Motif Batik Kotak-Kotak Wadah Penampung Air

Pertanyaan : Wadah manakah yang sesuai dengan grafik di atas? Soal ini termasuk konten change and relationship, konteks keilmuan , dan kompetensi koneksi . Soal ini termasuk kategori konteks keilmuan karena konteks ini berkaitan dengan kegiatan ilmiah yang menuntut pemahaman dan penguasaan teori koordinat cartesius dalam melakukan penyelesaian permasalahan tersebut. Selanjutnya, s oal ini termasuk kompetensi koneksi karena siswa diharapkan dapat membuat keterkaitan antara tinggi air dan volume air dalam suatu wadah.

5 Kesimpulan

Mengembangkan soal matematika model PISA merupakan suatu aktivitas yang bagus bagi guru dalam rangka membiasakan diri untuk mendesain dan mengembangkan soal-soal yang karakteristiknya tidak jauh beda dengan soal-soal yang digunakan dalam studi internasional seperti PISA. Hal ini juga penting bagi siswa, dimana siswa akan merasa terbiasa menyelesaikan soal yang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Adapun tahapan dalam pengembangan soal matematika model PISA ini digunakan tahapan yang diperkenalkan oleh Akker, dkk yaitu analisis, desain, dan evaluasi. Pada tahap evaluasi digunakan evaluasi formatif dari Tessmer yaitu self evaluation, expert review, one to one, small group, dan field test. Daftar Pustaka Akker J., Nieveen, N., McKenney, S. Design research from a curriculum perspective. Pada Akker J., Gravemeijer, K., McKenney, S. Nieveen, N. eds. Educational Design Research hal. 67- 90. London: Routledge. 2006. Akker J. Principles and methods of development research. Pada Akker J., R.Branch, K. Gustafson, Nieven, dan T. Plomp eds. Design Approaches and Tools in Education and Training hal. 1- 14. Dortrech: Kluwer Academic Publishers. 1999. De Lange, J. Mathematics, Insight, and Meaning Doctoral dissertation. Utrecht: OW OC, Utrecht University. 1987. OECD. PISA 2012 Mathematics Framework, diakses dari http:www.oecd.orgdataoecd83846961598.pdf pada 26 Maret 2012. 2010. Plomp, T. Educational design research: an introduction. Pada Akker J., Bannan, B., Kelly, A.E., Neveen, N., Plomp, T. eds. An Introduction to Educational Design Research. hal. 9-35. Netherlands. SLO. 2007. Shiel, G., Perkins, R., Close, S., Oldham, E.. PISA Mathematics: a teachers guide, diakses dari http:www.sdpi.ieinspectorateinsp_pisa_maths_teach_guide.pdf pada 25 Maret 2012. 2007. Tessmer, Martin. Planning and Conducting Formative Evaluation. Philadelphia: Kogan Page. 1993. Zulkardi. Formative Evaluation:What, Why, When, and How, diakses dari http:www.reocities.comzulkardibooks.html pada18 September 2012. 2006. MENENTUKAN LUAS BANGUN DATAR MENGGUNAKAN DETERMINAN Sigit Tri Guntoro PPPPTK Matematika, Jl. Kaliurang km.6 Condongcatur sigittri92yahoo.co.id Abstrak. Luas bangun datar adalah bagian yang amat penting pada pembelajaran mengenai geometri datar. Umumnya, guru atausiswa selalu berpikir rumus apabila ingin menentukan luas suatu bangun datar. Penggunaan rumus dalam menentukan luas bangun datar adalah suatu hal yang dibenarkan, bahkan menentukan rumus luas suatu bangun dapat dijadikan sebuah tujuan pembelajaran. Namun penggunaan rumus akan cepat menemui kendala jika bangun-bangun yang akan ditentukan luasnya merupakan bangun yang tidak beraturan atau bangun tersebut tidak diketahui panjang sisi-sisinya. Oleh karena itu, perlu suatu strategi atau cara lain dalam menentukan luas suatu bangun datar. Cara yang dimaksud adalah dengan memanfaatkan determinan. Istilah determinan disini adalah determinan yang selama ini kita kenal baik di matriks mapun terkait dengan vektor. Dengan memanfaatkan determinan maka penghitungan luas bangun datar dalam berbagai bentuk dapat ditentukan dan bahkan dapat dilakukan secara lebih cepat. Kata kunci: bangun datar, luas, determinan

1. Latar Belakang

Sampai saat ini guru sangat akrab dengan rumus-rumus untuk menghitung luas suatu bangun datar yang tidak memiliki sisi lengkung.Misalnya luas suatu segitiga, persegi panjang, jajargenjang, segiempat sebarang, trapesium, bahkan segi-n baik beraturan maupun tidak beraturan. Strategi untuk menghitung luaspun telah banyak digunakan. Diantaranya membagi-bagi menjadi bentuk segitiga. Umumnya, seseorang akan lebih senang dan merasa mudah melakukan suatu hitungan dengan kuantitas yang sesuai dengan rumus. Perhatikan gambar di bawah ini. Gambar 1 . Segitiga dengan berbagai ukuran Gambar 1.c Gambar 1.a Gambar 1.b Pembaca mungkin hanya memerlukan waktu 5 detik untuk menghitung luas segitiga pada Gambar 1.a dan memerlukan waktu yang lebih lama untuk menghitung luas segitiga pada Gambar 1.b. Pada Gambar 1.c pembaca menemukan problem yang berbeda dengan kedua gambar sebelumnya. Bahkan diperlukan waktu yang lebih lama untuk menentukan cara menghitung luasnya secara cepat. Namun ada sementara rumus yang digunakan orang umumnya di bimbingan belajar untuk menentukan luas segitiga seperti Gambar 1.c secara cepat yang mirip determinan. Gambaran rumus tersebut sebagai berikut. Luas segitiga pada Gambar 1.c diperoleh dari Jelas sekali bahwa cara perhitungan pada Bagan 1 sangat mempercepat perolehan hasil penghitungan luas segitiga pada Gambar 1.c. Suatu hal yang sangat disayangkan, mereka menggunakan cara tersebut tetapi tidak mengetahui darimana asalnya. Cara tersebut dianggap tidak ada kaitan dengan konsep matematika lain. Ditambah lagi dengan tidak adanya penjelasan dari guru di kelas tentang cara tersebut. Terkait persoalan di atas, berikut ini akan dibahas interpretasi determinandalam hubungannya dengan luas suatu bangun datar

2. Identifikasi Masalah

Berbasis pada latar belakang yang dikemukakan diatas, maka permasalahan yang ada dapat diidentifikasikan sebagai berikut. 1. Guru dan siswa melakukan perhitungan determinan tetapi tidak dikaitkan dengan konsep lain dalam matematika 2. Umumnya guru dan siswa menggunakan rumus tunggal dalam menentukan luas suatu bangun datar 3. Ada beberapa orang yang menggunakan cara cepat untuk menentukan luas bangun datar menggunakan cara seperti menentukan determinan tetapi tidak menjelaskan bagaimana mendapatkan cara tersebut 26 39 -13 -13 65 -39 26 39 + 2704 -338 507 2535 -507 -845 -1014 + -2366 LUAS = ½ 2704 – -2366 = 2535 Bagan 1. Contoh Perhitungan