Keunggulan dan Aplikasi Praktek Pembelajaran

4. Kesimpulan

Berdasarkan pengalaman dalam tiga tahun terakhir, bahwa dengan penggunaan Papan Mesir Klasik pada operasi perkalian dan pembagian di kelas VII SMP Negeri 1 Tenggarang dapat disimpulkan sebagai berikut: 1 Penggunaan Papan Mesir Klasik dapat meningkatkan kecakapan peserta didik dalam menyelesaikan perkalian bilangan bulat, 2 Penggunaan Papan Mesir Klasik dapat meningkatkan kecakapan peserta didik dalam menyelesaikan pembagian bilangan bulat, 3 Penggunaan Papan Mesir Klasik dapat membangun kreatifitas berpikir peserta didik, 4 Penggunaan Papan Mesir Klasik dapat membantu kesiapan kemampuan prasyarat peserta didik untuk belajar pada pendidikan dasar tingkat lanjut. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Buchori. 2005. Jenius Matematika Untuk SMP Kelas VII. Semarang: Aneka Ilmu Chatib, Munif. 2009. Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. 2006. Model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar. 2013. Pedoman Lomba Inovasi Pembelajaran Bagi Guru SMP Tahun 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Hobri. 2007. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru dan Praktisi. Jember: UPTD Balai Pengembangan Pendidikan Muhsetyo, Gatot. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka McBride, Elf. 2004. MQ Merangsang Kejeniusan Matematika Anak. Jakarta: Prestasi Pustaka Nuharini, Dewi. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Sukino. 2005.Matematika Untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga Siswono, Eko. 2003. Membangun Kompetensi Matematika 2. Surabaya: Esis Suhardjono. 2011. Pertanyaan dan Jawaban di sekitar Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Malang: Cakrawala Indonesia Wahyudin. 2011. Sejarah dan Filsafat Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka Wahyudin. 2004. Ensiklopedi Matematika Untuk SLTP. Jakarta: CV. Tarity Samudra Berlian Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Yamin,Martinis;dkk. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA TOPIK GRAFIK FUNGSI SISWA KELAS VIII G SMP N 1 YOGYAKARTA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS STAD Sri Utami SMP N 1, Jln Cik Di Tiro 29 , Yogyakatra; utamispedjitagmail.com Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas VIII G SMP Negeri 1 Yogyakarta dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Teams Achievement Divisions. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas PTK atau Classroom Action Research CAR. Data diperoleh pada bulan Oktober tahun 2013 dan dilakukan dalam dua siklus. Instrumen yang digunakan adalah angket motivasi siswa, pedoman wawancara, dan catatan lapangan. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Teams Achievement Divisions dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika topik grafik fungsi. Kata Kunci . Motivasi, metode pembelajaran tipe STAD

1. Pendahuluan

Pelajaran matematika dipandang sebagai materi yang sulit oleh sebagian besar siswa. Hal ini mengakibatkan siswa kurang tertarik dan kurang termotivasi dalam pembelajaran matematika. Siswa kurang termotivasi , cenderung pasif dan kurang dapat mengemukakan pendapatnya.. Salah satu penyebabnya karena guru lebih sering menggunakan metode konvensional yang membuat siswa terjebak dalam rutinitas, banyak menghafal, motivasi belajar siswa rendah, jarang menggunakan model pembelajaran yang membuat siswa aktif berfikir, dan penyampaian pembelajaran kurang bervariasi sehingga pembelajaran menjadi membosankan bagi siswa. SMP N 1 Yogyakarta terdiri dari 24 kelas, kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX masing- masing 8 kelas. Kelas VIII G merupakan salah satu kelas yang siswanya kurang termotivasi, jika diminta maju kedepan kelas hanya beberapa orang saja yang berani , dan siswanya hanya itu itu saja, siswa kurang termotivasi dan kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu pembelajaran hanya berpusat pada guru. Guru mendominasi pada setiap proses pembelajaran berlangsung, guru hanya memberikan konsep-konsep dan cara mengerjakan soal-soal. Sementara siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan mengerjakan soal sesuai langkah-langkah yang diberikan guru. Siswa tidak diberi kesempatan untuk menggali potensi yang ada pada diri siswa, sehingga siswa cenderung pasif. Proses pembelajaran seharusnya berlangsung alamiah dalam berbagai kegiatan, siswa