Penggunaan TIK dalam Pembelajaran

rendah; c kesenjangan antarnegara sangat besar dalam hal sarana komputer untuk belajar di rumah; d jumlah komputer per peserta didik di sekolah telah meningkat, tetapi tetap sangat tidak merata di seluruh negara, dan di beberapa negara mayoritas kepala sekolah percaya bahwa kekurangan komputer menghambat pengajaran [5]. Penggunaan komputer ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang ada di negara-negara tersebut. Pada pembelajaran di abad 21, peserta didik membutuhkan akses ke perangkat digital dan sumber daya media yang akan membantu dalam mengeksplorasi, memahami, dan mengekspresikan diri. Pendidik perlu akses ke media dan sumber daya untuk berbagi pengetahuan dan penerapannya dengan pendidik lain, berinteraksi dengan para ahli di bidangnya, dan terhubung dengan peserta didiknya, orangtua dan masyarakat. Orang yang bekerja dibidang administrasi perlu akses ke media dan sumber daya yang sama untuk mengelola kompleksitas pengelolaan pendidikan untuk memberikan informasi yang lengkap. Infrastruktur perlu dirancang dengan fleksibilitas tinggi agar dapat memfasilitasi komunikasi. Agar peserta didik memperoleh keterampilan di abad ke-21, sistem pendidikan harus menciptakan lingkungan belajar bagi peserta didik dan pendidik yang mencerminkan orang yang berkinerja tinggi, organisasi berbasis pengetahuan. Sistem pendidikan ini dapat memotivasi setiap orang untuk berkontribusi, dapat memenuhi standar tinggi dan model strategi yang efektif. Sistem ini menumbuhkan budaya berbagi pengetahuan dan kolaborasi, melibatkan orang dalam tantangan yang menarik, menantang peserta didik untuk mengenali dan memecahkan masalah, memberi mereka kesempatan untuk belajar dan berkembang, dan memberikan penghargaan untuk sebuah solusi kreatif. Juga memberikan dukungan kepada peserta didik dengan alat-alat teknologi yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang optimal. Penggunaan TIK tidak hanya membuat tuntutan baru pada sekolah untuk mencapai hasil yang diinginkan, tetapi juga menawarkan alat baru yang penting dalam proses pendidikan. Para pembuat kebijakan dan pendidik mengintegrasikan teknologi ke sekolah-sekolah dengan tujuan utama meningkatkan pengajaran dan pembelajaran dalam mata pelajaran dan juga dengan tujuan meningkatkan motivasi bagi peserta didik dan guru. Penggunaan TIK yang efektif di sekolah dapat berdampak positif langsung pada lingkungan belajar sekolah, misalnya dengan: menciptakan interaksi yang lebih dinamis antara peserta didik dan guru, meningkatkan kolaborasi dan kerja tim dalam pemecahan masalah, merangsang kreativitas bagi peserta didik dan guru, dan membantu peserta didik untuk mengontrol dan memonitor belajar mereka sendiri [5]. Gambar 3 . Pembelajaran di Abad 21 [9] Keberhasilan penggunaan TIK di sekolah dapat membantu Peserta didik untuk mengembangkan keterampilan yang akan berguna bagi peserta didik dalam kehidupan akademik dan profesional masa depannya. Apakah melanjutkan studi akademisnya atau mengambil sekolah kejuruan atau memilih untuk memulai bekerja, peserta didik yang telah efektif menggunakan TIK selama sekolah akan bisa terus menggunakan TIK secara efektif untuk mengontrol dan merencanakan pekerjaan mereka sendiri serta untuk berkolaborasi dengan orang lain, serta memiliki manfaat yang banyak melalui penggunaan media dalam setiap aktivitasnya. Sebagai contoh, aplikasi multimedia dan sumber daya internet dapat membantu peserta didik memvisualisasikan, mengeksplorasi dan menguasai konsep-konsep matematika. Peserta didik dapat menggunakan teknologi untuk menggali jauh ke dalam topik penelitian, bekerja dengan orang lain dalam mengerjakan tugas atau proyek dan menyajikan pengetahuan yang dimiliki secara kreatif. Peluang pembelajaran jarak jauh dapat memberikan akses peserta didik untuk belajar, memperoleh pengalaman yang mungkin tidak tersedia di sekolah. Aplikasi virtual pelajaran tambahan dapat memberikan dukungan tambahan dan latihan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan. Teknologi juga bisa menjadi dukungan yang luar biasa bagi para guru, yang dapat menggunakannya untuk menjadi lebih efektif dalam kelas.

