Saran-saran Simpulan dan Saran

MENGGUNAKAN UBIN ALJABAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN PERKALIAN DAN PEMFAKTORAN BENTUK ALJABAR SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 11 BULUKUMBA Sugiati Tabrang¹, Ansar Langnge² ¹SMP Negeri 11 Bulukumba, Balleanging, Bulukumba; ugikarragmail.com ²SMP Negeri 11 Bulukumba, Balleanging, Bulukumba; pangerangansargmail.com Abstrak. Penelitian ini bertuuan untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan perkalian dan pemfaktoran bentuk alajabar siswa kelas VIIIC SMP Negeri 11 Bulukumba. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Alat pengumpulan data untuk mengetahui hasil belajar siswa berupa tes dalam bentuk tugas individu sedangkan alat pengumpulan data aktivitas siswa berupa lembar observasi dan disertai catatan kejadian yang terjadi selama pembelajaran untuk melengkapi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktifitas siswa Kelas VIIIC SMP Negeri 11 Bulukumba dalam menyelesaikan perkalian dan pemfaktoran bentuk aljabar dengan menggunakan ubin aljabar mengalami peningkatan dari 58,83 kategori sedang di siklus satu menjadi 79,35 kategori tinggi di siklus dua. Kemampuan siswa Kelas VIIIC SMP Negeri 11 Bulukumba dalam menyelesaikan perkalian dan pemfaktoran bentuk aljabar dengan menggunakan ubin aljabar mengalami peningkatan dari 81,50 di siklus satu menjadi 93,25 di siklus dua. Kata Kunci: ubin aljabar, aktifitas, hasil belajar

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Matematika sampai saat ini masih dirasakan siswa sebagai mata pelajaran yang sulit, menakutkan dan membosankan. Rata-rata nilai akhir semester mata pelajaran matematika sering menduduki peringkat terbawah diantara mata pelajaran yang lain. Hal ini juga diperkuat dengan jawaban sebagian besar siswa ketika diberi pertanyaan mata pelajaran apa yang disukai mereka, hanya sedikit sekali siswa yang menyukai mata pelajaran matematika. Konsep-konsep materi mata pelajaran matematika yang selalu berkaitan dengan rumus- rumus dan perhitungan membuat siswa merasa pusing terlebih lagi saat mempelajari aljabar. Ini disebabkan karena kemampuan dasar berhitung utamanya pada bilangan bulat yang kurang dikuasai dengan baik oleh siswa, yang salah satunya adalah operasi perkalian. Rendahnya penguasaan siswa terhadap perkalian ini berakibat kurangnya kemampuan mereka dalam mengerjakan soal-soal perhitungan pada bentuk aljabar. Siswa kelas VIIIC SMP Negeri 11 Bulukumba tidak lepas dari masalah tersebut. Hal Ini terlihat dari tugas yang diberikan pada operasi hitung bentuk aljabar sebelumnya yang diselesaikan dengan menggunakan sifat distributif , siswa kelas VIIIC SMP Negeri 11 Bulukumba mendapatkan rata-rata nilai 69 yang berada jauh dibawah nilai KKM yaitu 76 dan merupakan rata-rata kelas terendah diantara tiga kelas lainnya. Keadaan tersebut juga ditunjukkan pada saat proses pembelajaran, dimana hanya beberapa siswa yang terlihat antusias baik itu saat guru menjelaskan, saat guru memberikan soal ataupun saat mereka bekerja dalam kelompoknya. Masalah di atas menjadi perhatian besar bagi guru untuk mencari jalan keluar. Sebelumnya, guru telah menerapkan proses pembelajaran secara langsung dikombinasikan dengan bekerja berkelompok. Namun kenyataannya masih banyak siswa yang hanya mengandalkan teman kelompoknya terutama siswa yang kemampuannya berada di bawah rata-rata. Dalam kelompok, hanya satu atau dua orang saja yang aktif, lainnya hanya sebagai pendengar bahkan ada yang hanya menyalin catatan dari temannya tanpa mau tahu bagaimana cara mendapatkannya. Ini dikarenakan siswa yang aktif adalah yang betul-betul menguasai perkalian, sedangkan yang kemampuannya lambat atau dibawah rata-rata lebih senang untuk menjadi pendengar. Keadaan ini sangat bertentangan dengan keseharian siswa kelas VIIIC yang termasuk kateg ori siswa “aktif”. Aktif disini yang dimaksud adalah diluar pembelajaran, siswa kelas VIIIC termasuk siswa yang senang bicara tetapi pada saat belajar matematika yang terjadi justru sebaliknya. Siswa langsung terdiam jika diberi pertanyaan atau soal dari guru juga ketika siswa diberi kesempatan bertanya. Kegiatan guru dalam mengajarkan matematika juga mungkin dianggap kurang menggali kreatifitas siswa. Pembelajaran di kelas hampir selalu dilaksanakan dengan urutan sajian: 1 diajarkan teoridefinisiteorema melalui pemberitahuan, 2 diberikan dan dibahas contoh- contoh, kemudian 3 diberikan latihan soal. Di samping itu, guru cenderung mengajarkan matematika secara simbolisabstrak yang bertentangan dengan perkembangan kognitif peserta didik dan kurang memanfaatkan alat peraga dan lingkungan peserta didik sebagai sumber belajar. Hal ini disadari oleh guru sehingga dalam mempelajari perkalian dan pemfaktoran bentuk aljabar diupayakan untuk menggunakan alat peraga berupa ubin aljabar. Penggunaan ubin aljabar ini diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami operasi perkalian dan pemfaktoran bentuk aljabar baik itu siswa yang kurang lancar dalam melakukan operasi perkalian terlebih lagi siswa yang telah faham dan lancar dalam operasi perkalian.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari kondisi yang dialami siswa kelas VIIIC SMP Negeri 11 Bulukumba diidentifikasi beberapa masalah diantaranya : 1. Rata-rata nilai tugas berada dibawah nilai KKM 2. Hanya siswa yang menguasai perkalian yang aktif dalam pembelajaran