Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Student Teams Achievement Divisions STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif. Model STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dari universitas John Hopkins. Menurut Sugiyanto 2010 : 40 model STAD Student Teams Achievement Divisions dipandang sebagai model pembelajaran yang paling sederhana dan paling langsung dari model pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti. Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut: 1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.. 2. Guru menyajikan pelajaran. 3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. 4. Guru memberi kuis pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. 5. Memberi evaluasi. 6. Penutup. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Teams Achievement Divisions diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII G SMP N 1 Yogyakarta dengan melihat hasil peningkatan rata-rata nilai angket motivasi siswa setiap siklusnya.

3. Metodologi

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran dikelas dalam penelitian ditekankan adanya peningkatan motivasi belajar. Guru mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran matematika di kelas VIII G. Peneliti berperan sebagai perencana, pengumpul data, dan pelapor hasil penelitian. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, menyiapkan Lembar Kerja Siswa LKS, insrumen penelitian, pelaksana rancangan pembelajaran sekaligus sebagai observer dengan dibantu guru lain. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 diawali dengan membuat RPP tentang materi yang akan diajarkan, membuat Lembar Kerja Siswa, Menyusun Lembar Observasi, yang terdiri dari lembar observasi guru, lembar observasi kegiatan siswa. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan, diberikan angket motivasi awal yang diisi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Tahap tindakan merupakan kegiatan berulang yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pengamatan, serta kegiatan refleksi. Tindakan dalam siklus dilaksanakan sampai adanya peningkatan motivasi belajar matematika siswa sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan yaitu jika rata-rata motivasi siswa sudah masuk kategori tinggi disesuaikan dengan hasil pengamatan selama proses pembelajaran dikelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan untuk mengamati siswa dalam hal ketekunan menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, dapat mempertahankan pendapat, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, dan senang mencari dan memecahkan soal-soal sebagai indikator meningkatnya motivasi belajar. Catatan lapangan memuat informasi tentang apa yang didengar, dilihat, dan dilakukan siswa atau guru dalam rangka memotivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Wawancara dilaksanakan melalui percakapan antara guru dan observer dengan siswa, sehingga dari wawancara ini dapat mengetahui pendapat siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pendapat siswa yang ingin diketahui mencakup perasaan terhadap proses belajar dan tentang pembelajaran matematika yang dilaksanakan. Dokumentasi digunakan untuk mengambil data tentang kegiatan diskusi dan presentasi kelompok, kegiatan guru meliputi penjelasan atau pendampingan pada saat diskusi berlangsung. Pengamatan dan pencatatan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Wawancara dilaksanakan setelah tindakan pada akhir siklus. Angket motivasi siswa diberikan setelah pelaksanaan pembelajaran selesai. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto 2009 : 18 yaitu dengan mengkategorikan aspek yang diamati sesuai dengan kategori yang telah ditentukan untuk membuat simpulan mengenai motivasi belajar siswa, sebagai berikut: Tabel 1 . Kategori Persentase Skala Motivasi Belajar Siswa Persentase Skala yang diperoleh Kategori 75 - 100 Tinggi 50 - 74,99 Sedang 25 - 49,99 Kurang 0 - 24,99 Rendah Dalam penelitian ini motivasi belajar siswa dikatakan meningkat jika nilai rata-rata motivasi siswa lebih besar atau sama dengan 75 .

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Hasil Pra tindakan

Sebelum dilaksanakan tindakan pada siklus I siswa diminta mengisi angket motivasi awal, adapun hasilnya sebagai berikut: