Motivasi Motivasi dan Model Pembelajaran STAD

Menurut Sardiman 2012: 83 motivasi yang ada pada setiap individu memiliki ciri-ciri: a tekun menghadapi tugas, b ulet menghadapi kesulitan, c menunjukkan minat terhadap bernacam-macam masalah, d Dapat mempertahankan pendapatnya, e Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, dan f Senang mencari dan memecahkan masalah soal- soal. Menurut Oemar Hamalik 2012 : 173-174 motivasi mengandung 3 unsur yang saling berkaitan sebagai berikut: 1 motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi; 2 motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan ;3 motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Sardiman 2012: 39, seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut sebagai motivasi. Berdasarkan definisi diatas pengertian motivasi adalah suatu kondisi psikologi manusia yang mendorong untuk memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan. Tanpa ada motivasi dari diri sendiri, proses belajar akan kurang berhasil. Dengan demikian motivasi merupakan hal yang penting karena memiliki pengaruh dalam upaya peningkatan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu, motivasi harus selalu dijaga dan ditingkatkan.

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Istilah model pembelajaran dibedakan dari istilah strategi pembelajaran, metode pembelajaran, atau prinsip pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai ciri- ciri yaitu : rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai Materi Pelatihan Terintegrasi Departemen Pendidikan Nasional, 2004 :4 Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran Materi Pelatihan Terintegrasi Departemen Pendidikan Nasional, 2004 : 11. Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri- ciri : a. Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif. b. Kelompok dbentuk dari siswa- siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. c. Jika dalam kelas, terdapat siswa- siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompoknya terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula. d. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. Model Pembelajaran STAD Student Teams Achievement Divisions STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif. Model STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dari universitas John Hopkins. Menurut Sugiyanto 2010 : 40 model STAD Student Teams Achievement Divisions dipandang sebagai model pembelajaran yang paling sederhana dan paling langsung dari model pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti. Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut: 1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.. 2. Guru menyajikan pelajaran. 3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. 4. Guru memberi kuis pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. 5. Memberi evaluasi. 6. Penutup. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Teams Achievement Divisions diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII G SMP N 1 Yogyakarta dengan melihat hasil peningkatan rata-rata nilai angket motivasi siswa setiap siklusnya.

3. Metodologi

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran dikelas dalam penelitian ditekankan adanya peningkatan motivasi belajar. Guru mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran matematika di kelas VIII G. Peneliti berperan sebagai perencana, pengumpul data, dan pelapor hasil penelitian. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, menyiapkan Lembar Kerja Siswa LKS, insrumen penelitian, pelaksana rancangan pembelajaran sekaligus sebagai observer dengan dibantu guru lain. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 diawali dengan membuat RPP tentang materi yang akan diajarkan, membuat Lembar Kerja Siswa, Menyusun Lembar Observasi, yang terdiri dari lembar observasi guru, lembar observasi kegiatan siswa. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan, diberikan angket motivasi awal yang diisi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Tahap tindakan merupakan kegiatan berulang yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pengamatan, serta kegiatan refleksi. Tindakan dalam siklus dilaksanakan sampai adanya peningkatan motivasi belajar matematika siswa sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan yaitu jika rata-rata motivasi siswa sudah masuk kategori tinggi disesuaikan dengan hasil pengamatan selama proses pembelajaran dikelas.