Pembelajaran Matematika Tinjauan Pustaka

Pendekatan keterampilan proses akan efektif jika sesuai dengan kesiapan intelektual. Oleh karena itu, pendekatan keterampilan proses harus tersusun menurut urutan yang logis sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman peserta didik. Misalnya sebelum melaksanakan penelitian, peserta didik terlebih dahulu harus mengobservasi atau mengamati dan membuat hipotesis. Alasannya tentulah sederhana, yaitu agar peserta didik dapat menciptakan kembali konsep-konsep yang ada dalam pikiran dan mampu mengorganisasikannya. Dengan demikian, keberhasilan anak dalam belajar matematika menggunakan pendekatan keterampilan proses adalah suatu perubahan tingkah laku dari seorang anak yang belum paham terhadap permasalahan matematika yang sedang dipelajari sehingga menjadi paham dan mengerti permasalahannya. Keunggulan pendekatan keterampilan proses di dalam pembelajaran, antara lain adalah: 1 siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, 2 siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari, 3 melatih siswa untuk berpikir lebih kritis, 4 melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran, 5 mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru, 6 memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah.

2.3 Media Pembelajaran

Media diartikan sebagai segala sesuatu yang dimanfaatkan untuk proses komunikasi dengan siswa agar siswa belajar. Komunikasi dan siswa yang belajar learners merupakan dua aspek yang pokok. Alat peraga sebagai media atau pelengkap yang digunakan untuk membantu guru mengajar Aderson. R.H, 1987. Media atau alat peraga sebagai alat bantu pembelajaran matematika untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Lebih khusus alat peraga adalah benda-benda konkret yang merupakan model dari ide-ide matematika dan benda konkret untuk penerapan matematika Tim Instruktur PKG, 1988. Media atau alat peraga pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan guru dalam pembelajaran untuk membantu memperjelas materi pelajaran dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Pembelajaran yang menggunakan banyak verbalisme akan membosankan siswa; sebaliknya pembelajaran akan lebih menarik bila siswa gembira belajar atau senang karena mereka merasa tertarik dan mengerti apa yang dipelajarinya Usman. M. U, 2002. Segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong proses-proses belajar dapat dikategorikan sebagai media Priyono. A, 2002. Alat peraga matematika adalah sebuah atau seperangkat benda kongkret yang dibuat, dirancang, dihimpun atau disusun secara sengaja, yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika. Sementara Briggs Sugiarto dan I. Hidayah, 2005 mengatakan bahwa media pengajaran meliputi objek benda nyata, model, suara langsung, rekaman radio, pembelajaran terprogram, televisi, dan slide. Secara garis besar media pembelajaran dapat diidentifikasikan