Tipe Soal Open-Ended Penilaian untuk Open-Ended Problems

Tabel 1. Rubrik Penskoran Skor Indikator 3 1 Semuanya benar atau mempunyai sedikit saja kesalahan jika ada. 2 Respon menunjukkan pemahaman yang lengkap tentang konsep matematika yang esensial. 3 Prosedur yang diberikan lengkap dan memberikan respon yang cocok dengan semua pertanyaan soal. 4 Respon mencakup penjelasan yang jelas dan efektif, mendetail bagaimana masalah itu diselesaikan sehingga pembacapenilai tidak lagi mengajukan pertanyaan. 2 1 Respon yang diberikan mungkin mempunyai sedikit kesalahan. 2 Respon hampir memiliki pemahaman yang lengkap tentang konsep matematika yang esensial. 3 Prosedur yang diberikan hampir lengkap dan memberikan respon yang cocok dengan sebagian besar maksud soal. 4 Penjelasan bagaimana masalah itu diselesaikan tidak begitu jelas menyebabkan pembacapenilai mendapatkan sedikit kebingungan. 1 1 Respon dan prosedur tidak lengkap danatau mengandung kesalahan yang cukup banyak. 2 Respon menunjukkan pemahaman yang terbatas tentang konsep matematika yang esensial. 3 Penjelasan tidak lengkap bagaimana masalah itu diselesaikan. 1 Jika ada prosedur, mengandung banyak kesalahan. 2 Respon menunjukkan pemahaman tak cukup tentang konsep yang esensial. 3 Tidak ada penjelasan tentang solusi atau pembacapenilai tak mampu memahami penjelasan siswa. Dimodifikasi dari Giordano, T., 2006

2.6 Pembelajaran dalam Kurikulum 2013

Pada tahun 2013 ini, kurikulum mengalami berbagai perubahan dalam perumusannya dari kurikulum sebelumnya. Berikut penyempurnaan pola pikir dari kurikulum sebelumnya menuju Kurikulum 2013. Tabel 2. Penyempurnaan Pola Pikir 1 Berpusat pada guru Menuju Berpusat pada siswa 2 Satu arah Interaktif 3 Isolasi Lingkungan jejaring 4 Pasif Aktik-Menyelidiki 5 MayaAbstrak Konteks dunia nyata 6 Pribadi Pembelajaran berbasis tim 7 Luas semua meteri diajarkan Perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan 8 Stimulasi rasa tunggal beberapa Stimulasi ke segala penjuru semua panca indera panca indera 9 Alat tunggal papan tulis Alat multimedia berbagai peralatan teknologi pendidikan 10 Hubungan satu arah Kooperatif 11 Produksi masa siswa memperoleh dokumen yang sama Kebutuhan pelanggan siswa mendapat dokumen sesuai dengan ketertarikan sesuai potensinya 12 Usaha sadar tunggal mengikuti cara yang seragam Jamak keberagaman inisiatif individu siswa 13 Satu ilmu pengetahuan bergeser mempelajari satu sisi pandang ilmu Pengetahuan disiplin jamak pendekatan multidisiplin 14 Kontrol terpusat kontrol oleh guru Otonomi dan kepercayaan siswa diberi tanggungjawab 15 Pemikiran faktual Kritis membutuhkan pemikiran kreatif 16 Penyampaian pengetahuan pemindahan ilmu dari guru ke siswa Pertukaran pengetahuan antara guru dan siswa, siswa dan siswa lainnya Kemdikbud, 2013:12-13 Berdasarkan tabel 2 di atas, maka pada kajian ini penulis akan berorientasi pada poin nomor 5 dan nomor 9, yaitu memakai konteks dunia nyata dan menggunakan alat multimedia yang dalam kajian ini menggunakan video pembelajaran.

2.7 Pembelajaran Matematika dengan Open-Ended Problems Berbasis Kurikulum 2013

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, pada Kurikulum 2013 salah satu poin penting dalam pola pikirnya adalah memakai konteks dunia nyata dan menggunakan alat multimedia dalam pembelajarannya. Telah disampaikan juga sebelumnya bahwa penggunaan konteks dunia nyata cocok dengan acuan mengkonstruksi pembelajaran dengan open-ended problems, dan dengan penggunaan multimedia dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajarnya. Penggunaan konteks dunia nyata ini tidak sekedar menunjukkan adanya suatu koneksi dengan dunia nyata tetapi lebih mengacu kepada penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan oleh siswa Wijaya, A., 2012:20. Penggunaan konteks, menurut Treffers dalam Wijaya, A., 2012:21, adalah sebagai titik awal dalam pembelajaran matematika. Melalui penggunaan konteks, siswa dilibatkan secara aktif untuk melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan. Hasil eksplorasi siswa tidak hanya bertujuan untuk menemukan jawaban akhir dari permasalahan yang diberikan open-ended problems, tetapi juga diarahkan untuk mengembangkan berbagai strategi penyelesaian masalah yang bisa digunakan. Penggunaan konteks di awal pembelajaran adalah untuk meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa dalam belajar matematika Kaiser dalam De Lange dalam Wijaya, 2012.