Tindakan pada Siklus II

1. Tujuan pembelajaran diinformasikan dengan jelas, sehingga arah pembelajaran jelas. 2. Penyampaian apersepsi dilaksanakan lebih rinci, sehingga siswa mempunyai dasar materi untuk mempelajari materi selanjutnya. 3. Metode mengajar guru dibuat lebih menarik dengan memberikan pertanyaan pancingan yaitu ketika siswa memberikan jawaban, guru tidak langsung mengatakan bahwa jawaban siswa benar atau salah, tetapi guru mendorong siswa untuk setuju atau tidak setuju kepada ide seseorang. 4. Guru mendorong siswa untuk lebih aktif berdiskusi dalam kelompoknya dan menekankan bahwa siswa berdiskusi tidak sekedar mengisi LKS, melainkan LKS menjadi sarana belajar. 5. Guru menegaskan bahwa siswa yang pandai dalam kelompok harus menjelaskan kepada siswa yang kurang mengerti dalam kelompoknya, sehingga semua anggota kelompok memahami materi yang sedang dipelajari. 6. Guru memberikan apresiasi penghargaan kepada kelompok yang maju kedepan kelas. Tindakan direncanakan untuk materi pada KD menggambar sketsa grafik fungsi sederhana pada koordinat cartesius. Kegiatan inti berjalan lancar karena sebelumnya siswa sudah belajar tentang menghitung nilai fungsi dan guru melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran dengan melakukan hal-hal yang disebutkan di atas. Diskusi diarahkan agar siswa dapat menggambar grafik setelah menentukan pasangan berurutannya.Ternyata masih ada siswa yang keliru dalam menggambar grafik karena dalam meletakan bilangan-bilangan pada koordinat cartesius ukurannya tidak sama. Guru menawarkan kelompok mana yang akan mempresentasikan hasil diskusi, kali ini presentasi berjalan lancar, siswa mulai berani tampil didepan kelas tanpa diminta oleh guru, kelompok yang lain menyimak presentasi yang disajikan oleh kelompok lain dan beberapa siswa mulai menanggapi hasil presentasi kelompok penyaji. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru memberi peluang kepada siswa yang pasif dengan cara meminta siswa untuk mengeluarkan pendapatnya sehingga mereka akhirnya terlibat dalam diskusi kelompok. Guru juga memberikan pujian kepada siswa yang berani mengemukakan pendapatnya. Interaksi antara guru dan siswa atau siswa dengan teman sekelompok menunjukkan minat siswa dalam kegiatan pembelajaran Pembelajaran diakhiri dengan penarikan kesimpulan tentang cara menggambar grafik fungsi dengan bimbingan guru. Kegiatan setelah presentasi, siswa mengerjakan soal evaluasi individu dan dikumpulkan. Setelah pembelajaran selesai siswa kembali diminta mengisi angket motivasi siklus II, dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4 . Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II No Indikator Persentase Kualifikasi 1 Tekun menghadapi tugas 82, 79 Tinggi 2 Ulet menghadapi kesulitan 83, 38 Tinggi 3 Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah 77, 56 Tinggi Motivasi belajar siswa dalam siklus II mengalami peningkatan dengan rata-rata nilai motivasi 80, 03 .

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan di kelas VIII G SMP Negeri 1 Yogyakarta maka diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika topik grafik dan fungsi dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Teams Achievement Divisions, motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional karena dalam pembelajaran dengan model STAD Student Teams Achievement Divisions siswa dapat saling menjelaskan materi sampai semua siswa paham dan mengerti.

5.2 Saran

Bagi peneliti yang lain yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Teams Achievement Divisions dapat dipadukan dengan model pembelajaran yang lain misalnya model pembelajaran kooperatif TGT Teams Games Tournament sehingga dengan kompetisi dapat mendorong motivasi siswa semakin tinggi.

6. Ucapan Terimakasih

Terima kasih kepada PPPPTK Matematika dan seluruh Widyaiswara yang telah memberi kesempatan bagi kami peserta diklat PKB IN On IN untuk dapat melaksanakan Penelitian Tindakan kelas dan memfasilitasi untuk dapat mengikuti seminar Nasional. Daftar Pustaka Oemar Hamalik. 2012. Psikologi Belajar Mengajar. Jakarta : Sinar Baru Algensindo Materi Pelatihan Terintegrasi, Departemen pendidikan Nasional, 2004 Ngalim Purwanto. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya Sardiman . 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers Sugiyanto. 2010. Model- model Pembelajaran Inovatif, Surakarta : Yuma Pustaka Suharsimi Arikunto.2009. Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara 4 Dapat mempertahankan pendapat 74, 85 Sedang 5 Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini 77, 06 Tinggi 6 Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal 83, 82 Tinggi PENGGUNAAN LKS TERSTRUKTUR PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 1 BRANG ENE KABUPATEN SUMBAWA BARAT Suci Kurnia SMPN 1 Brang Ene, Kabupaten Sumbawa Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat kurniasuci11gmail.com Abstrak. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui penggunaan LKS terstruktur dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Brang Ene pada materi lingkaran tahun pelajaran 20122013. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Brang Ene Kabupaten Sumbawa Barat pada siswa kelas VIII A tahun pelajaran 20122013 yang terdiri dari 21 orang siswa. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas pada dua kompetensi dasar yang terbagi menjadi dua Siklus. Dari masing-masing siklus diperoleh data berupa dan hasil evaluasi yang dianalisis secara kuantitatif. Data-data tersebut dikumpulkan dan dikelola dengan indikator yang digunakan, apabila  80 dari seluruh siswa telah memperoleh nilai  70 maka hipotesis diterima. Dari hasil pengolahan data diperoleh persentase ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 76,19 dan siklus II sebesar 90,47. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan LKS terstruktur pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw materi lingkaran dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Brang Ene Kabupaten Sumbawa Barat Tahun Pelajaran 20122013. Keywords: critical thinking skills, cooperative learning jigsaw, and LKS structured

1. Pendahuluan

Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang amat pesat, baik materi maupun kegunaannya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika di kelas. Salah satunya adalah lemahnya kemampuan berpikir siswa. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan oleh siswa mengingat bahwa dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan siapa saja bisa memperolah informasi secara cepat. Jika para siswa tidak dibekali dengan kemampuan berpikir kritis maka mereka tidak akan mampu mengolah, menilai, dan mengambil informasi yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan tersebut. Menurut Rosnawati 2012 menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan suatu karakteristik yang bermanfaat dalam pembelajaran di sekolah pada tiap jenjangnya. Latihan rutin yang dilakukan siswa akan berdampak pada efisiensi dan otomatisasi keterampilan berpikir yang telah dimiliki siswa.