Deskripsi Siklus III Hasil Penelitian dan Pembahasan

a. Memahami masalah Pada tahap ini banyaknya siswa yang masuk kategori sedang adalah 1 orang, sedangkan yang masuk kategori baik sebanyak 23 orang. Pada tahap memahami masalah dapat dikategorikan baik. b. Merencanakan pemecahan masalah Pada tahap ini banyaknya siswa yang masuk kategori sedang sebanyak 2 orang, sedangkan yang masuk kategori baik sebanyak 22 orang. Pada tahap memahami masalah dapat dikategorikan baik. c. Melaksanakan pemecahan masalah Pada tahap ini banyaknya siswa yang masuk kategori kurang adalah 1 orang, untuk kategori sedang sebanyak 2 orang, sedangkan yang masuk kategori baik sebanyak 21 orang. Pada tahap memahami masalah dapat dikategorikan baik. d. Mengambil kesimpulan Pada tahap ini banyaknya siswa yang masuk kategori kurang adalah 2 orang, untuk kategori sedang sebanyak 1 orang, sedangkan yang masuk kategori baik sebanyak 21 orang. Pada tahap memahami masalah dapat dikategorikan baik. e. Pemecahan masalah matematika Secara umum kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika yang masuk kategori kurang adalah 1 orang, untuk kategori sedang sebanyak 1 orang, sedangkan yang masuk kategori baik sebanyak 22 orang. Pada tahap memahami masalah dapat dikategorikan baik. Jika dibandingkan dengan tahap siklus II pada siklus III mengalami peningkatan kemampuan memecahkan masalah matematika, dengan hasil sebagai berikut . Tabel 8. Peningkatan Hasil Siklus III No. Pemecahan Masalah Matematika Data Siklus II Data Siklus III Peningkatan 1 Pemahaman masalah 1,88 1,94 3,19 2 Perencanaan Pemecahan Masalah 1,54 1,81 17,53 3 Pelaksanaan Pemecahan Masalah 1,35 1,77 31,11 4 Mengambil Kesimpulan 1,19 1,73 45,38 5 Pemecahan Masalah 5,96 7,25 21,64

4. Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, data yang diperoleh dari prasiklus hingga siklus III, diperoleh kesimpulan bahwa : a. Pembelajaran dengan pendekatan Problem Based Learning terhadap siswa X-1 di SMA Negeri 1 Pundong dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika. b. Dengan pendekatan Problem Based Learning siswa terlibat aktif dalam pemecahan masalah, termotivasi, mampu berfikir kreatif, dan dapat membangun pengetahuan secara mandiri sehingga dapat meningkatkan kemampuannya dalam memecahkan masalah matematika.

4.2. Saran

Berdasarkan pemaparan data, temuan penelitian, dan pembahasan maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut. a. Guru dapat menggunakan pendekatan Problem Based Learning dalam Pembelajaran matematika khususnya pada materi pelajaran sistem persamaan linear guna untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika. b. Guru diharapkan dapat menciptakan suatu variasi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning guna menghindari kejenuhan siswa dalam belajar dengan demikian diharapkan hasil prestasi belajar siswa akan meningkat. Daftar Pustaka Asmin. 2003. Implentasi Pembelajaran Matematika Realistik PMR dan kendala yang muncul di lapangan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 44, 1-15. Depdiknas. 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Kurikulum. Djemari Mardapi. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Offset. Ebel, R.L., Frisbie, D.A. 1986. Essenstial of educational measurement 4 th . New Jersey: Prentice- Hall, Inc. Gorman, R.M. 1974. The psychology of classroom learning: an inductive approach. Columbus, Ohio: Meril Publisjing Company. Gunawan, Hendra dkk. 2006. Kemampuan Matematika Siswa Usia 15 Tahun di Indonesia. Puspendik. Murtiyasa, Budi. 2001. Strategi Pengembangan Pembelajaran Matematika Pada Abad XXI. Makalah disampaikan pada diskusi dosen-dosen Jurusan Pend. Matematika FKIP UMS pada tanggal 12 Desember 2001. Gunawan, Hendra dkk. 2006. Kemampuan Matematika Siswa Usia 15 Tahun di Indonesia. Puspendik. Shadiq, Fajar. 2004. Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Makalah disajikan dalam diklat instrukturPengembang Matematika SMA Jenjang Dasar di PPPG Matematika Yogyakarta. Suherman, dkk 2001. Common Textbook: Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jica-Universitas Indonesia UPI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR OPERASI MATRIKS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY TSTS DENGAN ALAT PERAGA KARTU MATRIKS DI KELAS XII IPS SMA NEGERI 1 POLANHARJO TAHUN AJARAN 20132014 Sukardi SMA Negeri 1 Polanharjo, Klaten, sukardimatematikayahoo.com Abstrak, Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray TSTS dengan alat peraga kartu matriks dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas XII IPS di SMA Negeri 1 Polanharjo. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas pada kelas XII IPS-1 SMA Negeri 1 Polanharjo tahun ajaran 20132014. Penelitian meliputi tahapan: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dilaksanakan secara siklis. Pada prasiklus tercatat hanya 46 dan keaktifan tergolong rendah, sedangkan pada siklus pertama tercatat 66 yang termasuk keaktifan dengan kategori tinggi tetapi masih batas minimal, pada siklus kedua keaktifan siswa mencapai 78 dan sudah tergolong tinggi. Kata Kunci. Two Stay Two Stray , keaktifan, matriks

1. Pendahuluan

Selama peneliti mengajar di SMA Negeri 1 Polanharjo, kelas XII Program IPS semester gasal tentang matriks, terutama tentang perkalian matriks dengan matriks, banyak siswa yang mengalami kesulitan dan mudah lupa. Menurut pengamatan penulis, ketika pembelajaran matriks siswa kurang bersemangat dan tidak aktif. Beberapa sebab tidak aktif barangkali disebabkan oleh materinya yang abstrak, keadaan kelas yang kecil, letaknya di dekat jalan atau kurangnya variasi dalam pembelajaran sehingga murid merasa bosan. Setelah diidentifikasi ternyata ada beberapa yang bisa diubah oleh penulis antara lain pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan dengan menggunakan metode pembelajarannya yang sesuai. Pada penelitian ini dibatasi pada penelitian tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran matriks saja dengan menggunakan alat peraga kartu matriks melalui model pembelajaran Two Stay Two Stray TSTS. Rumusan masalah adalah apakah aktifitas siswa kelas XII IPS di SMA Negeri 1 Polanharjo dalam pembelajaran matriks melalui penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray TSTS dengan menggunakan alat peraga kartu matriks dapat meningkat.