Pendahuluan Artikel Sendimat P4TK Matematika | Info Ops prosiding sendimat

bawah. Dari 65 negara yang mengikuti PISA 2009, Indonesia mendapat rangking ke 61 untuk mata pelajaran Matematika Stacey, 2010. Fauzan menambahkan dalam Sembiring, 2010 bahwa salah satu permasalahan terbesar yang berkait dengan matematika modern ialah penyajian matematika sebagai produk jadi, siap pakai, abstrak, dan diajarkan secara mekanistik: guru mendiktekan rumus dan prosedur ke siswa. Fauzan mengamati di kelas bahwa banyak murid menggunakan prosedur tanpa memahaminya, sehingga proses pembelajaran yang terjadi masih berpusat pada guru yang hanya berupaya memindahkan ilmu dari guru ke siswa yang menjadikan siswa tidak aktif. Untuk mengatasi permasalahan di atas perlu dilakukan modifikasi terhadap proses pembelajaran. Menurut Pitadjeng Misdalina, 2009, agar murid dapat belajar matematika dalam suasana yang menyenangkan, guru harus mengupayakan adanya situasi dan kondisi yang menyenangkan, strategi yang menyenangkan, maupun materi matematika yang menyenangkan. Lebih lanjut menurut Pitadjeng para guru hendaknya memberi kesan bahwa matematika tidak sulit dan dapat dilakukan antara lain dengan memberikan masalah kontekstual, tingkat kesulitan masalah sesuai atau lebih sedikit dari tingkat kemampuan anak, dan peningkatan kesulitan masalah secara bertahap atau sedikit demi sedikit. Sejalan dengan hal tersebut, guru matematika dituntut secara profesional untuk menyiapkan dan melaksanakan proses pembelajaran matematika yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai pada kurikulum 2013. Oleh karena itu, guru harus mempunyai kemampuan dalam mengembangkan dan mendesain sendiri materi pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan kritis. Pembelajaran matematika yang aktif, inovatif, dan menyenangkan bagi siswa merupakan hal yang perlu dilaksanakan dalam proses pembelajaran matematika. Banyak cara yang bisa dilakukan guru untuk menciptakan pembelajaran di atas, antara lain dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa LKS yang dibuat menarik oleh guru dan menggunakan metode serta pendekatan yang bervariasi. Sejalan dengan diawalinya penerapan kurikulum 2013, istilah pendekatan ilmiah, atau pendekatan saintifik, atau scientific aproach menjadi bahan pembahasan yang menarik perhatian para pendidik. Penerapan pendekatan ini menjadi tantangan guru melalui pengembangan aktivitas siswa yaitu mengamati, menanya, menalar, dan membentuk jejaring. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin membahas tentang “Lembar Kerja Siswa LKS berbasis Pendekatan Scientific ”.

2. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kegiatan Siswa LKSStudent Worksheet Depdiknas, 2008 adalah lembaran- lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan peserta didik. Lembar kerja biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. LKS ini sangat baik digunakan untuk menggalakkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran matematika, LKS bertujuan untuk menemukan konsep atau prinsip dan aplikasi konsep atau prinsip. LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajran yang akan disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan beberapa kriteria sebagai salah satu cara untuk menarik perhatian siswa. Indrianto dalam Aryani, 2009 mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Lembar Kerja Siswa LKS adalah lembar kegiatan siswa yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang mencerminkan keterampilan proses, agar siswa memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang perlu dikuasainya.

2.1 Tujuan Penggunaan LKS

Tujuan penggunaan LKS sebagai bahan ajar dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut. a. Memberi pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik. b. Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disajikan. c. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan.

2.2 Manfaat Penggunaan LKS

Adapun manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKS sebagai bahan ajar adalah sebagai berikut. a. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran. b. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep. c. Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan keterampilam proses. d. Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam mengembangkan keterampilan proses. e. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar. f. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis Suyitno dalam Nopiyanti, 2010.

2.3 Langkah-langkah Menyusun LKS

Dalam menyiapkan LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut Abadi, Hartono, Junaedi, 2005 dalam Rakhmawati, 2006:26. a. Analisis kurikulum Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Materi dianalisis dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. b. Menyusun peta kebutuhan LKS Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis dan urutan LKS. Urutan LKS ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan. Penyusunan peta kebutuhan LKS diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar. c. Menentukan judul-judul LKS Judul LKS ditentukan atas dasar KD-KD, materi-materi pokok atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat dijadikan sebagai judul model apabila kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan besarnya KD dapat dideteksi antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok mendapatkan maksimal 4 materi pokok, maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun apabila diuraikan menjadi lebih 4 materi pokok, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah misalnya menjadi 2 judul LKS. d. Penulisan LKS Penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagi berikut. 1. Perumusan KD yang harus dikuasai Rumusan KD pada suatu LKS langsung diturunkan dari dokumen SI. 2. Menentukan alat penilaian Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik. Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, di mana penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi, maka alat penilaian yang cocok adalah menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Patokan PAP. Dengan demikian guru dapat menilainya melalui proses dan hasil kerjanya. 3. Penyusunan materi Materi LKS sangat tergantung KD yang akan dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet,