Simpulan Artikel Sendimat P4TK Matematika | Info Ops prosiding sendimat

tertentu dan informasi relevan dari masalah tersebut untuk menghasilkan suatu rencana pemecahan masalah yaitu perbandingan. c Kemudian subjek mulai melaksanakan rencana sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah yang telah dibuatnya. Setiap langkah dapat diungkapkan dengan lancar tetapi terdapat kesalahan dalam menuliskan langkah pemecahan masalah. Sekalipun sampai pada jawaban akhir tetapi dia tidak menemukan jawaban yang benar. d Selanjutnya, subjek melakukan pemeriksaan kembali pekerjaan yang telah dibuatnya. Ia tidak melakukan aktivitas menulis atau corat-coret melainkan diam sambil memandang hasil pekerjaan yang telah dibuatnya. Pengecekan yang telah dilakukan tidak dapat membetulkan kesalahan yang ada . Sehingga solusi yang diperoleh tidak benar. Tetapi walaupun demikian, subjek ini yakin bahwa jawaban yang dibuatnya benar. Tidak nampak adanya keraguan sedikitpun terhadap hasil yang diperolehnya. 2. Subjek dengan kecerdasan logika matematika. a Subjek dengan kecerdasan logika matematika, ketika memahami masalah proses berpikirnya mula-mula membaca masalah tiga kali. Subjek juga mengaitkan informasi yang dibaca dengan yang ditanyakan dari masalah. Pengaitan itu membantunya dalam menentukan mana informasi yang penting dan mana yang tidak dalam struktur kognitifnya, sehingga membantunya menemukan ide pemecahan masalah yang dihadapi . b Untuk mempermudah memecahkan masalah subjek membuat tabel. Kemudian subjek memilah-milah mana informasi yang relevan dan mana yang tidak relevan untuk memperoleh ide rencana pemecahan masalah. Ide rencana pemecahan masalah subjek ini berasal dari pengetahuan sebelumnya mengenai konsep tertentu atau strategi pemecahan masalah yang mirip dengan masalah yang sedang dihadapi. Selanjutnya ia mengintegrasikan konsep-konsep tertentu dan informasi relevan dari masalah tersebut untuk menghasilkan suatu rencana pemecahan masalah yaitu perbandingan berbalik nilai. c Langkah berikutnya, subjek dengan kecerdasan logika matematika sebelum melaksanakan rencana yang telah dibuat, ia membuat tabel terlebih dahulu terkait dengan permasalahan yang dihadapi. Kemudian dengan penalarannya, ia mengisi tabel yang telah dibuat tadi dengan semua informasi yang ada di soal. Subjek dengan kecerdasan logika matematika menjalankan langkah-langkah pemecahan masalah sesuai rencana. Setiap langkah dapat dituliskan dengan lancar dan tidak terdapat kesalahan dalam setiap langkah pemecahan masalah sampai diperoleh hasil yang benar. d Dalam hal memeriksa kembali hasil pekerjaan, subjek ini mula-mula menelusuri setiap langkah pemecahan masalah mulai dari perhitungan, perbandingan, dan sampai pada hasilnya. Selanjutnya untuk meyakinkan hasil yang telah diperolehnya, ia menggunakan cara lain. Hasil perhitungan dengan cara lain ia bandingkan dengan cara pertama dan ternyata sama. Pada waktu memeriksa hasil pekerjaanya, subjek ini melakukan manipulasi pengetahuan dalam struktur kognitifnya. Hal ini terlihat dari kemampuan subjek ini dalam mengubah permasalahan yang dihadapi menjadi persamaan yang menggunakan simbol-simbol sebagai representasi internal dalam struktur kognitifnya. 