2.3 Pembelajaran Matematika Abad 21

Pembelajaran matematika bertujuan memberikan kesempatan untuk mengembangkan berpikir matematis, mempelajari konsep-konsep matematika dan metode pemecahan masalah. Selain itu juga mengembangkan para peserta didik untuk berpikir kreatif dan tepat, dan membimbing peserta didik dalam menemukan dan merumuskan masalah, dan mencari solusi. Matematika mempengaruhi pertumbuhan intelektual peserta didik dan interaksi sosialnya. Pembelajaran matematika harus menunjukkan kemajuan secara sistematis dan menciptakan landasan yang kuat bagi asimilasi konsep dan struktur matematika. Sifat disiplin yang kuat berperan penting dalam menyatukan pengalaman peserta didik dan sistem berpikir dengan sistem abstrak matematika. Masalah yang muncul dalam situasi sehari-hari, dan yang dapat diselesaikan dengan bantuan berpikir matematis atau operasi matematika, harus dimanfaatkan secara efektif. Teknologi informasi dan komunikasi akan digunakan untuk mendukung proses belajar peserta didik. Kemampuan yang diharapkan dari kurikulum ini yaitu untuk keterampilan pembelajaran dan inovasi Magner et al, 2011. Beberapa program komputer yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika, di antaranya: 1 Statistik dan Probabilitas : SPSS, Minitab, SAS, Lisrel, Amos, dan lain-lain 2 Pengukuran dan Geometri  Untuk dimensi dua 2D: Geogebra, Cabri II, GSP, Carmetal, Cinderella, Euklides, Autograph, dan lain-lain  Untuk dimensi tiga 3D: Archimedes Geo3D, Cabri 3D, GeoGebra versi 5.0 Beta, Geometria, GeomSpace, GeomView, GEUP 3D, Sterizium, Yenka 3D Shapes, Autograph, dan lain-lain 3 Berhitung dan Aljabar: Mapel, CAS, Derive, Autograph, Octave, Math Mechanixs, dan lain-lain. Temuan PISA menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara kinerja peserta didik dan pendekatan pembelajaran, seperti motivasi mereka untuk belajar, keyakinan terhadap kemampuan sendiri dan strategi belajarnya. Pendekatan pembelajaran tidak hanya terkait dengan kesuksesan tetapi juga dapat dilihat sebagai hasil pendidikan itu sendiri, misalnya setelah peserta didik menyelesaikan pendidikan di sekolah, mereka harus mengatur cara belajarnya sendiri. Untuk melakukan ini, peserta didik harus mampu menetapkan tujuan, tekun, dapat memantau proses belajarnya, menyesuaikan strategi belajar yang diperlukan dan dapat mengatasi kesulitan dalam belajar. Peserta didik yang lulus sekolah dengan berbekal pemahaman untuk mengatur tujuan pembelajarannya akan lebih siap untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang sukses. Hasil PISA juga memperlihatkan bahwa ada variasi yang besar dalam karakteristik antara peserta didik di setiap sekolah. Relatif sedikit sekolah yang berhasil dalam menerapkan pendekatan pembelajaran yang konsisten kepada para peserta didiknya. Hal ini menunjukkan pentingnya sekolah dan guru untuk terlibat secara konstruktif dengan heterogenitas kemampuan peserta didik dan karakteristik yang dimilikinya. Gambar 4 . Media Pengajaran Guru di Abad 21 [8]