Model Pembelajaran Creative Problem Solving CPS

Finding. Siswa mem-brainstorming semua fakta yang mungkin berkaitan dengan sasaran tersebut. Guru mendaftar setiap perspektif yang dihasilkan oleh siswa 3 Langkah 3: Problem Finding. Salah satu aspek terpenting dari kreativitas adalah mendefinisikan kembali perihalrumusan masalah agar siswa lebih dekat dengan masalah sehingga memungkinkannya untuk menemukan solusi yang jelas. Salah satu teknik yang bisa digunakan adalah mem-brainstorming beragam cara yang mungkin dilakukan untuk semakin memperjelas masalah. 4 Langkah 4: Idea Finding. Pada langkah ini, gagasan-gagasan siswa didaftar agar bisa melihat kemungkinan menjadi solusi atas situasi permasalahan. Setiap usaha siswa diapresiasi sedemikian rupa dengan penulisan setiap gagasan, tidak peduli seberapa relevan gagasan tersebut menjadi solusi. Setelah gagasan terkumpul, siswa mendiskusikan untuk menyortir mana gagasan yang potensial sebagai solusi yang sekiranya bisa dijadikan pertimbangan solusi lebih lanjut. 5 Langkah 5: Solution Finding. Pada tahap ini, gagasan-gagasan yang memiliki potensi terbesar dievaluasi bersama. Salah satu caranya adalah dengan mem-brainstorming kriteria-kriteria yang dapat menentukan seperti apa solusi yang terbaik itu seharusnya. Kriteria ini dievaluasi hingga menghasilkan penilaian final atas gagasan yang pantas menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi. 6 Langkah 6: Acceptance Finding. Pada tahap ini siswa mulai mempertimbangkan isu-isu nyata dengan cara berpikir yang sudah mulai berubah. Siswa diharapkan sudah memiliki cara baru menyelesaikan berbagai masalah secara kreatif. Dengan membiasakan siswa menggunakan langkah-langkah yang kreatif dalam memecahkan masalah, diharapkan dapat membantu siswa untuk mengatasi kesulitan dalam mempelajari matematika.

1.3. Pemecahan Masalah Matematika

KetrampilanKeterampilankemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, yang sering mendapatkan multiple solutions banyak solusi dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, bukan sebuah solusi tunggal Arends 2008: 44. Menurut Dahar 1989:138 pemecahan masalah merupakan suatu kegiatan manusia yang menggabungkan konsep-konsep dan aturan-aturan yang telah diperoleh sebelumnya dan tidak sebagai suatu keterampilan generik. Ketika seseorang telah mampu menyelesaikan masalah, maka ia telah memiliki kemampuan baru, dan kemampuan ini dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang relevan. Semakin banyak masalah yang dapat diselesaikan oleh seseorang, maka ia akan semakin banyak memiliki kemampuan yang dapat membantunya menjalani kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kemampuan memecahkan masalah perlu terus dilatih sehingga mampu menjalani kehidupan yang penuh dengan kompleksitas permasalahan. George Polya dalam Suherman 2003:99 menyatakan bahwa secara garis besar strategi pemecahan masalah mengacu pada empat tahap pemecahan masalah, yaitu 1 memahami masalah: memahami hal-hal yang diketahui dalam masalah tersebut, memahami apa yang menjadi tujuanapa yang ditanyakan, 2 membuat rencana untuk menyelesaikan masalah: mengidentifikasi mengidentifikasi konsep-konseprumus-rumus apa saja yang dibutuhkan dan merancang strategi berkaitan dengan pemecahan masalah tersebut, 3 melaksanakan penyelesaian soal: mencoba menyelesaian soalmasalah sesuai dengan strategi yang dirancang, 4 mengecek kembali: mengecek hasiljawaban pemecahan masalah, apakah hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan ketentuan dan tidak terjadi kontradiksi dengan fakta-fakta yang diketahui.

2. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Tindakan yang dilakukan adalah menerapkan pembelajaran matematika model CPS berbantuan CD pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas XI Tata Boga 3 SMK Negeri 3 Magelang tahun ajaran 20132014. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas XI Tata Boga 2 SMK Negeri 3 Magelang sebanyak 35 orang. Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan di kelas XI Tata Boga 2 SMK Negeri 3 Magelang pada bulan Oktober 2013. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan setting kelas, yaitu tindakan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Dalam melakukan pengamatan selama tindakan dilakukan, peneliti dibantu seorang rekan guru matematika SMK Negeri 3 Magelang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas PTK model spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 4 tahap dalam setiap siklus, yaitu tahap perencanaan plan, tahap tindakan act, tahap pengamatan observe, dan tahap refleksi reflect Hopkins, 2011: 92. Secara garis besar, tahap-tahap pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I. Namun, perencanaan tindakan pada siklus II didasarkan pada hasil refleksi pelaksanaan siklus I. Apabila hasil siklus II belum menunjukkan keberhasilan penelitian, yaitu meningkatnya kemampuan memecahkan masalah siswa dari siklus I ke siklus II, maka masih perlu dilakukan perbaikan yaitu dengan melaksanakan siklus III. Apabila hasil siklus III juga belum menunjukkan keberhasilan penelitian, maka dilaksanakan perbaikan pada siklus IV, dan seterusnya. Metode dan instrumen pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh tabel di bawah ini. Tabel 1 . Metode dan Instrumen Pengumpulan Data No Jenis Data Metode Instrumen Waktu 1 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Tes Tes kemampuan pemecahan masalah matematika Di akhir siklus 2 Aktivitas Siswa dan Guru Observasi Lembar observasi Selama pembelajaran di kelas Data kemampuan pemecahan masalah matematika diperoleh dengan memberikan tes kemampuan pemecahan masalah matematika pada setiap akhir siklus dan kemudian dianalisis secara deskriptif untuk menentukan skor masing-masing siswa, rata-rata kelas,