Metode Penelitian Hasil dan pembahasan

Dari tabel 1, terlihat bahwa diperoleh peningkatan hasil belajar dengan nilai rata-rata pada siklus 1 sebesar 64,45; siklus 2 sebesar 70,84; dan siklus 3 sebesar 78,45. Sedangkan siswa yang telah tuntas belajar dari siklus 1 sampai siklus 3 terjadi fluktuasi naik dari 54,84 menjadi 90,32 . Adapun deskripsi dari peningkatan nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata- rata dan ketuntasan belajar klasikal disajikan dalam diagram batang seperti pada gambar 2. Gambar 2 . Deskripsi dari peningkatan nilai terendah, nilai tertinggi dan nilai rata-rata Sedangkan hasil pengolahan data respon siswa dalam pembelajaran seperti pada tabel 1 terjadi peningkatan yang sangat signifikan pada kategori tinggi dengan perolehan prosentase pada siklus 1 sebesar 39,68 ; siklus 2 sebesar 51,28 ; dan siklus 3 sebesar 77,49 . Adapun deskripsi dari peningkatan respon siswa dalam pembelajaran disajikan dalam diagram batang seperti pada gambar 3. Gambar 3 . Respon siswa dalam pembelajaran Trigon-NR 20 40 60 80 100 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Nilai Terendah Nilai tertinggi Nilai rata-rata Tuntas Belajar 10 20 30 40 50 60 70 80 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Respon Siswa 4 Nilai Rata-rata 65,45 70,84 78,45 5 Standar Deviasi 4,05 6,10 7,86 6 Jumlah Siswa Tidak Tuntas NR KKM 66 14 45,16 8 25,81 3 9,68 7 Ketuntasan Belajar Klasikal NR KMM 66 17 54,84 23 74,19 28 90,32 8 Respon siswa dalam Pembelajaran 60,90, 72,03, 79,85.

6. Kesimpulan dan Saran

Pembelajaran matematika berbantuan alat peraga Trigon-NR secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar dengan nilai rata-rata pada siklus 1 sebesar 65.45, siklus 2 sebesar 70.84, dan siklus 3 sebesar 78.45. Adapun ditinjau dari ketuntasan belajar diperoleh prosentase yang semakin meningkat dari siklus ke siklus masing-masing sebesar 54.84, 74.19, dan 90.32. Sedangkan respon siswa dalam pembelajaran pada kategori tinggi dengan rerata meningkat tiap siklus sebesar 60.90, 72.03, dan 79.85. Guru perlu mengubah paradigma pembelajaran matematika dari paradigma mengajar ke paradigma belajar yang membiasakan peserta didik berpikir kritis, kreatif, inovatif dan produktif. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pembelajaran trigonometri, alat peraga Trigon-NR dapat dimanfaatkan. Daftar Pustaka Aderson, R.H.1987. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. cetakan pertama Seri Pustaka Teknologi Pendidikan Nomor 9. Jakarta: Pusat antar universitas di Universitas Terbuka bekerjasama dengan CV. Rajawali Depdiknas. 2005. Pedoman Penilaian Buku Pelajaran Matematika untuk SMP dan SMA. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas Dryden, G. and J. Vos.1999. The Learning Revolution To change the way the world learns. The learning web. Hal 23-25 Emilia, O. 1998. Peran Multimedia dalam Peningkatan Eksakta. Makalah disampaikan pada Semiloka dan Pelatihan Alat Bantu Ajar. Yogyakarta: Pusat Sumber Belajar LP3 UGM Khabibah,S. 2005.Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Open-Ended untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Disertasi. Surabaya: Program Pascasarjana UNESA Marpaung, Y.2004. Reformasi Pendidikan Matematika di Sekolah Dasar. Penerbit Yayasan BP Basis No. 07-08 Nurhadi..2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Widiasana Indonesia. Priyono, A.2002. Media Pembelajaran di Sekolah. Makalah disampaikan pada Workshop Pemantapan Classroom-based Action Research Guru-guru SLTP se Jawa Tengah. Semarang Ruseffendi.1989. Dasar-Dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru. Bandung: Tarsito. Sugiarto dan I. Hidayah. Handout Workshop Pendidikan Matematika I, Jurusan Matematika Unnes. Semarang 2005 Tim Instruktur PKG.1988. Alat PeragaPraktik Matematika. Kumpulan Hasil PKG Jawa Tengah Semarang Usman, M. U.2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ALAT PERAGA DAN KURIKULUM 2013 UNTUK PESERTA DIDIK SMP KELAS VIII DI PROVINSI GORONTALO Prof. Dr. Nurhayati Abbas, M.Pd 1 , Drs. Perry Zakaria, M.Pd 2 1 Univeristas Negeri Gorontalo, Jl. Jenderal Sudirman, No 6 Kota Gorontalo; Nurhayati_abbasyahoo.co.id 2 Univeristas Negeri Gorontalo, Jl. Jenderal Sudirman, No 6 Kota Gorontalo;perryzakariayahoo.co.id Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sebagian besar guru belum terbiasa menanamkan konsep Geometri dengan menggunakan alat peraga. Padahal, pengajaran melalui alat peraga akan mampu membuat peserta didik menemukan konsep maupun rumus-rumus matematika. Hal ini sejalan dengan implementasi Kurikulum 2013 yang menitikberatkan pengajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik yaitu suatu pendekatan pengajaran yang dimulai dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Salah satu faktor penyebabnya adalah belum tersedianya perangkat pembelajaran contoh matematika berbasis alat peraga sehingga guru terlihat kurang kreatif dalam mengelola pembelajaran. Akibatnya penguasaan peserta didik terhadap konsep-konsep Geometri bermasalah. Karena itu, perlu dirancang perangkat pembelajaran contoh Geometri berbasis alat peraga dan Kurikulum 2013. Metode perancangan mengacu pada pendapat Thiagarajan, Semmel, dan Semmel yaitu pendefinisian, perancangan, dan pengembangan. Perangkat pembelajaran yang dirancang yaitu: silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, bahan ajar, dan lembar kerja praktikum. Perancangan perangkat pembelajaran ini melibatkan guru matematika SMP dan dosen pendidikan matematika.Keterlibatan guru dimulai dari merancang hingga memvalidasi hasil rancangan. Draft hasil validasi ahli ini diujicobakan pada peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 10 Kota Gorontalo. Hasil penelitian diperoleh silabus, RPP, dan lembar kerja praktikum LKP berbasis Kurikulum 2013 untuk konsep Lingkaran, serta bahan ajar Geometri berbasis alat peraga yang siap diseminasikan pada beberapa sekolah untuk melihat keunggulan perangkat tersebut. Kata Kunci : alat peraga, silabus, RPP, bahan ajar, LKP

1. Pendahuluan

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang mampu memberikan bekal bagi peserta didik dalam memecahkan masalah, baik masalah yang terkait dengan matematika itu sendiri maupun masalah dalam kehidupan sehari-hari. Proses berpikir logis dan kritis yang diberikan matematika, akan dapat dimanfaatkan peserta didik dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Untuk, peserta didik perlu mempelajari dan menguasai matematika sampai batas-batas tertentu sesuai jenjang satuan pendidikan yang sedang dijalani.