Adanya peningkatan hasil evaluasi nilai mata pelajaran matemátika setelah siklus I

Wates Kulon Progo. Dari pengamatan sekilas menunjukkan bahwa motivasi siswa dalam mempelajari matematika masih kurang, kemudian tanggal 15 Januari 2012 diamati lebih detail dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif yang diyakini dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari matematika dengan aktif, kreatif, melatih kerjasama dan memupuk rasa percaya diri siswa. Selanjutnya dirancang siklus-siklus penelitian dan mulailah diadakan tindakan pembelajaran dengan metode Cooperative Learning Think Pair Share kemudian mencatat setiap perkembangan yang ada dan dilakukan siswa. Siklus I Pada tahap ini diidentifikasi yang ada, kenyataan menunjukkan bahwa motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran matematika pada kelas XII TKR 8 SMK Ma‟arif 1 Wates masih sangat kurang. Hal ini terlihat dari sikap anak yang lemas, diam, dan mereka hanya akan membuka buku matematika setelah disuruh oleh guru. Pada penelitian ini mempelajari Standar Kompetensi ”Menggunakan Konsep Statistika dalam Pemecahan Masalah”. Ada tiga kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Tetapi dalam penelitian ini hanya melaksanakan kompetensi dasar yang kedua dan yang ketiga yaitu: ”Menentukan ukuran pemusatan data” dan ”Menentukan ukuran penyebaran data”. Pada pembelajaran pertama siklus I, tanggal 28 Januari 2012 siswa mempelajari kompetensi dasar ”Menentukan ukuran pemusatan data”. Kompetensi ini ada tiga indikator yaitu 1 Menentukan mean atau rata-rata dari data tunggal maupun berkelompok, 2 Menentukan median dari data tunggal maupun berkelompok, 3 Menentukan modus dari data tunggal maupun berkelompok. Kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai dengan rencana namun ada beberapa hal yang terjadi saat pelaksanaan yaitu : 1 Terdapat 3 siswa yang tidak berangkat sekolah karena ijin sakit, sehingga yang semula direncanakan menjadi 7 kelompok berubah menjadi enam kelompok dan yang kelompok ke enam terdiri dari 5 siswa sedang yang lain terdiri dari 4 siswa, 2 Pada pembentukan kelompok yang sudah dipersiapkan oleh guru, siswa terlihat canggung dalam berdiskusi karena mungkin tidak biasanya dengan kelompok tersebut, 3 Saat diberi tugas oleh guru untuk memikirkan sendiri cara pemecahan masalah atau soal yang dihadapi, terdapat lebih dari 70 siswa diam dan tidak melakukan apa-apa. 4 Saat diperintah guru untuk diskusi dengan teman, mereka langsung melakukannya, tetapi masih banyak yang belum fokus pada persoalan yang harus segera dipecahkan. Terlihat seperti menunggu hasil pekerjaan orang lain, 5 Saat dibentuk kelompok yang terdiri dari empat siswa, mereka langsung bergerombol dan terlihat langsung diskusi, tetapi dari enam kelompok yang ada, yang diskusinya lancar baru dua kelompok, empat kelompok yang lain masih belum nampak diskusi dengan baik, karena terlihat ada beberapa siswa dari kelompok- kelompok tersebut yang hanya bekerja sendiri, ada yang cuek-cuek saja, ada yang ngobrol tanpa arah, 6 Setelah dibimbing oleh guru dalam diskusi dan dibimbing dalam pemecahan masalah, setiap kelompok nampak asyik berdiskusi, 7 Saat diberi kesempatan mempresentasikan pekerjaannya di depan kelas, kebanyakan tidak mau sehingga dengan