Kecepatan dan Keakuratan Tidak ada istilah anak bodoh

Menyimak dari uraian tersebut bahwa setiap peserta didik pada hakikatnya mempunyai potensi untuk cerdas, tidak ada anak bodoh. Peran gurulah yang harus lebih maksimal, baik dalam kapasitasnya sebagai partner belajar,fasilitator, dan motivator.

2.5 Aritmatika Mesir Kuno

Menurut Wahyudin 2011:1.12 bahwa matematika Mesir pada dasarnya “ bersifat penjumlahan “, artinya kecenderungan matematikanya adalah menemukan perkalian dan pembagian menjadi penjumlahan berulang. Perkalian dari dua bilangan yang dilakukan oleh bangsa Mesir dapat diselesaikan dengan cara menggandakan secara berurutan salah satu dari bilangan tersebut yang diasumsikan sebagai multiplikan dan kemudian menambahkan pengulangan yang sesuai untuk memperoleh hasil kalinya. Sebagai contoh, misalnya untuk mencari hasil kali 14 dan 52. Tabel 1. Penggandaan 1 1 52 × 2 104 × 4 208 × 8 416 Jumlah bertanda × 14 728 Dengan menjumlahkan bilangan-bilangan tersebut pada kolom bagian kanan yang bersebrangan dengan tanda cros “× “, matematikawan Mesir akan memperoleh hasil yang dibutuhkan yaitu 728, yang jika diuraikan akan tampak seperti berikut ini, 6 Dari contoh di atas jika memilih 14 sebagai multiplikan dan 52 sebagai pengalinya, maka uraian perkalian tersebut dapat disusun sebagai berikut. Tabel 2. Penggandaan 2 1 14 2 28 × 4 56 8 112 × 16 224 × 32 448 Jumlah bertanda × 52 728 Dengan menjumlahkan bilangan-bilangan tersebut pada kolom bagian kanan yang bersebrangan dengan tanda cros “ד, maka akan memperoleh hasil yang sama yaitu 728, yang jika diuraikan akan tampak seperti berikut ini, 6 6 Pembagian yang dilakukan oleh bangsa Mesir dapat dijelaskan sebagai proses perkalian yang dibalikkan, dimana pembaginya digunakan secara berulang untuk memperoleh hasil baginya. Sebagai contoh untuk membagi 85 oleh 5, sebuah bilangan digunakan sehingga . Ini diperoleh dengan cara menggandakan 5 hingga jumlah 85 dicapai, langkah-langkahnya dapat ditunjukkan sebagai berikut. Tabel 3. Penggandaan 3 × 1 5 2 10 4 20 8 40 × 16 80 Jumlah bertanda × 17 85 Dengan mengetahui bahwa , dan dengan menjumlah bilangan pangkat dua yang berkorespondensi dengan bilangan- bilangan yang ditandai cros “ד, yaitu 6 , memberikan kuosien pembagi yang dibutuhkan. Prosedur pembagian Mesir memiliki keuntungan pedagogis karena tidak membutuhkan operasi yang baru. Dalam pembagian bilangan bulat, tidak selalu sesederhana sebagaimana contoh di atas. Adakalanya memerlukan keterlibatan pecahan-pecahan dalam penyelesaiannya. Sebagai contoh misalnya untuk membagi 48 oleh 9. Tabel 4. Penggandaan 4 × 1 9 2 18 × 4 36 × 3 Jumlah bertanda × 48 Dengan memperhatikan tanda cros “ × ” dan jumlah pada kolom paling kanan yaitu 6 , maka hasil baginya adalah jumlah dari bilangan yang berkorespondensi dengan bilangan tersebut, yaitu .