Kajian Hasil Penelitian Artikel Sendimat P4TK Matematika | Info Ops prosiding sendimat

siswa memenuhi 2 kriteria sikap, 3 baik jika siswa memenuhi 3 kriteria sikap, 4 sangat baik jika siswa memenuhi 4 kriteria sikap. Pada aspek pengetahuan, kriteria pengetahuan baik jika siswa telah mencapai atau melampaui kriteria ketuntasan minimal KKM mata pelajaran matematika yaitu 7,5. Tabel 2. Pencapaian kriteria ketuntasan minimal KKM pada tiap siklus No Aspek Pengetahuan Siklus I Siklus II Siklus III 1 Rata-rata 85.16 86.33 81.41 2 Banyaknya siswa yang mencapai atau melampaui KKM 26 28 28 Dari hasil pengamatan terhadap 32 siswa yang terlibat dalam kegiatan kelompok pada siklus I diperoleh informasi bahwa 24 siswa teridentifikasi memiliki percaya diri kategori cukup yaitu terlibat dalam aktivitas kelompok, 6 siswa telah menunjukkan sikap percaya diri kategori baik yaitu tidak saja terlibat aktif dalam aktivitas kelompoknya tetapi juga percaya diri dalam mengemukakan gagasan, berargumentasi, dan mengkomunikasikan gagasan pada siswa lain, 2 siswa bahkan mampu melakukan presentsi di depan kelas. Namun demikian, 75 siswa masih belum dikatakan memiliki rasa percaya diri yang baik. Menurut hasil refleksi, penyebab dari besarnya siswa yang belum memiliki rasa percaya diri adalah materi yang belum benar-benar dipahami oleh masing-masing anggota kelompok. Dalam aspek tanggung jawab, 2 siswa teridentifikasi belum mampu menyelesaikan tugas dalam kelompok dan belum mampu memenuhi target yang telah ditentukan. Selebihnya 30 siswa telah menunjukkan tanggung jawab dengan kategori baik atau sangat baik dalam menyelesaikan tugas kelompok. Pada aspek kerjasama, 1 siswa teridentifikasi memiliki kategori kurang karena belum mau terlibat secara aktif dalam menyelesiakan tugas kelompok, 4 siswa telah terlibat dalam penyelesaian tugas tetapi belum bisa menyelesaikan semua tugas yang disepakati oleh kelompok, 27 siswa memiliki kategori bekerjasama baik atau sangat baik karena telah secara aktif bekerjasama dalam menyelesiakan tugas kelompok, berbagi gagasan dalam menyelesaikan tugas kelompok dan berperan dalam mencapai target kelompok . Bila dibandingkan siklus I, II, dan III terjadi peningkatan jumlah siswa pada aspek sikap percaya diri dengan kategori sangat baik yaitu dari 6,25 pada siklus I menjadi 12,50 pada siklus II, dan 25 pada siklus III. Sebaliknya terjadi penurunan jumlah siswa yang memiliki sikap percaya diri kategori cukup dari 75, 62,5, dan 53,13. Peningkatan juga terjadi pada sikap tanggung jawab pada kategori sangat baik yaitu dari 37.5, 43,75, dan pada siklus III prosentase menjadi 46,88. Meskipun jumlah siswa dengan kategori baik mengalami penurunan prosentase dari 56,25, 53,13, dan 50,00. Hal ini disebabkan karena beberapa siswa yang memiliki kategori baik pada sisklus sebelumnya berhasil memperoleh kategori sangat baik pada siklus berikutnya. Pada aspek sikap bekerjasama jumlah siswa dengan kategori cukup relative konstan pada dua siklus terakhir yaitu berawal dari 12,50 pada siklus awal menjadi 9,38 pada siklus II dan III. dari pada kategori baik atau sangat baik yaitu meningkat sebanyak 1 siswa. Pada akhir siklus, tercatat 96,875 siswa bertanggung jawab terhadap tugas individu dan kelompok, 90,625 siswa bekerjasa sama dalam menyelesaikan permasalahan kelompok, dan 50 siswa mengalami peningkatan sikap percaya diri sejak dari siklus 1 ke siklus 2, dan dari siklus 2 ke siklus 3. Pada aspek pengetahuan, tejadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai atau melampaui nilai KKM ; siklus 1 ada 26 siswa; siklus 2 ada 28 siswa; dan siklus 3 ada 28 siswa. Dengan kata lain dari hasil tes dua siklus yang terakhir 87,5 siswa berada pada skor di atas KKM.

5. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan kajian teori dan kajian penelitian tentang penerapan CL-STAR pada siswa kelas IX SMP N 1 Ngadirejo Tahun 20092010 materi Bangun Ruang Sisi Lengkung diperoleh tiga kesimpulan utama. Pertama, penerapan CL-STAR dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kedua, penerapan CL-STAR dapat mendorong aktivitas siswa dalam menggali sikap dan pengetahuan melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan gagasan sehingga dapat dijadikan sebagai model pembelajaran alternative dalam implementasi kurikulum 2013. Ketiga, langkah langkah penerapan CL-STAR terdiri dari tiga tahap pembelajaran yaitu tahap pra pembelajaran, pembelajaran, dan pasca pembelajaran. Bagi guru yang akan menerapkan CL-STAR disarankan untuk mengembangkan instrumen penilaian autentik terutama ranah keterampilan, sehingga kegiatan pembelajaran bisa lebih berkualitas dan selaras dengan permendikbud no 81A Tahun 2013. Daftar Pustaka Anderson Krathwohl et al. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar. S. 2011. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Iru, L. 2012. Pendekatan, Strategi, dan Model-model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo. Isjoni. 2012. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Jackman, A. 2006. How to Get Thinks Done. Jakarta: Erlangga Jansen, E. 2008. Brain-Based Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Lie, A. 2005. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo Maxwell, J.C. 2012. The 17 Essential Qualities of A Team Player. Surabaya: MIC Qu‟ayyid, I.H. 2005. 10 Kebiasaan Manusia Sukses Tanpa Batas. Jakarta: Maghfiroh. Silberman, M.L. 2006. Active Learning; 101 Cara Siswa Belajar Aktif. Bandung: Nusamedia. Slavin, R.E. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: PSMS Unesa Triyanto. 2010. Mendesain Model-model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Yulaelawati, E. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Pakar Raya PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI REACT PADA MATERI DIMENSI TIGA UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA Laelasari, M. Pd FKIP Unswagati, Jl. Perjuangan No 1, Cirebon; laelasari78yahoo.co.id Abstrak . Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk; 1 Menghasilkan perangkat pembelajaran matematika melalui pendekatan kontekstual dengan strategi REACT pada materi Dimensi Tiga terhadap peningkatan komunikasi matematis mahasiswa yang valid, 2 Mengetahui apakah pembelajaran matematika melalui pendekatan kontekstual dengan strategi REACT pada materi Dimensi Tiga terhadap peningkatan komunikasi matematis mahasiswa efektif. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah: Satuan Acara Perkuliahan, Buku Ajar, Lembar Kerja Mahasiswa LKM, CD Pembelajaran, Tes Komunikasi Matematis, dan Lembar Pengamatan Keterampilan Proses. Jenis penelitian pengembangan modifikasi model 4-D dengan tahap Define, Design, dan Develop, Desseminate ditiadakan. Uji coba penelitian ini dilakukan di FKIP Unswagati Cirebon, sampel penelitian kelas J dan H mahasiswa semester II Program Studi Pendidikan Matematika tahun akademik 20092010. Hasil penelitian diperoleh 1 Perangkat pembelajaran berupa Satuan Acara Perkuliahan SAP, Buku Ajar, Lembar Kerja Mahasiswa LKM, CD Pembelajaran dinyatakan valid oleh validator; 2 Tercapainya KKM dengan nilai ketuntasan klasikal 65 dan ketuntasan individu 75; 3 Keterampilan proses berpengaruh positif terhadap kemampuan komunikasi matematis; 4 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran matematika melalui pendekatan kontekstual dengan strategi REACT pada materi Dimensi Tiga untuk meningkatkan komunikasi matematis mahasiswa valid dan efektif. Kata Kunci. komunikasi matematis, perangkat pembelajaran, strategi REACT.

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Model penyajian materi dalam pembelajaran matematika merupakan salah satu faktor yang menarik untuk dikaji dan diteliti, karena di lapangan secara umum penyajian materinya masih menggunakan pendekatan konvensional, yaitu banyak ceramah, sedikit tanya-jawab, dan pemberian tugas. Pembelajaran matematika konvensional ini masih menekankan pada latihan mengerjakan soal, prosedural, serta banyak menggunakan rumus dan algoritma