Metode Penelitian Artikel Sendimat P4TK Matematika | Info Ops prosiding sendimat

pelaksanaan wawancara senantiasa berkembang sehingga tidak dapat dibuat prosedur baku tentang langkah-langkah yang dilakukan. Moleong 2009 mengatakan bahwa analisis data kualitatif dilakukuan dalam suatu proses, berarti analisis data sudah dapat dilakukan sejak pengumpulan data di lapangan dan berakhir pada waktu penyusunan laporan penelitian. Analisis data dalam penelitian ini diawali dengan reduksi data. Mereduksi data dilakukan dengan membuat rangkuman inti, menyederhanakan data baik yang diperoleh dari hasil wawancara, hasil think aloud dan membuang data yang tidak diperlukan. Langkah kedua dengan cara menyajikan data hasil tes pemecahan masalah, hasil pengucapan think aloud, dan wawancara kemudian dilakukan pemeriksaan data untuk menentukan kekonsistenan informasi yang diberikan subjek penelitian sehingga diperoleh data penelitian yang kredibel triangulasi data. Setelah penyajian data, langkah ketiga dilakukan dengan cara menarikan simpulan. Penarikan kesimpulan didasarkan pada hasil pembahasan terhadap data yang terkumpul, baik yang diperoleh dari hasil tes pemecahan masalah, hasil think aloud, maupun wawancara. Selanjutnya penarikan kesimpulan dalam pembahasan data ini dimaksudkan untuk merumuskan proses berpikir siswa SMK dengan kecerdasan linguistik, logika matematika, dan visual spasial dalam memecahkan masalah matematika.

3. Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses berikir siswa SMK dengan kecerdasan linguistik, logika matematika, dan visual spasial dalam memecahkan masalah matematika adalah sebagai berikut. Subjek dengan kecerdasan linguistik ketika memahami masalah proses berpikirnya mula- mula membaca soal setidaknya dua kali. Melalui pembacaan yang demikian subjek dapat mengungkapkan semua informasi yang tersedia yang diketahui dan apa yang ingin didapatkan ditanyakan dari masalah yang dihadapi. Ide rencana pemecahan masalah subjek ini berasal dari pengetahuan sebelumnya mengenai konsep tertentu atau strategi pemecahan masalah yang mirip dengan masalah yang sedang dihadapi. Selanjutnya ia mengintegrasikan konsep-konsep tertentu dan informasi relevan dari masalah tersebut untuk menghasilkan suatu rencana pemecahan masalah yaitu perbandingan. Pada waktu melaksanakan rencana, subjek ini menyatakan kembali semua informasi yang tersedia yang diketahui dan apa yang ingin didapatkan ditanyakan dari masalah yang dihadapi. Kemudian subjek mulai melaksanakan rencana sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah yang telah dibuatnya. Setelah melaksanakan rencana pemecahan masalah, subjek melakukan pemeriksaan kembali pekerjaan yang telah dibuatnya. Ia tidak melakukan aktivitas menulis atau corat-coret melainkan diam sambil memandang hasil pekerjaan yang telah dibuatnya. Pengecekan yang telah dilakukan tidak dapat membetulkan kesalahan yang ada. Sehingga solusi yang diperoleh tidak benar. Tetapi walaupun demikian, subjek ini yakin bahwa jawaban yang dibuatnya benar. Subjek dengan kecerdasan logika matematika, ketika memahami masalah proses berpikirnya mula-mula membaca masalah tiga kali dan disertai membuat tabel. Hal ini dilakukan untuk lebih memahami permasalahan yang dihadapi dan menghidari ada informasi yang terlewat jika hanya dibaca sekali. Ide rencana pemecahan masalah subjek ini berasal dari pengetahuan sebelumnya mengenai konsep tertentu atau strategi pemecahan masalah yang mirip dengan masalah yang sedang dihadapi. Selanjutnya ia mengintegrasikan konsep-konsep tertentu dan informasi relevan dari masalah tersebut untuk menghasilkan suatu rencana pemecahan masalah yaitu perbandingan berbalik nilai. Langkah berikutnya, subjek dengan kecerdasan logika matematika sebelum melaksanakan rencana yang telah dibuat, ia membuat tabel terlebih dahulu terkait dengan permasalahan yang dihadapi. Kemudian subjek menjalankan langkah-langkah pemecahan masalah sesuai rencana sampai diperoleh hasil yang benar. Setelah melaksanakan rencana pemecahan masalah, subjek melakukan pemeriksaan kembali pekerjaan yang telah dibuatnya. Pemeriksaan dilakukan dengan cara menelusuri setiap langkah penyelesaian mulai dari perhitungan, perbandingan, dan sampai pada hasilnya. Selanjutnya untuk meyakinkan hasil yang telah diperolehnya, ia menggunakan cara lain. Hasil perhitungan dengan cara lain ia bandingkan dengan cara pertama dan ternyata sama. Pada waktu memeriksa hasil pekerjaanya, subjek ini melakukan manipulasi pengetahuan dalam struktur kognitifnya. Hal ini terlihat dari kemampuan subjek ini dalam mengubah permasalahan yang dihadapi menjadi persamaan yang menggunakan simbol-simbol sebagai representasi internal dalam struktur kognitifnya. Subjek dengan kecerdasan visual spasial, pada saat memahami masalah proses berpikirnya mula-mula membaca masalah beberapa kali. Hal ini dilakukan untuk menghindari ada informasi yang terlewat jika hanya dibaca sekali dan untuk lebih memahami masalah. Ide pemecahan masalah subjek ini berasal dari pengetahuan sebelumnya atau strategi pemecahan masalah yang mirip dengan masalah yang dihadapinya sekarang. Selanjutnya ia mengintegrasikan konsep-konsep tertentu dan informasi relevan dari masalah tersebut untuk menghasilkan suatu rencana pemecahan masalah yaitu perbandingan berbalik nilai. Subjek dengan kecerdasan visual spasial, sebelum melaksanakan rencana yang telah dibuat, ia membuat gambar terlebih dahulu untuk memudahkan memecahkan masalah. Kemudian subjek melakukan perhitungan dengan perbandingan berbalik nilai sesuai dengan rencana sampai diperoleh hasil yang benar. Langkah selanjutnya, subjek melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan yang telah dibuat dengan cara mengecek kembali setiap langkah yang telah dibuatnya, kemudian ia melakukan perhitungan ulang sampai diperoleh jawaban yang benar. Pada waktu memeriksa kembali hasil pekerjaanya, subjek ini sudah yakin bahwa hasil pekerjaanya itu sudah benar. Secara lengkap ringkasan proses berpikir siswa dengan kecerdasan linguistik, logika matematika, dan visual spasial dalam memecahkan masalah matematika disajikan dalam Tabel 1.