivasi dan apersepsi, dan d membuat kelompok- kelompok diskusi kecil yang terdiri dari 3-5 orang. e Kegiatan inti 95 menit i Guru pembina memberikan LKS olimpiade matematika ke setiap kelompok. ii Pada LKS, guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi ke dalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Guru berkeliling memberikan bimbingan seperlunya. iii Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya. iv Guru pembina memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya. v Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. vi Menyeleksi berbagai pendapat sehingga didapat jawaban yang benar. vii Secara individual, peserta didik mengerjakan soal-soal latihan dan hasilnya dikumpulkan di meja guru. viii Bersama-sama dengan peserta didik menyelesaikan soal-soal latihan. f Kegiatan akhir 10 menit Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok kecil hendaklah dilakuan hal-hal sebagai berikut: i Bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan. ii Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya. iii Guru pembina memberikan soal-soal untuk tugas PR. g Pelaksanaan seleksi olimpiade matematika di tingkat sekolah Seleksi olimpiade matematika di tingkat sekolah dapat dilaksanakan pada minggu pertama atau kedua Desember. Jenis soal pada seleksi ini berpedoman pada seleksi olimpiade matematika tingkat kabupaten yang berbentuk soal uraian, berjumlah 20 buah, dan waktu pengerjaan sebanyak 120 menit. Setelah guru pembina mengoreksi jawaban anak, kemudian dimasukkan ke daftar nilai. Nilai akhir yang didapat peserta didik menggunakan rumus: = Keterangan: = nilai akhir RT = nilai rata-rata tugasPR RH = nilai rata-rata ulangan harian US = nilai ulangan seleksi tingkat sekolah h Pelaksanaan seleksi olimpiade matematika di tingkat kabupatenprovinsinasional internasional Seleksi olimpiade matematika di tingkat kabupaten biasanya dilaksanakan pada minggu pertama April. Soal seleksi dibuat oleh panitia pusat. Jenis soal pada seleksi ini berbentuk soal uraian, berjumlah 20 buah, dan waktu pengerjaan sebanyak 120 menit. Materi soal jenis pemecahan masalah problem solving yang agak sederhana. Bagi peserta didik yang nilai akhir pada seleksi olimpiade matematika di tingkat sekolah termasuk dalam kelompok 3 besar terbaik, maka berhak untuk mengikuti seleksi olimpiade matematika tingkat kabupaten. Kriteria khusus peserta OSN bidang Matematika tingkat kabupaten tahun 2013 adalah: a siswa SMPMTs kelas IX, SMAMA kelas X dan XI, b memiliki nilai matematika tidak kurang dari 7,5 skala 10 atau  75 skala 100, dan c belum pernah mengikuti pembinaan nasional tahap ke-3. Kemdikbud, 2013:11. Dalam mengikuti seleksi ini, peserta diharapkan tetap relaks dan dengan hati yang gembira. Seleksi tingkat provinsi dilakukan melalui tes tertulis sebanyak 20 soal isian singkat dan 5 soal uraian. Materi soal berupa masalah-masalah problem solving tingkat menengah. Soal seleksi tingkat provinsi dibuat oleh panitia pusat dan dibuat sama untuk seluruh Indonesia. Hal ini disebabkan untuk menjaring calon peserta OSN menggunakan sistem passing grade, yaitu juara I untuk setiap provinsi berapapun nilainya akan langsung diundang mengikuti OSN. Sedangkan peringkat II dan seterusnya untuk masing-masing provinsi, nilainya akan diranking secara nasional dan akan diambil sekitar 50 siswa terbaik dari hasil ranking nasional tersebut. Seleksi OSN bidang studi matematika SMA tingkat nasional diadakan setiap bulan September. Tes dilaksanakan dalam dua hari dengan rincian kegiatan sebagai berikut: a. Hari I, setiap peserta menyelesaikan 4 soal uraian dalam waktu 180 menit b. Hari II, setiap peserta menyelesaikan 4 soal uraian dalam waktu 180 menit Materi soal untuk OSN berupa problem solving tingkat lanjut. Nilai maksimal untuk setiap soal adalah 7 disesuaikan dengan sistem penilaian di IMO. Wiworo, 2009:8-9. i Evaluasi Evaluasi terhadap hasil dan proses penyelenggaraan tahap-tahap pelaksanaan kegiatan. Dalam evaluasi tersebut dihasilkan kualitas pencapaian peserta didik dalam kegiatan olimpiade matematika. Depdiknas, 2006:49-50, Taufik, 2002:40-41. Sebagai pertanggung jawaban terhadap sekolah, guru pembina wajib membuat laporan kegiatan olimpiade matematika yang isinya meliputi: 1 jenis kegiatan, 2 waktu kegiatan, 3 sasaran kegiatan, 4 tahap- tahap kegiatan, 5 hasil evaluasi: termasuk di dalamnya evaluasi hasil dan proses kegiatan, 6 faktor penunjang dan pendukung, dan 7 rekomendasi. Laporan kegiatan ini disampaikan kepada kepala sekolah dan pemangku kepentingan lainnya misalnya: pengawas pembina atau ketua komite sekolah.

