Keterampilan Kooperatif Kajian Teori

Dalam penelitian ini, karena siswa yang diteliti adalah siswa SMK swasta yang belum terbiasa dengan tanggung jawab masing-masing individu, maka yang diteliti adalah keterampilan tingkat awal. Keterampilan awal yang diteliti meliputi : 1 Menggunakan Kesepakatan yaitu seberapa banyak siswa yang memiliki kesamaan pendapat dalam kelompok sehingga anggota kelompok akan merasa bahwa pendapatnya berharga dan penting . A pabila seluruh anggota kelompok berpendapat sama 2 Menghargai kontribusi yaitu memperhatikan atau mengenal apa yang dikatakan atau dikerjakan anggota kelompok yang lain walaupun kenyataannya dapat saja berupa kritik terhadap idenya. 3 Mengambil giliran dan berbagi tugas yaitu siswa dapat menggantikan seseorang yang mengemban tugas tertentu dan mengambil tanggung jawab tertentu dalam kelompok agar pekerjaan berjalan lebih efektif sehingga pada kelompok tersebut akan tumbuh rasa sebagai anggota tim kerja untuk mencapai tujuan yang sama. 4 Berada dalam tugas yaitu meneruskan tugas yang menjadi tanggungjawabnya karena kegiatan akan terselesaikan dalam waktunya dengan ketelitian lebih baik dan kreatif sehingga kelompok akan lebih bangga terhadap peningkatan efektifitas dalam mempersiapkan tugas-tugas yang diemban. 5 Mendorong partisipasi yaitu mendorong semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok. Jika satu atau dua orang tidak berpartisipasi atau hanya memberikan sedikit kontribusi, maka hasil dari kelompok tersebut tidak akan terselesaikan pada waktunya atau hasilnya kurang orisinil atau kurang imajinatif. 6 Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya yaitu sesuai dengan waktu yang direncanakan sehingga anggota kelompok akan merasa berpretasi dan memiliki semangat tim, apabila setiap anggata kelompok menyelesaikan tugas dan mengerjakannya dengan baik. 7 Menghormati perbedaan individu yaitu bersikap menghormati terhadap budaya yang unik, pengalaman hidup serta suku bangsaras dari semua siswa sehingga permusuhan dapat dihindari dan kehormatan kelompok dapat ditumbuhkan serta masing-masing individu dapat meningkatkan rasa kebaikan dan toleransi.

c. Project Based Learning

Menurut BPSDM Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dikatakan sebagai operasionalisasi konsep “Pendidikan Berbasis Produksi” yang dikembangkan di Sekolah Menengah Kejuruan SMK. SMK sebagai institusi yang berfungsi untuk menyiapkan lulusan untuk bekerja di dunia usaha dan industri harus dapat membekali peserta didiknya dengan “kompetensi terstandar” yang dibutuhkan untuk bekerja di bidang masing-masing. Dengan pembelajaran “berbasis produksi” peserta didik di SMK diperkenalkan dengan suasana dan makna kerja yang sesungguhnya di dunia kerja. Dengan demikian model pembelajaran yang cocok untuk SMK adalah pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik sebagai berikut: 1 peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja, 2 adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik, 3 peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan, 4. peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan, 5 proses evaluasi dijalankan secara kontinyu, 6. peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan, 7. produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, 8. situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan

3. Metode Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK Ma‟arif 1 Wates tahun ajaran 20132014. Sampel dalam penelitian ini kelas XII TKJ 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XII TKJ 1 sebagai kelas kontrol. Hasil uji normalitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut berdistribusi normal dengan sig 0,05. Penelitian ini merupakan penelitian quasi exsperiment. Penelitian ini melibatkan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas tersebut diupayakan memiliki motivasi dan keterampilan menyelesaikan masalah matematika yang setara. Masing-masing mendapat proses yang berbeda dalam belajar, tetapi materi yang diberikan sama. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok kontrol non ekuivalen Nonequivalent Control Group Design. Sugiyono 2012: 116. E O 1 X O 2 K O 3 O 4 O = pre-test post-test X = perlakuan terhadap kelas eksperimen Sebelum menerapkan pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol terlebih dahulu diadakan pretest atau mengambil nilai sebelumnya. Dari skor nilai yang diperoleh dilakukan uji kesamaan dua varian homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata untuk mengetahui kemampuan awal sampel. Kemudian pada kelas eksperimen diterapkan pembelajaran dengan model project based learning, sedangkan kelas kontrol diterapkan model pembelajaran ekspositori atau sama seperti metode ceramah yang terpusat pada guru sebagai pemberi informasi. Setelah proses belajar mengajar selesai, dilakukan postes pada kedua kelas sampel, dihitung skor normal peningkatan, yaitu skor postes dikurangi skor pretes dari kelas yang dikenai tindakan dikurangi skor postes dikurangi pretes dari kelas kontrol O 2 – O 1 – O 4 – O 4 Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran project based learning, sedang variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi siswa dalam pelajaran matematika dan hasil observasi keterampilan siswa dalam pemecahan masalah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Skenario Pembelajaran, Media Pembelajaran, Soal-soal, 2. Lembar observasi digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasipengamatan guna memperoleh data yang diinginkan. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi keterampilan siswa dalam pembelajaran metematika dengan model project based learning. 3 Angket Motivasi belajar siswa, digunakan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa terhadap materi yang dipelajari.