Analisis data hasil observasi

4. Pembahasan

4.1. Analisis Data Hasil Observasi

Data hasil observasi dalam pembelajaran matematika yang berkaitan dengan aspek untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar matematika disajikan dalam bentuk deskriptif Pertemuan pertama siklus 1 dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 12 Oktober 2013 pukul 07.40 WIB. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu tentang relasi dua himpunan. Guru juga memberitahukan pada siswa bahwa pembelajaran pada hari ini menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT Numbered-Head Together yaitu suatu teknik belajar kelompok dengan anggota 4-5 siswa. Terbentuk 4 kelompok dengan anggota masing-masing kelompok adalah 4 orang. Dari hasil pengamatan , terlihat ada beberapa kelompok yang sulit untuk berdiskusi bersama dikarenakan dalam kelompok tersebut merupakan kelompok baru sehingga masing-masing siswa masih merasa canggung. Hal tersebut disebabkan karena biasanya mereka selalu duduk dengan teman sejenis, maka ketika berkelompok dalam kelompok yang heterogen, siswa putri cenderung diam, sehingga hasil diskusi kurang berjalan baik. Pada tahap diskusi guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. Dari hasil pengamatan ternyata masih ada berapa siswa yang masih ragu-ragu untuk menjawab, hal tersebut menunjukkan bahwa jawaban yang mereka presentasikan bukan hasil diskusi kelompok, tapi jawaban pribadi masing-masing. Siswa tidak menyadari bahwa jawaban dari salah satu siswa merupakan nilai kelompok, sehingga siswa yang sudah bisa menyelesaikan soal merasa dirugikan. Semangat untuk berkompetisi dalam kelompok masih kurang. Hasil perolehan nilai kelompok Juara 1 adalah kelompok 1 berhasil mempresentasikan 2 soal dengan benar, Juara 2 kelompok 2 berhasil mempresentasikan 1 soal dengan benar dan juara 3 kelompok 5 berhasil mempresentasikan 1 soal dengan benar Pertemuan kedua siklus 1, dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 19 Oktober 2013. Pukul 07.40 WIB dengan materi banyak relasi dua himpunan dan korespondensi satu-satu. Dari hasil pengamatan sudah terlihat bahwa proses diskusi dapat meningkat, bahkan siswa yang lebih pandai menjadi tutor untuk teman yang lain. Siswa menyadari bahwa masing-masing anggota kelompok akan memberikan pendapat berdasarkan panggilan nomor, sebagai wakil kelompok maka setiap siswa berusaha keras agar bisa mengerjakan semua soal dengan baik. Pada tahap pemanggilan nomor, guru menyebut satu nomor dan siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. Dari hasil pengamatan, siswa sudah tidak ragu-ragu lagi untuk menjawab, hal tersebut menunjukkan bahwa jawaban yang mereka presentasikan sudah merupakan hasil diskusi kelompok. Namun ternyata siswa yang sudah mendapat kesempatan menjawab tidak memperhatikan lagi dan ternyata siswa mulai menghafal pola guru dalam menunjuk siswa, yaitu asas pemerataan. Hasil Perolehan nilai kelompok, Juara 1 kelompok 1 dengan mempresentasikan 2 soal dengan benar, Juara 2 kelompok 2 dengan mempresentasikan 1 soal dengan benar, Juara 3 kelompok 5 dengan mempresentasikan 1 soal. Refleksi dilaksanakan setelah tindakan pada siklus pertama selesai dilaksanakan untuk mengetahui kelebihan, kekurangan serta kendala yang dialami selama pelaksanaan tindakan pertama. Dari hasil pengamatan Pertemuan 1 , terlihat ada beberapa kelompok yang sulit untuk berdiskusi bersama karena kelompok tersebut merupakan kelompok baru sehingga masing-masing siswa masih merasa canggung. Di samping itu karena biasanya mereka selalu duduk dengan teman sejenis, maka ketika berkelompok dalam kelompok heterogen siswa putri cenderung diam, sehingga hasil diskusi kurang berjalan bagus. Dari hasil pengamatan pertemuan kedua siklus 1, terlihat proses diskusi kelompok lebih meningkat, siswa yang lebih pandai menjadi tutor untuk teman yang lain, karena masing- masing anggota kelompok termotivasi agar dapat mengemukakan pendapat kelompok ketika ada panggilan nomornya. Namun ternyata siswa yang sudah mendapat kesempatan menjawab tidak memperhatikan lagi dan ternyata siswa mulai menghafal pola guru dalam menunjuk siswa, yaitu asas pemerataan. Oleh karena itu maka untuk siklus kedua harus dirancang soal yang agak banyak sehingga pemanggilan nomor untuk presentasi hasil tidak lagi memperhatikan azas pemerataan, tetapi memakai sistem kompetisi. Pembagian kelompok masih tetap menggunakan kelompok sebelumnya. Pertemuan pertama siklus kedua dilaksanakan hari Kamis tanggal 24 Oktober 2012 jam ke 3,4 pukul 08.20-09.40 WIB. Dari hasil pengamatan peneliti, terlihat proses diskusi semua kelompok sudah berjalan dengan baik, bahkan setiap kelompok sudah terbentuk tutor teman sebaya, sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut disebabkan karena kelompok ini memang sudah berkelompok untuk ketiga kalinya dan diharapkan sudah bisa menjadi tim yang solid, sehingga teman yang pintar sudah tidak malu untuk membantu yang lain, dan teman yang kurang sudah tidak takut untuk bertanya. Dalam tahap diskusi guru menyebut satu nomor, siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. Kali ini guru menunjuk siswa yang mengacungkan tangan pertama kali, sehingga siswa yang sudah maju tetap berkesempatan untuk maju lagi. Hal positif yang bisa diambil dari cara ini yaitu semua siswa selalu berkonsentrasi untuk bisa mengacungkan tangan paling cepat. Namun demikian masih ada beberapa siswa yang masih cenderung diam misalnya Raja Sakura kelompok 3, Edo kelompok 5. Hasil perolehan nilai kelompok, Juara 1 kelompok 1 dengan mempresentasikan 3 soal, Juara 2 kelompok 2 dengan mempresentasikan 2 soal, Juara 3 kelompok 5 dengan mempresentasikan 1 soal. Pertemuan kedua siklus kedua dilaksanakan hari Rabu tanggal 30 Oktober 2013 jam ke 5,6 pukul 10.00-11.20 WIB. Pembagian kelompok masih menggunakan kelompok sebelumnya. Guru mengingatkan siswa agar mereka mengembangkan diskusi selama belajar kelompok untuk menyelesaikan tugas. Dari hasil pengamatan sudah terlihat bahwa proses diskusi dapat berjalan dengan sangat baik karena masing-masing siswa bersemangat untuk bisa berkompetisi saat pembahasan dengan pemanggilan nomor kepala. Secara umum terlihat siswa sudah bisa menyatu dalam kelompoknya masing-masing, karena siswa sudah