Hasil Pelaksanaan Siklus IV

rencana perbaikan tindak mengajar dosen sudah dilaksanakan dengan baik. Tindak belajar mahasiswa yang berkaitan dengan kemandirian mengalami peningkatan yang sangat menggembirakan, sudah memenuhi indikator yang mau diraih sehingga siklus penelitian tidak perlu dilanjutkan lagi. Data hasil penelitian mengenai kemandirian dan prestasi belajar matematika secara ringkas dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 1. Peningkatan Kemandirian Belajar Berdasarkan gambar 1. ada peningkatan kemandirian belajar belajar mahasiswa yang dapat dilihat dari peningkatan masing-masing indikator. Banyaknya mahasiswa yang memiliki etos kerja yang tinggi, ditunjukkan oleh sikap ulet dan semangat tinggi dalam mengikuti perkuliahan mengalami peningkatan sejak siklus I sampai dengan siklus IV. Sikap ulet dan semangat tinggi ini terlihat pada saat mahasiswa menyelesaikan Lembar Kerja Mahasiswa LKM yang diberikan oleh dosen dengan berdiskusi kelompok. Sebelum tindakan penelitian dilaksanakan, mahasiswa hanya diminta mengerjakan soal-soal latihan yang ada di buku secara individual, tidak berkelompok. Setelah diberikan tindakan dengan adanya diskusi kelompok menggunakan media Lembar Kerja Mahasiswa, mahasiswa terlihat lebih bersemangat dan antusias untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Hal ini disebabkan karena di dalam LKM, mahasiswa diberikan panduan atau langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan Persamaan Diferensial. Selain itu, dengan adanya proses diskusi kelompok membuat mahasiswa menjadi lebih aktif dan bersemangat sehingga etos kerja yang dimiliki mahasiswa menjadi semakin meningkat. Banyaknya mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri yang kuat, ditunjukkan dengan mau menjawab pertanyaan, mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Jika sebelum tindakan, yang mau menjawab pertanyaan dosen hanya mahasiswa-mahasiswa tertentu saja, setelah tindakan, semua mahasiswa terlihat percaya diri dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan dosen. Proses pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan selama empat pertemuan mampu mendorong mahasiswa untuk memiliki kepercayaan diri yang kuat. Di Memiliki etos kerja yang tinggi : ulet, semangat tinggi Memiliki kepercayaan diri yang kuat : mau menjawab pertanyaan Berani mengambil resiko : mengajukan ide gagasan Memiliki rasa tanggung jawab, ada kemauan untuk melakukan kewajiban dalam proses diskusi kelompok, mahasiswa terbiasa bertanya dan menjawab pertanyaan sesama anggota kelompok, sehingga pada saat dosen memberikan pertanyaan kepada mahasiswa, mahasiswa menjadi terbiasa untuk menjawab pertanyaan yang ada. Banyaknya mahasiswa yang berani mengambil resiko, yang ditunjukkan dengan mau mengajukan idegagasan dalam penelitian ini juga mengalami peningkatan yang sangat besar. Sebelum tindakan dilaksanakan, mahasiswa cenderung takut untuk menyampaikan idegagasannya. Namun pada siklus ke-empat, semua mahasiswa sudah bersedia mengajukan idegagasan. Hal ini tidak terlepas dari tindakan mengajar yang dilaksanakan dosen, yang senantiasa memberikan motivasi kepada mahasiswa. Banyaknya mahasiswa yang memiliki rasa tanggungjawab, ditunjukkan dengan mau melakukan kewajiban pada saat diskusi dalam kelompok mengalami peningkatan yang sangat menggembirakan. Jika sebelum tindakan hanya anggota-anggota kelompok diskusi tertentu saja yang memiliki rasa tanggungjawab, sebagian besar masih banyak yang pasif pada saat diskusi, namun untuk diskusi kelompok pada siklus yang terakhir, semua anggota kelompok terlihat sangat aktif, terlihat memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap setiap kelompoknya. Adanya pengumuman penghargaan bagi kelompok yang memiliki rata- rata nilai peningkatan kelompok di setiap siklus juga menyebabkan masing-masing anggota kelompok merasa memiliki tanggungjawab yang besar terhadap kelompoknya. Salah satu indikator kemandirian belajar mahasiswa yang hampir meningkat seratus persen 92,5 adalah indikator mampu mengatasi masalah yang ditunjukkan dengan mau mempresentasikan hasil di depan kelas. Sebelum tindakan dilaksanakan, hanya mahasiswa tertentu saja yang bersedia melakukan presentasi di depan kelas, namun setelah tindakan siklus keempat, semua mahasiswa bersedia untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing-masing. Pada