Literasi Matematika Siswa SMP

Mathematical literacy is an individual’s capacity to formulate, employ,and interpret mathematics in a variety of contexts. It includes reasoningmathematically and using mathematical concepts, procedures, facts, andtools to describe, explain, and predict phenomena. It assists individuals torecognise the role that mathematics plays in the world and to make thewell-founded judgments and decisions needed by constructive, engaged and reflective citizens. Berdasarkan definisi tersebut, literasi matematika diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk merumuskan, menerapkan dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk kemampuan melakukan penalaran secara matematis dan menggunakan konsep, prosedur, dan fakta untuk menggambarkan, menjelaskan atau memperkirakan fenomenakejadian. Literasi matematika membantu seseorang untuk memahami peran atau kegunaan matematika di dalam kehidupan sehari-hari sekaligus menggunakannya untuk membuat keputusan-keputusan yang tepat sebagai warga negara yang membangun, peduli dan berpikir. Literasi matematika merupakan sebuah proses yang bertumbuh pada saat seseorang belajar matematika. Seorang anak yang berpartisipasi dalam pendidikan matematika sekolah akan menumbuhkembangkan kemampuan literasi matematikanya. Ini berarti bahwa proses pendidikan matematika sekolah, seperti kegiatan belajar-mengajar di kelas, harus dipandang sebagai suatu perjalanan. Siswa-siswi dan guru harus bersama-sama sadar bahwa literasi matematika bukan merupakan tujuan akhir. Tetapi, justru siswa-siswi dan guru sebagai pelaku utama proses pendidikan perlu memandang literasi matematika sebagai sebuah upaya bersama guna meningkatkan kompetensi-kompetensi di atas secara berkelanjutan. Ini berarti bahwa proses peningkatan literasi matematika secara berkelanjutan itu adalah tujuan utama kita belajar matematika.

2.3. Telaah Bahan Ajar Matematika

Kata „telaah‟ berarti penyelidikan, kajian, pemeriksaan, penelitian. Menelaah bahan ajar matematika adalah kegiatan penyelidikan, pengkajian, pemeriksaan dan penelitian terhadap bahan ajar matematika yang berisikan sumber pelajaran berbentuk buku teks sesuai dengan standar dan kualifikasi yang relevan. Telaah bahan ajar matematika diperlukan untuk melihat isi dari materi yang akan diajarkan kepada siswa, sehingga siswa mampu memahami bahan ajar tersebut. Buku teks yang baik harus memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan seperti yang diungkapkan oleh Greene dan Petty dalam Tarigan 1986:86 yaitu “sudut pandang point of view, kejelasan konsep, relevan dengan kurikulum, menarik minat, menumbuhkan motivasi, menstimuli aktivitas siswa,ilustratif, komunikatif, menunjang mata pelajaran lain, menghargai perbedaan individu ”. Berdasarkan kriteria-kriteria buku teks yang baik tersebut,penulis dapat melakukan penelaahan atau pengkajian terhadap buku teks matematika kurikuum 2013 yang diterbitkan oleh Kemendikbud sebagai bagian dari implementasi Kurikulum 2013.

3. Metodologi Kajian

3.1. Tempat dan Waktu

Kajian tentang bahan ajar matematika Kurikulum 2013 yang berbentuk buku teks dilakukan di SMPN 8 Tangerang, dengan rentang waktu antara bulan September sampai bulan Nopember 2013. Hal ini dilakukan dikarenakan SMPN 8 Tangerang merupakan salah satu sekolah dari 4 empat sekolah negeri yang ada di Kota Tangerang yang terpilih untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013.

3.2. Metodologi

Telaah atau kajian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Metode survey dilakukan untuk melihat adanya pengaruh bahan ajar yang diberikan kepada siswa SMP terhadap kemampuan literasi matematikanya. Populasi dari pengkajian ini adalah siswa kelas VII tahun pelajaran 20132014 yang berjumlah 413 orang sumber : TU SMPN 8 Tangerang. Memperhatikan populasi yang ada lebih dari 100 orang, maka untuk menentukan jumlah responden dalam penelitian ini menggunakan sampel secara acak random sampling. Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin Riduwan, 2005 : 65 sebagai berikut : 1 Di mana : n = Jumlah N = Jumlah populasi d 2 = Presisi ditetapkan 10 dengan tingkat kepercayaan 95 Berdasarkan rumus tersebut diperoleh diperoleh banyak sampel sebagai berikut : 80,51 = 81 responden Dengan sampel sebanyak 81 responden tersebut, untuk mempermudah penyebaran kuesioner, maka ditentukan jumlah masing-masing sampel menurut siswa laki-laki dan siswa perempuan secara proporsional dengan rumus: 2 Di mana: n i = banyak sampel menurut jenis kelamin n = banyak sampel seluruhnya Ni = banyak populasi menurut jenis kelamin N = banyak populasi seluruhnya Dengan rumus di atas, maka diperoleh banyak sampel untuk laki-laki dan perempuan pada siswa kelas VII adalah sebagai berikut :