Pembahasan Artikel Sendimat P4TK Matematika | Info Ops prosiding sendimat

Pada tahap implementasi tindakan, diterapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan scientific. Adapun langkah-langkahnya adalah: Pada pembelajaran pertama siklus I yang dilaksanakan hari selasa tanggal 1 Oktober 2013 siswa mempelajari materi membedakan barisan bilangan aritmatika BA dan bukan barisan bilangan aritmatika, menentukan suku ke-n dari suatu barisan aritmatika. Pada siklus I pertemuan pertama ini ada dua indikator yaitu 1 siswa dapat membedakan barisan aritmatika dan 2 siswa dapat menentukan nilai suku ke-n dari suatu barisan aritmatika. Kegiatan pembelajaran pada umumnya berjalan sesuai rencana, tetapi ada beberapa hal yang terjadi saat pelaksanaan yaitu: 1 siswa masih mengalami kebingungan ketika harus berkelompok dan bingung apa yang harus dilakukan terhadap lembar kegiatan siswa yang dibagikan oleh guru; 2 siswa hanya membaca lembar kegiatan siswa tetapi tidak segera melaksanakan langkah-langkah sesuai lembar kegiatan siswa, namun ketika guru membimbing siswa untuk melaksanakan langkah-langkah dalam LKS, siswa mulai berdiskusi; 3 masih banyak siswa yang kurang fokus dalam diskusi kelompok, membicarakan hal-hal di luar materi; 4 siswa yang disebutkan nomornya untuk melakukan presentasi sepertinya enggan dan harus dipaksa; 5 siswa kurang siap dalam presentasi sehingga hanya membaca hasil diskusi saja; 6 saat presentasi, siswa lain kurang memperhatikan dan tidak memberi tanggapan, 7 karena pada awal kegiatan banyak siswa mengalami kebingungan, maka banyak waktu yang terbuang sehingga kebanyakan siswa tidak sempat mencatat hasil diskusi karena berakhirnya waktu pembelajaran; dan 8 observer memberikan komentar-komentar tentang jalannya pembelajaran di akhir pembelajaran. Tabel 1. Analisis Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I pertemuan 1 No Kegiatan Kelompok Rata- rata 1 2 3 4 5 6 7 1 Mendengarkan penjelasan guru 4 3 3 4 3 4 4 3,57 2 Mendengarkan penjelasan teman 3 2 3 3 3 3 2 2,72 3 Bertukar pendapat dengan siswa lain 3 3 3 3 3 3 2 2,86 4 Tidak memutuskan sesuatu sendirian 3 4 4 2 2 3 2 2,86 5 Melakukan kegian yang menghasilkant 2 3 2 3 2 2 2 2,29 6 Suka membuat sesuatu daripada menerima dari orang lain 2 2 2 1 3 2 2 2,00 7 Mencatat hasil diskusi 3 2 2 2 2 2 3 2,29 8 Mencatat informasi yang didapatkan 2 3 2 3 4 3 3 2,86 9 Suka mengerjakan soal-soal yang menantang 2 2 3 2 2 2 2 2,14 10 Tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah 2 3 3 2 2 2 2 2,29 Rata-rata 2,60 2,70 2,70 2,50 2,60 2,60 2,40 2,59 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata keaktifan semua kelompok masih di bawah 3 sehingga dapat dikatakan semua kelompok masih kurang keaktifannya dalam mengikuti pembelajaran matematika. Pada pembelajaran siklus I pertemuan kedua diadakan pada hari Rabu, 2 Oktober 2013. Materi yang dipelajari siswa ada lah “menentukan suku tengah dan nilai variabel k pada barisan aritmatika yang mengandung variabel k ”. Kegiatan pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana, tetapi ada hal yang terjadi di kelas diantaranya: 1 ada 1 siswa ijin wawancara di DUDI, ada 2 siswa yang tidak masuk karena sakit, ada satu siswa yang meninggalkan pembelajaran sebelum pembelajaran berakhir karena dijemput orang tuanya karena sesuatu hal, 2 kebanyakan siswa masih sulit dirangsang untuk menemukanmencipkakan sesuatu idegagasan, 3 siswa yang tadinya suka mempertahankan pendapatnya sendiri sudah tampak mulai mau mendengarkan pendapat teman, 4 kebanyakan siswa sudah lebih bisa membagi waktu sehingga sempat membuat catatan hasil diskusi, 5 Siswa lebih tekun mengerjakan tugas dan menyelesaikan permasalahan serta lebih teliti walau masih ada beberapa siswa yang mengeluh. Adapun hasil observasi keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Analisis Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I pertemuan 2 No Kegiatan Kelompok Rata- rata 1 2 3 4 5 6 7 1 Mendengarkan penjelasan guru 4 4 4 4 4 4 3 3,86 2 Mendengarkan penjelasan teman 4 3 3 4 3 3 2 3,29 3 Bertukar pendapat dengan siswa lain 3 3 4 3 3 4 3 3,29 4 Tidak memutuskan sesuatu sendirian 3 3 3 3 3 3 4 3,14 5 Melakukan kegiatan yang menghasilkan 2 2 2 2 2 2 2 2,00 6 Suka membuat sesuatu daripada menerima d orang lain 3 2 3 3 4 2 2 2,71 7 Mencatat hasil diskusi 3 3 2 4 3 3 3 3,00 8 Mencatat informasi yang didapatkan 3 3 2 3 4 4 3 3,14 9 Suka mengerjakan soal-soal yang menantang 2 2 3 3 2 3 3 2,57 10 Tidak mudah menyerah dalam memecahk masalah 2 4 4 3 3 3 3 3,14 Rata-rata 2,90 2,90 3,00 3,20 3,10 3,10 2,90 3,01 Dari tabel di atas tampak bahwa siswa masih kurang dalam melakukan kegiatan yang menghasilkan. Kebanyakan masih kurang gigih dalam menyelesaikan persoalan yang menantang. Walaupun masih ada 3 kelompok yang keaktifannya kurang, sebenarnya ketiga kelompok tersebut sudah mengalami peningkatan keaktifan dalam pembelajaran dibandingkab dengan keaktifan pada pertemuan sebelumnya. Pada tahap analisa dan refleksi telah dilakukan analisis terhadap hasil observasi dan monitoring. Hasilnya adalah sebagai berikut: 1 Pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan scientific dapat dilanjutkan untuk siklus II dengan harapan dapat meningkat keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika, 2 Pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan scientific memberi kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk berpikir bersama dan mengemukanan gagasan, 3 Dari hasil pengamatan, siswa mengalami kebingungan dalam mengerjakan lembar kegiatan siswa dan kurang fokus dalam berdiskusi, sehingga pada pertemuan berikutnya perlu diberi penjelasan secara mendetail tentang skenario pembelajaran dan arahan agar lebih fokus dalam berdiskusi, 4 Dari data hasil observasi keaktifan siswa, pada item tentang melakukan kegiatan yang menghasilkan kebanyakan skornya masih kurang dari 3, ini berarti siswa masih perlu diberi motivasi untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan, 5 Perlunya koordinasi yang lebih intensif antara peneliti dan observer sehingga observer mengerti apa yang perlu dan tidak perlu dilakukan. Dari kekurangan-kekurangan pada siklus I diharapkan dapat diperbaiki pada siklus II, sehingga proses pembelajaran akan lebih baik dan diharapkan akan lebih meningkatkan aktivitas siswa. Dengan meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran diharapkan prestasi belajar matematika siswa akan mengalami peningkatan. Pada siklus II, tahap perencanaan telah dilaksanakan oleh peneliti dengan lebih baik. Pembelajaran yang akan dilakukan ini direncanakan untukdapat memperbaiki pembelajaran pada siklus I. Pada Tahap implementasi tindakan, pembelajaran pada pertemuan pertama siklus II dilakukan pada tanggal 14 Oktober 2013. Pada pertemuan ini siswa mempelajari materi“menentukan jumlah n suku pertama Sn dari deret aritmatika”. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana namun ada beberapa hal yang terjadi dalam pelaksanaan antara lain adalah sebagai berikut: 1 Ada 2 siswa yang ijin ke DUDI untuk wawancara, 2 ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan pendapat teman di dalam diskusi, 3 Siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi sudah kelihatan lebih berani tetapi kurang tepat dalam menyimpulkan, 4 Dalam menyelesaikan persoalan masih ada siswa yang bertanya kepada kelompok lain. Adapun hasil observasi keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. Analisis Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II pertemuan 1 No Kegiatan Kelompok Rata- rata 1 2 3 4 5 6 7 1 Mendengarkan penjelasan guru 5 4 4 4 5 5 5 4,57 2 Mendengarkan penjelasan teman 4 4 4 4 3 4 4 3,86 3 Bertukar pendapat dengan siswa lain 4 4 4 4 4 4 4 4,00 4 Tidak memutuskan sesuatu sendirian 3 3 3 3 3 3 3 3,00 5 Melakukan kegian yang menghasilkan 3 3 3 3 3 3 3 3,00 6 Suka membuat