4. Kesimpulan dan Saran

Dari uraian di atas, maka penulis mengambil kesimpulan di bawah ini. 1. Peserta didik agar sukses dalam belajar olimpade matematika, maka diperlukan kiat-kiat khusus dalam belajar olimpiade matematika, yaitu: 1 memahami konsep, 2 memiliki ketekunan, motivasi yang kuat, dan hati gembira, 3 memiliki keberanian untuk mencoba, 4 berpikir secara kreatif, 5 aktif bertanya ke guru matematika atau guru pembina dan mau mencari materi olimpiade dari berbagai sumber belajar, 6 mempunyai kemampuan untuk transfer of learning transfer belajar, 7 dapat berpikir dan bekerja secara matematis thinking and working mathematically, dan 8 mau belajar secara sungguh- sunguh dan diiringi dengan do‟a yang ikhlas. 2. Bagi pembina olimpiade matematika, ada tiga tahap kegiatan yang harus dibuat, yaitu: 1 membuat rencana kegiatan, 2 melaksanaan kegiatan, dan 3 membuat laporan kegiatan. Dalam belajar olimpiade matematika, peserta didik akan menemui soal-soal yang sulit dan tidak rutin, maka guru pembina bisa menggunakan metode diskusi kelompok kecil agar peserta didik tidak berpikir sendirian dan dapat bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan olimpiade matematika. Dengan terjadinya diskusi antara pembina dan peserta didik akan saling memperkaya ilmu dan akan saling belajar. Penulis berpendapat bahwa dengan menggunakan metode diskusi kelompok kecil maka akan terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik pada olimpiade matematika di SMA. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat menyarankan hal-hal berikut. 1. Bagi peserta didik, diharapkan agar sukses dalam belajar olimpade matematika, maka diperlukan kiat-kiat khusus dalam belajar olimpiade matematika di atas. 2. Bagi guru pembina olimpiade matematika, diharapkan melaksanakan tiga tahap kegiatan, yaitu: 1 membuat rencana kegiatan, 2 melaksanaan kegiatan, dan 3 membuat laporan kegiatan. Di samping itu, guru pembina diharapkan dapat menggunakan metode diskusi kelompok kecil sebagai metode alternatif dalam pembinaan olimpiade matematika di SMA. Daftar Pustaka Depdiknas. 2006. Model Pengembangan Diri SDMISDLB - SMPMTsSMPLB – SMAMASMALB SMK. Jakarta: Puskur Balitbang. . 2008a. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan. . 2008b. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta: Dit. Tendik Ditjen PMPTK. Kemdikbud. 2012. Panduan Umum Olimpiade Sains Nasional XI SD, SMP, SMA, PKLK Dikdas, dan PKLK Dikmen, dan Guru. Jakarta: Ditjen Dikmen. Kusnandi. 2012. Pembinaan Olimpiade Matematika untuk Guru SMAMA di Kabupaten Sungai Liat Provinsi Bangka Belitung online. Setneg RI. 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 tahun 2009 tentang Guru. Sembiring, Suah. 2002. Olimpiade Matematika untuk SMU. Bandung: Yrama Widya. Setya Budhi, Wono. 2004. Langkah Awal Menuju ke Olimpiade Matematika. Jakarta: Ricardo. Taufik, Nur Isnaini. 2002. Membina Lomba Cepat Tepat di Sekolah. Majalah Suara Guru, 6 LII, 40-41. Wiworo. 2004. Metode Pembinaan untuk Menghadapi Olimpiade Matematika SMP. Buletin LIMAS. Yogyakarta: PPPPTK Matematika. . 2009. OSN Matematika SMA. Yogyakarta: PPPPTK Matematika. . 2012. Seri Menjadi Juara Olimpiade Matematika I. Tersedia dalam http:olimpiade.p4tkmatematika.org?p=43 online. www.imo-official.orgresults.aspx. 2013. Results - International Mathematical Olympiad online.