Hasil Belajar Matematika Mind Mapping

Dari uraian tersebut, peta pikiran mind mapping adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Tugas guru dalam proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan mind mapping.

3. Metode Penelitian

3.1. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Sragi, dilaksanakan dalam dua siklus dengan perincian: siklus I dilaksanakan empat kali pertemuan, yaitu tanggal 25-26 Maret, dan 1-2 April 2013. Karena pada minggu berikutnya ada kegiatan ujian sekolah dan nasional maka penelitian dilanjutkan tanggal 25-26 Februari, dan 4 Maret 2013. Penentuan waktu pelaksanaan tindakan kelas disesuaikan dengan jadwal tugas mengajar dan pembahasan materi limit fungsi.Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS.3 SMA 1 Sragi, semester 2 tahun pelajaran 20122013 dengan jumlah 29 siswa, yang terdiri dari 13 laki-laki dan 16 perempuan.

3.2. Prosedur Penelitian

Alur penelitian tindakan kelas terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu 1 perencanaan, 2 pelaksanaan tindakan, 3 pengamatan dan analisis data, serta 4 refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 1. Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Kelas

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data yaitu data pengelolaan pembelajaran, aktivitas siswa, hasil belajar, dan respon siswa. Data mengenai pengelolaan pembelajaran diperoleh dengan cara pengamatan oleh obsever, alatnya berupa lembar observasi pengelolaan pembelajaran. Data mengenai aktivitas belajar siswa diperoleh dengan cara observasi yang dilakukan oleh peneliti dan observer, alatnya berupa lembar observasi aktivitas siswa. Data mengenai hasil belajar diperoleh melalui penilaian LKS, mind mapping, dan tes siklus, kemudian hasilnya dirata-rata. Dengan menggunakan teknik tes tertulis, alatnya berupa butir soal. Data mengenai respon siswa diperoleh melalui angket respon siswa dan jurnal harian siswa. Validasi data pengelolaan pembelajaran, aktivitas siswa, dan respon siswa, data dikumpulkan menggunakan teknik observasi, agar datanya valid peneliti melibatkan observer atau teman sejawat. Sedangkan validasi data hasil belajar matematika, diperoleh melalui teknik tes tertulis. Agar perangkat tes yang digunakan valid, perangkat tes divalidasi isinya dengan cara menyusun kisi-kisi butir soal.

3.4. Analisis Data

a. Analisis Data Pengelolaan Pembelajaran Data pengelolaan pembelajaran dianalisis dengan menghitung rata-rata dari setiap aspek yang diamati dalam proses pembelajaran dari setiap siklus. Selanjutnya, nilai tersebut dikonversikan menurut kriteria berikut:  1,00 x 2,00 Kurang Baik  2,00 x 2,60 Cukup Baik  2,60 x 3,50 Baik  3,50 x 4,00 Sangat Baik b. Analisis Data Aktivitas Siswa Data aktivitas siswa dianalisis dengan menggunakan rumus persentase frekuensi aktivitas siswa, yaitu: Keterangan : = frekuensi aktivitas butir ke-i = frekuensi siswa yang melakukan aktivitas butir ke-i = total seluruh siswa yang melakukan aktivitas butir ke-i = 1, 2, 3, 4, 5 Dengan kriteria sebagai berikut ini. a. Siswa dikatakan aktif jika persentase keaktifan 75 b. Siswa dikatakan tidak aktif jika persentase keaktifan 75 c. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Data tes hasil belajar siswa yang diperoleh setelah pembelajaran matematika dengan metode mind mapping dianalisis untuk mendapatkan nilai hasil belajar siswa. Nilai hasil