sesuatu daripada menerima d orang lain 3 3 3 3 3 4 3 3,14 7 Mencatat hasil diskusi 4 4 3 4 4 4 4 3,86 8 Mencatat informasi yang didapatkan 4 4 4 4 4 5 5 4,14 9 Suka mengerjakan soal-soal yang menantang 3 3 3 3 3 3 4 3,14 10 Tidak mudah menyerah dalam memecahk masalah 3 4 3 3 3 4 4 3,43 Rata-rata 3,60 3,60 3,40 3,50 3,70 3,70 3,80 3,61 Dari tabel dapat dilihat bahwa sudah ada peningkatan dalam siswa mendengar penjelasan teman dalam berdiskusi, namun dalam hal melakukan kegiatan yang menghasilkan dan menyelesaikan persoalan yang menantang belum mengalami peningkatan yang signifikan. Pada pembelajaran kedua siklus II dilaksanakan tanggal 29 Oktober 2013. Pada pertemuan ini siswa mempelajari mater i “Menentukan nilai suku ke-n jika diketahui jumlah n suku pertama dari suatu deret aritmatika”. Kegiatan berjalan lancar sesuai dengan rencana namun ada beberapa hal yang terjadi pada pelaksanaannya antara lain: 1 ada 1 siswa yang ijin karena sakit 2 ada 1 siswa yang ijin karena mengikuti rapat pergantian pengurus OSIS, 3 ada beberapa siswa yang mengerjakan lembar secara sendirian 4 Dalam mempresentasikan hasil diskusi rata-rata sudah lebih baik, namun ada siswa yang masih terlihat grogi. Dari lembar hasil observasi keaktifan siswa kelihatan bahwa masing-masing kelompok sudah mengalami kenaikan skor dalam beberapa hal, namun dalam hal memutuskan sesuatu dan melakukan kegiatan yang menghasilkan belum menunjukkan kenaikan yang signifikan. Rata-rata skor masing-masing kelompok secara umum telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika pada siklus II pertemuan kedua. Untuk lebih jelasnya, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4 . Analisis Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II pertemuan 2 No Kegiatan Kelompok Rata- rata 1 2 3 4 5 6 7 1 Mendengarkan penjelasan guru 5 4 4 4 5 5 5 4,57 2 Mendengarkan penjelasan teman 4 4 4 4 3 4 4 3,86 3 Bertukar pendapat dengan siswa lain 4 4 4 4 4 4 4 4,00 4 Tidak memutuskan sesuatu sendirian 3 3 3 3 3 3 3 3,00 5 Melakukan kegian yang menghasilkan 3 3 3 3 3 3 3 3,00 6 Suka membuat sesuatu daripada menerima d orang lain 3 3 3 3 4 3 3 3,86 7 Mencatat hasil diskusi 4 4 3 4 4 4 4 3,86 8 Mencatat informasi yang didapatkan 4 4 4 4 5 4 4 4,14 9 Suka mengerjakan soal-soal yang menantang 3 3 3 3 3 3 4 3,14 10 Tidak mudah menyerah dalam memecahk masalah 3 4 3 3 3 4 4 3,43 Rata-rata 3,60 3,60 3,40 3,50 3,70 3,70 3,80 3,61 Pada tahap analisa dan refleksi telah dilakukan analisis terhadap hasil observasi dan monitoring. Hasilnya adalah: 1 Pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan scientific dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran matematika; 2 Siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi sudah lebih baik, dan siswa lain sudah lebih aktif dalam memberikan tanggapan; dan 3 dalam hal meningkatkan kemampuan siswa dalam menghasilkan sesuatu dan dalam mengerjakan soal yang menantang sudah mengalami peningkatan tetapi belum signifikan sehingga masih perlu diberikan motivasi.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1 Pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan scientific dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika; 2 Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa dalam belajar matematika, diketahui bahwa keaktifan siswa pada siklus I mencapai rata-rata 2,80 dan siklus II mencapai rata-rata 3,77 sehingga dari 36 siswa mengalami peningkatan keaktifan dalam belajar matematika sebesar 34,64; 3 Pembelajaran kooperatif tipe NHT menuntut semua siswa untuk siap mempresentasikan hasil diskusi sehingga harus benar-benar memahami materi. Pendekatan scientific memberi kesempatan siswa untuk menemukan konsep dengan langkah-langkah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan, dengan demikian pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan scientific dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika.

