Pembelajaran Kooperatif Kajian Pustaka

Pembelajaran kooperatif menurut Richard I Arend yang dirangkum oleh Muslimin Ibrahim dkk 2000: 6 mempunyai ciri-ciri: 1 Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya, 2 Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, 3 Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda-beda, 4 Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok ketimbang individu. Menurut Slavin 1996: 135 ada tiga karakteristik dalam pembelajaran kooperatif yaitu: 1 Siswa bekerja dalam kelompok belajar yang kecil 4 – 6 anggota, 2 Siswa didorong untuk saling membantu dalam mempelajari bahan yang bersifat akademik dalam melakukan tugas- tugas kelompok, 3 Siswa diberi penghargaan atas prestasi kelompok.

2.3 Numbered Heads Together NHT

Numbered Heads Together NHT adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh Spencer Kagen 1993 untuk melibatkan banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah sebagai berikut: 1 Penomoran, 2 Mengajukan Pertanyaan, 3 Berpikir Bersama, 4 Menjawab . Kelebihan pembelajaran kooperatif metode Numbered Heads Together menurut Hill Hill dalam Arief, 2004: 28, antara lain: 1 meningkatkan prestasi siswa, 2 memperdalam pemahaman siswa, 3 menyenangkan siswa dalam belajar, 4 mengembangkan sikap positif siswa, 5 mengembangkan sikap kepemimpinan siswa, 6 mengembangkan rasa percaya diri siswa, dan 7 mengembangkan rasa saling memiliki, 8 mengembangkan keterampilan untuk masa depan

2.4 Pendekatan Scientific

Proses pembelajaran berbasis pendekatan scientific merupakan pembelajaran yang dipadu dengan kaidah-kaidah pendekatan scientific. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah . Proses pembelajaran disebut scientific Kemdikbud, 2013:142 jika memenuhi kriteria sebagai berikut. 1 Subtansi materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata; 2 Penjelasan guru, respon peserta didik dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis; 3 Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dantepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran; 4 Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi atau materi pembelajaran; 5 Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola pikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran; 6 Berbasis pada konsep, teori dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan; 7 Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas dan menarik sistem penyajiannya. Dalam lampiran IV Permendikbud RI nomor 81A tahun 2013 disebutkan bahwa langkah- langkah proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: 1 mengamati, 2 menanya, 3 mengumpulkan informasi, 4 mengasosiasi, 5 mengkomunikasikan. Dengan pendekatan scientific, siswa diberi permasalahan autentik dan menantang sehingga menimbulkan rasa ingin tahu dan mendorong siswa untuk secara bersama-sama mencari pemecahannya. Barisan dan deret merupakan materi yang bisa disajikan dalam permasalahan autentik dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Metode

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Perhotelan SMK Negeri 3 Klaten pada semester gasal tahun ajaran 20132014 yang terdiri dari 36 siswa. Sedangkan obyek penelitian adalah keaktifan siswa dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan scientific dalam pembelajaran matematika. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1 Instrumen pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, skenario pembelajaran, media pembelajaran, dan soal-soal, 2 lembar observasi aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran metematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan scientific.. Selama kegiatan tindakan dilaksananan sekaligus observasi. Guru sebagai peneliti sekaligus melakukan observasi untuk mengamati perubahan perilaku siswa. Hasil-hasil observasi kemudian direfleksikan untuk merencanakan tindakan tahap berikutnya. Langkah-langkah Penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1 perencanaan, 2 Implementasi Tindakan, 3 Observasimonitoring tindakan, 4 Refleksi. Data aktivitas belajar siswa didapatkan dengan lembar observasi keaktifan siswa, data tentang keterlaksanaan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan scientific diperoleh dari lembar observasi proses kegiatan pembelajaran, sedangkan data prestasi belajar siswa didapatkan dari hasil tes prestasi belajar matematika. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif untuk tiap siklus. Untuk menentukan seberapa keaktifan siswa dalam pembelajaran, dapat dilihat dari hasil observasi tentang kegiatan siswa dalam mendengarkan, berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah. Untuk mengukur keaktifan siswa tersebut digunakan lembar observasi Skala Likert dengan lima pilihan 1 sangat kurang, 2 kurang, 3 cukup baik, 4 baik, 5 sangat baik, dengan skor 1 sampai dengan 5. Jumlah skor yang diperoleh dari observasi guru dan siswa dicari rerata kemudian ditentukan kategori sesuai dengan tabel berikut.