3. Subjek dengan kecerdasan visual spasial. a Subjek dengan kecerdasan visual spasial, pada saat memahami masalah proses berpikirnya mula-mula membaca masalah beberapa kali. Subjek juga mengaitkan informasi yang dibaca dengan yang ditanyakan dari masalah. Pengaitan itu membantunya dalam menentukan mana informasi yang penting dan mana yang tidak dalam struktur kognitifnya, sehingga membantunya dalam menemukan ide pemecahan masalah yang dihadapi. b Setelah memperoleh informasi dari masalah yang dihadapi, subjek ini memperoleh ide untuk memecahkan masalah. Ide itu berasal dari pengetahuan sebelumnya atau strategi pemecahan masalah yang mirip dengan masalah yang dihadapinya sekarang. Selanjutnya ia mengintegrasikan konsep-konsep tertentu dan informasi relevan dari masalah tersebut untuk menghasilkan suatu rencana pemecahan masalah yaitu perbandingan berbalik nilai. c Subjek dengan kecerdasan visual spasial, sebelum melaksanakan rencana yang telah dibuat, ia membuat gambar terlebih dahulu untuk memudahkan memecahkan masalah. Dengan penalarannya, ia membagi gambar tersebut menjadi bagian- bagian kecil sesuai dengan informasi pada soal tersebut. Selanjutnya, subjek melakukan perhitungan dengan perbandingan berbalik nilai sesuai dengan yang direncanakan. Untuk mendapatkan hasil akhir dari permasalahan itu, ia menjalankan semua langkah-langkah pemecahan masalah dengan benar sampai diperoleh hasil yang benar. d Subjek dengan kecerdasan visual spasial, mula-mula melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan yang telah dibuat dengan cara mengecek kembali setiap langkah yang telah dibuatnya dengan cara melekukan perhitungan ulang. Subjek ini sudah yakin bahwa apa yang sudah dikerjakannya sudah sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Keyakinan ini karena ia mengingat informasi yang diperoleh dari pemahamannya tentang masalah atau dari representasi internal dalam struktur kognitif yang telah dibentuk sebelumnya.

6. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis memberikan beberapa saran kepada gurucalon peneliti sebagai berikut. 1. Penelusuran proses berpikir siswa SMK dengan kecerdasan linguistik, logika matematika, dan visual spasial dalam memecahkan masalah matematika dapat dilakukan gurucalon peneliti terhadap siswa lainnya, namun penerapan langkah-langkah Polya sebaiknya tidak kaku. Kaku di sini diartikan selalu mengikuti tahap-tahap tersebut secara linier mulai tahap memahami masalah sampai memeriksa kembali. Siswa lainnya dapat membaca kembali masalah setelah membuat rencana. Tujuannya untuk memeriksa kembali apakah ada informasi yang terlewat, memahami kalimat yang bermakna ganda atau untuk memeriksa apakah rencana yang telah dibuat telah sesuai. Bila ada hambatan dalam memecahkan masalah, siswa dapat kembali ke tahap sebelumnya. Ini berarti siswa melakukan proses siklik dari langkah-langkah Polya. 2. Berdasarkan hasil penelitian ini masih terbuka penelitian-penelitian lainnya. Salah satu yang dapat dilakukan gurucalon peneliti adalah penelitian dengan rumusan masalah, bagaimana mengembangkan model pembelajaran pemecahan masalah yang didasarkan proses berpikir siswa dalam memecahkan masalah matematika. Model ini nantinya diharapkan dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas dan mendorong siswa-siswa mampu memecahkan masalah. Daftar Pustaka Chatib, Munif. 2009. Sekolahnya Manusia Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia. Bandung: Kaifa Gardner, Howard. 2003. Multiple Intelligences. Batam Centre:Interaksara. Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Moleong, Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Pekhonen, E. 1997. The State-of-Art in Mathematical Creativity. Diunduh dari htpp:fiz.kharlsruhe.defizpublicationzdm. Polya, G. 1973. How to Solve It, A New Aspect of Mathematical Method. New Jersey: Princeton University Press. Wood, T., Williams B. McNeal. 2006. Children‟s Mathematical Thinking in Different Classroom Cultures. Journal for Research in Mathematics Education, XXXVII3, 222-252.