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis berikan adalah: 1 Penelitian tindakan kelas perlu direncanakan dengan matang dan perlu diperhitungkan pembelajaran tidak efektif yang tidak terduga sehingga penelitian dapat berjalan sesuai waktu yang telah direncanakan; 2 Agar guru lain melaksanakan penelitian tindakan kelas ini lebih dari dua siklus sehingga dalam membuat kesimpulan akan lebih tepat dengan melihat keajegan peningkatan pada masing-masing siklus; 3 PTK ini dapat digunakan sebagai pijakan bagi guru untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika; dan 4 Perlu dioptimalkan koordinasi dengan pihak- pihak terkait agar guru termotifasi untuk melakukan penelitian tindakan kelas dalam rangka melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan PKB. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2006.Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta. Kemdikbud, 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemdikbud Kemdikbud, 2013. Permendikbud no. 81A Tahun 2013 tentang Standar Proses. Jakarta: Kemdikbud Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Muslimin , dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Program Pasca Sarjana Unesa: University Press. Slavin E. Robert. 2008.Cooperative Learning: Tesis,Riset dan Praktik. Nusa Media: Bandung Supardi. 2011. Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Andi Offset: Yogyakarta. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT Numbered-Head Together UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VIIIC SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA Anna Rachmawati, SP SMP Muhammadiyah 8;Jl. Kenari Miliran UH II302, Yogyakarta, anr_balirejoyahoo.com Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dalam proses belajar matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered-Head Together NHT di kelas VIIIC SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta. Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan terdiri dari 2 siklus dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIIIC SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta tahun pelajaran 2013-2014. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober 2013. Analisis data pada penelitian ini didasarkan pada refleksi tiap siklus, tindakan peneliti merupakan instrumen penelitian karena peneliti bertindak sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, dan pelapor hasil peneliti. Data diambil dengan menggunakan lembar observasi, angket, dokumentasi, wawancara. Analisis didasarkan pada data hasil observasi dan data hasil angket menggunakan perhitungan rata-rata pada aspek yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika pada materi konsep relasi dan fungsi dengan menggunakan pendekatan NHT Number-Head Together, yang dilaksanakan dalam 2 siklus mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan kenaikan keaktifan belajar siswa yaitu adanya peningkatan hasil rata-rata persentase lembar observasi keaktifan belajar siswa untuk tiap siklus, yaitu pada siklus I pertemuan 1 keaktifan siswa sebesar 63 dan pertemuan 2 keaktifan siswa naik menjadi 71 masih termasuk kategori sedang. Untuk siklus II Pertemuan pertama keaktifan siswa 75 dan pertemuan ke 2 naik menjadi 77 dan termasuk kategori tinggi. Kata Kunci . Model, Tipe NHTNumber Head Together, Keaktifan , Pembelajaran Matematika.

1. Pendahuluan

Pembelajaran matematika masih mengalami banyak kendala. Permasalahan yang sedang dihadapi oleh peserta didik antara lain kurangnya keaktifan peserta didik dalam pembelajaran, siswa kurang fokus dan kurang mendengarkan penjelasan yang diberikan guru akibatnya siswa kurang memahami penjelasan yang diberikan guru. Kurangnya sikap disiplin, beberapa siswa sering tidak menyelesaikan tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan guru. Kurangnya sikap kerjasama dalam kelompok, yang disebabkan karena siswa memang kurang mampu dalam mengemukakan pendapatnya. Siswa kurang rasa percaya diri dan kurang bisa bekerjasama dengan teman, sehingga siswa yang belum bisa menyelesaikan tugas cenderung diam dan tidak mau bertanya kepada temannya.