siklus keempat, setelah dosen memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh rata-rata nilai peningkatan tertinggi, dosen juga mengumumkan kepada mahasiswa akan memberikan reward berupa tambahan nilai bagi kelompok yang aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga pada saat tindakan siklus terakhir, suasana perkuliahan menjadi sangat hidup, mahasiswa saling berebut untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Peningkatan jumlah mahasiswa yang mampu mengatasi masalah ini tidak terlepas dari adanya penggunaan model pembelajaran kooperatif pada tiap siklus putaran. Model pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan mampu melatih mahasiswa untuk berbicara di hadapan teman – temannya dan aktif dalam setiap tahap pembelajaran. Oleh karena itu, mahasiswa menjadi berani untuk melakukan presentasi di depan kelas, di hadapan teman- temannya seperti biasa. Tindak belajar yang telah dijelaskan di atas, secara umum pada setiap siklusnya mengalami perubahan menuju ke arah yang lebih baik. Hal ini tidak terlepas dari penerapan model pembelajaran kooperatif yang digunakan. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok, saling membantu sesama anggota dan bertanggungjawab atas tugas-tugas yang diberikan dalam kelompok sehingga dapat berdampak pada hasil belajar siswa dalam penelitian ini kemandirian dan prestasi mahasiswa. Pernyataan tersebut didukung oleh Ibrahim dkk [2] yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas dapat menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, siswa kelompok bawah dapat memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Salah satu kesimpulan dari penelitian Subadi, Khotimah Sutarni [6]: model pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif dan menyenangkan adalah “model pembelajaran berbasis kolaboratif dan kooperatif. Apabila dilihat pada siklus terakhir ada peningkatan kemandirian belajar yang sangat signifikan setelah Dosen menawarkan reward guna lebih memotivasi mahasiswa. Hasil ini didukung oleh penelitian Chokshi dalam Subadi [6] yang memberikan kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran perlu adanya motivator dan visi yang jelas sehingga permasalahan yang bersumber dari siswa yaitu kurangnya motivasi dalam belajar harus segera dicarikan solusinya agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan. Untuk data prestasi belajar mahasiswa yang diperoleh selama tindakan dilaksanakan dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 2. Peningkatan Prestasi Belajar Dari gambar2. dapat dilihat prestasi belajar mahasiswa pada siklus I mengalami peningkatan, siklus II mengalami penurunan, siklus III dan IV kembali mengalami peningkatan namun masih tetap di bawah peningkatan siklus I. Berdasarkan hasil analisis jawaban soal tes mahasiswa pada siklus II, III dan IV, ternyata kesalahan utama yang dilakukan mahasiswa bukan terletak pada konsep materi Persamaan Diferensial, tetapi lebih banyak pada kesalahan materi prasyarat, yaitu tentang menghitung integral dan derivatif fungsi. Namun demikian, meskipun masih di bawah siklus I, tetap sudah melampaui indikator yang ditetapkan. Karena keterbatasan waktu penelitian maka penelitian ini hanya sampai pada siklus IV saja, tidak berlanjut pada siklus berikutnya. Mendapat nilai tes lebih dari 63 Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II Siklus III Adanya peningkatan kemandirian dan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Persamaan Diferensial di kelas VA Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMS juga tidak terlepas dari pelaksanaan Lesson Study yang sudah diterapkan. Tahap-tahap plan, do, see yang dilaksanakan bersama-sama antara dosen model sebagai peneliti dengan rekan sejawat sebagai critical friend di dalam Lesson Study dapat dijadikan acuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang muncul pada setiap siklus tindakan yang dilaksanakan. Hasil ini didukung oleh hasil penelitian William Cerbin and Bryan Kopp [7] yang menyatakan bahwa melalui lesson study guru dapat saling berkolaborasi mengatasi permasalahan di kelas guna mencapai tujuan pembelajaran. Nurhasanah [1] dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa dalam kegiatan Lesson Study, keaktifan mahasiswa dengan pendekatan konstruktivisme dan latar belakang kooperatif terlihat dominan muncul pada kegiatan kelompok.

4. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dari penelitian ini: 1. Implementasi Lesson Study melalui Cooperatif Learning dengan berbantuan Lembar Kerja Mahasiswa dapat meningkatkan kemandirian belajar pada mata kuliah Persamaan Diferensial di kelas VA Prodi Pendidikan Matematika FKIP UMS Tahun 20122013, yang dapat dilihat dari indikator: a. mahasiswa yang memiliki etos kerja tinggi meningkat sebesar 55, b. mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat meningkat sebesar 62,5, c. mahasiswa yang berani mengambil resiko meningkat sebesar 75, d. mahasiswa yang memiliki rasa tanggung jawab meningkat 60, e. mahasiswa yang mampu mengatasi masalah meningkat sebesar 92,5. 2. Implementasi Lesson Study melalui Cooperatif Learning dengan berbantuan Lembar Kerja Mahasiswa dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata kuliah Persamaan Diferensial di kelas VA Prodi Pendidikan Matematika FKIP UMS Tahun 20122013 , dilihat dari mahasiswa mendapatkan nilai lebih dari 63 meningkat sebesar 50. Sehubungan dengan adanya kekurangan-kekurangan yang dijumpai dalam penelitian ini, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Bagi mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Persamaan Diferensial hendaknya tidak melupakan mata kuliah prasyaratnya, yakni Kalkulus I dan Kalkulus II sehingga dapat meraih nilai yang optimal. 2. Mahasiswa hendaknya lebih memiliki motivasi belajar dari dalam yang tinggi. 3. Dapat dilaksanakan penelitian lanjutan untuk mengatasi masalah rendahnya kemampuan prasyarat mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah Persamaan Diferensial.

5. Ucapan Terimakasih

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dikti yang telah memberikan dana hibah Lesson Studi kepada PMIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan kepada pihak Universitas melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah mendanai pelaksanaan penelitian ini sampai selesai. Daftar Pustaka Nurhasanah, F. Membangun Keaktifan Mahasiswa pada Proses Pembelajaran Mata Kuliah Perencanaan dan Pengembangan Program Pembelajaran Matematika Melalui Konstruktivisme dalam Kegiatan lesson Study. Infinity Vol 1. No. 1 Hal 62-78. STKIP. Bandung.2012 Ibrahim, Muslimin dkk. Pembelajaran Kooperatif. University Press. Surabaya. 2002 Lewis, Catherine C. Lesson Study: A Handbook of Teacher-Led Instructional Change. Philadelphia, PA: Research for Better School, Inc. 2002 Lie, Anita. Cooperatif Learning. Grasindo. Jakarta 2005 Subadi. T. Pengembangan Model Pembinaan Guru Melalui Pendekatan Lesson Study Makalah. UMS. Surakarta.2010 Subadi. T ., .Khotimah, Rita P, Sutarni, Sri. Pengembangan Model Peningkatan Kualitas Guru Melalui Pelatihan Lesson Study Bagi Guru SD Se-Karesidenan Surakarta Laporan Penelitian di Publikasikan di Perpustakaan Pusat UMS. 2009. William Cerbin and Bryan Kopp.. Lesson Study as a Model for Building Pedogogical Knowledge and Improving Teaching. In International Journal of Teaching and Learning in Higher Education. 18 3, 150-257. ISSN 1812-9129. 2006.