Pengertian Pembelajaran Kooperatif NHT Number Head Together

c. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru. d. Diskusi masalah Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum. e. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. f. Memberi kesimpulan Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

2.2 Keaktifan Belajar

Secara harfiah keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti sibuk, giat Kamus Besar Bahasa Indonesia: 17. Aktif mendapat awalan ke- dan –an, sehingga menjadi keaktifan yang mempunyai arti kegiatan atau kesibukan. Jadi, keaktifan belajar adalah kegiatan atau kesibukan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah yang menunjang keberhasilan belajar siswa. Keaktifan tersebut tidak hanya keaktifan jasmani saja, melainkan juga keaktifan rohani. Menurut Sriyono, dkk 1992: 75 keaktifan jasmani dan rohani yang dilakukan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut: a. Keaktifan indera; pendengaran, pengelihatan, peraba, dan sebagainya. Peserta didik harus dirangsang agar dapat menggunakan alat inderanya sebaik mungkin. Mendikte dan menyuruh mereka menulis sepanjang jam pelajaran akan menjemukan. Demikian pula dengan menerangkan terus tanpa menulis sesuatu di papan tulis. Maka pergantian dari membaca ke menulis, menulis ke menerangkan dan seterusnya akan lebih menarik dan menyenangkan. b. Keaktifan akal; akal peserta didik harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan masalah, menimbang, menyusun pendapat dan mengambil keputusan. c. Keaktifan ingatan; pada saat proses belajar mengajar peserta didik harus aktif menerima bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru, dan menyimpannya dalam otak. Kemudian pada suatu saat ia siap dan mampu mengutarakan kembali. d. Keaktifan emosi dalam hal ini peserta didik hendaklah senantiasa berusaha mencintai pelajarannya, karena dengan mencintai pelajarannya akan menambah hasil belajar peserta didik itu sendiri.

3. Metodologi Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada 19-31 Oktober 2013. Setting penelitian yang digunakan adalah kelas dan kelompok dalam kegiatan pembelajaran matematika dengan pengelompokan siswa yang terdiri dari 4-5 siswa. Pembagian kelompok dibentuk berdasarkan hasil tes sebelumnya. Kegiatan pembelajaran matematika dilaksanakan di kelas VIII C SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT Numbered-Head Together. Teknik pengambilan data dengan menggunakan beberapa cara, yaitu : a. Observasi dilakukan untuk mengamati proses pelaksanaan pembelajaran matematika dan mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Keaktifan siswa yang dinilai meliputi : a Keaktifan Indra Pendengaran, Pengelihatan, Peraba, b. Keaktifan akal, c. Keaktifan Ingatan dan d. Keaktifan Emosi. Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi yang terdiri dari dua, yaitu pedoman observasi kegiatan pembelajaran dan pedoman observasi keaktifan siswa. Hasil observasi selanjutnya diuraikan sebagai catatan lapangan. b. Wawancara c. Angket d. Tes hasil belajar siswa Instrumen penelitian yaitu : a. Peneliti sekaligus perencana, pelaksana pengumpul data utama, penganalisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya. b. Pedoman observasi digunakan peneliti sebagai pedoman ketika melaksanakan pengamatan untuk mendapatkan data yang akurat dalam pengamatan selama proses pembelajaran. c. Lembar angket yang digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT Numbered-Head Together untuk mendapatkan informasi tentang keaktifan. d. Pedoman Wawancara disusun untuk menelusuri lebih lanjut tentang hal-hal yang tidak dapat diketahui atau kurang jelas melalui observasi dan angket. e. Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur kemajuan belajar siswa dan seberapa besar pemahaman setiap siswa terhadap materi yang telah dipelajari. f. Dokumen digunakan untuk memberikan gambaran secara visual mengenai keaktifan belajar siswa setelah melakukan pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas VIIIC SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta. Rancangan penelitian ini menggunakan model Clasroom Action Research spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart. Peneliti merencanakan penelitian ini minimal dua siklus dengan setiap siklusnya meliputi komponen-komponen sebagai berikut: perencanaan planning, pelaksanaan action, observasi observation, dan refleksi reflection.