Belajar Belajar Matematika Hasil Belajar

2.4 Hasil Belajar Matematika

Berdasarkan pengertian belajar dan hasil belajar di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar dan hasil belajar tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Hasil belajar dipengaruhi oleh proses pembelajaran. Proses pembelajaran mata pelajaran matematika harus memperhatikan karakteristik matematika. Sumarno dalam Sugeng, 2011:15 mengemukakan beberapa karakteristik matematika yaitu: materi matematika menekankan penalaran yang bersifat deduktif, materi matematika bersifat hierarkis dan terstruktur, dan dalam mempelajari matematika dibutuhkan ketekunan, keuletan, serta rasa cinta terhadap matematika. Karena materi matematika bersifat hierarkis dan terstruktur maka dalam belajar matematika, tidak boleh terputus-putus dan urutan materi harus diperhatikan. Artinya penting sekali memahami konsep matematika yang mempunyai daya bantu terhadap konsep matematika yang lain. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa ketika mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang dimaksud hasil belajar siswa adalah penilaian LKS, mind mapping, dan ulangan harian posttest dalam mata pelajaran matematika pada materi limit fungsi.

2.5 Mind Mapping

Mind mapping bisa disebut sebuah peta rute yang digunakan ingatan, membuat kita bisa menyusun fakta dan fikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita yang alami akan dilibatkan sejak awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan dari pada menggunakan teknik mencatat biasa. Mind mapping merupakan teknik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Dengan metode mind mapping siswa dapat meningkatkan daya ingat. Beberapa manfaat mind mapping antara lain: 1 merencana, 2 berkomunikasi,3 menjadi kreatif, 4 menghemat waktu, 5 menyelesaikan masalah, 6 memusatkan perhatian, 7 menyusun dan menjelaskan fikiran-fikiran, 8 mengingat dengan baik, 9 belajar lebih cepat dan efisien, 10 melihat gambar keseluruhan. Mind mapping mempunyai perbedaan dengan catatan biasa. Berikut ini disajikan perbedaan antara catatan tradisional catatan biasa dengan catatan pemetaan pikiran mind mapping. Tabel 2. Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping No. Catatan Biasa Mind Mapping 1 Hanya berupa tulisan-tulisan saja Berupa tulisan, symbol dan gambar 2 Hanya dalam satu warna Berwarna-warni 3 Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang lama Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang pendek 4 Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih lama Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif 5 Statis Membuat individu menjadi kreatif Sumber: Iwan Sugiarto dalam Nurvitasari 2008:13 Dari uraian tersebut, peta pikiran mind mapping adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Tugas guru dalam proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan mind mapping.

3. Metode Penelitian

3.1. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Sragi, dilaksanakan dalam dua siklus dengan perincian: siklus I dilaksanakan empat kali pertemuan, yaitu tanggal 25-26 Maret, dan 1-2 April 2013. Karena pada minggu berikutnya ada kegiatan ujian sekolah dan nasional maka penelitian dilanjutkan tanggal 25-26 Februari, dan 4 Maret 2013. Penentuan waktu pelaksanaan tindakan kelas disesuaikan dengan jadwal tugas mengajar dan pembahasan materi limit fungsi.Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS.3 SMA 1 Sragi, semester 2 tahun pelajaran 20122013 dengan jumlah 29 siswa, yang terdiri dari 13 laki-laki dan 16 perempuan.

3.2. Prosedur Penelitian

Alur penelitian tindakan kelas terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu 1 perencanaan, 2 pelaksanaan tindakan, 3 pengamatan dan analisis data, serta 4 refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 1. Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Kelas