Australia Pengembangan Kurikulum di Negara Maju

melanjutkan ke pelatihan atau pendidikan berikutnya. Australia fokus pada pengembangan kurikulum dan assessment kelas dunia dengan menekankan: - kuat dalam keterampilan dan pengetahuan untuk keberlanjutan pembelajaran berikutnya - kedalaman pengetahuan dan keterampilan yang akan memungkinkan memperoleh pembelajaran level yang lebih tinggi dan mampu untuk menciptakan ide-ide baru dan menerjemahkannya ke dalam aplikasi praktis - kemampuan umum yang mendukung fleksibilitas dan berpikir kritis, kapasitas untuk bekerja dengan orang lain dan kemampuan untuk mengembangkan keahlian baru. Tabel 3 . Kurikulum Pembelajaan Matematika SMP dan SMA di Australia SMP Kelas VII SMA Kelas X  Pengukuran dan Geometri Panjang, luas dan luas permukaan, volume, besaran, waktu, karakteristik gambar geometri, sudut, sudut segitiga, trigonometri teorema phytagoras, geometri lingkaran  Bilangan dan Aljabar Aljabar, indeks, persamaan, persamaan linear, non linear, fungsi dan grafik, polinomial, logaritma, pecahan, desimal, persentase, proporsi, matematika keuangan, perhitungan dengan bilangan bulat.  Statistik dan Probabilitas Data dan representasinya, analisis data satu variabel, analisis data bivariat, probabilitas  Pengukuran dan Geometri Panjang, luas dan luas permukaan, volume, besaran, waktu, karakteristik gambar geometri, sudut, sudut segitiga, trigonometri teorema phytagoras, geometri lingkaran  Bilangan dan Aljabar Teknik aljabar, indeks, persamaan, persamaan linear, non linear, fungsi dan grafik, polinomial, logaritma, pecahan, desimal, persentase, proporsi, matematika keuangan, perhitungan dengan bilangan bulat.  Statistik dan Probabilitas Data dan representasinya, analisis data satu variabel, analisis data bivariat, probabilitas Dampak dari kemajuan yang pesat dan berkelanjutan pada teknologi informasi dan komunikasi TIK dapat mengubah cara orang dalam saling berbagi, menggunakan, mengembangkan dan memproses teknologi dan informasi. Dalam era digital ini, peserta didik perlu menjadi sangat terampil dalam menggunakan TIK. Sementara sekolah-sekolah yang sudah menerapkan teknologi ini dalam pembelajaran, perlu meningkatkan efektivitas secara signifikan untuk dekade berikutnya.

2.2 Penggunaan TIK dalam Pembelajaran

Hasil penelitian OECD menunjukkan a h ampir semua peserta didik usia 15 tahun di negara-negara OECD memiliki pengalaman menggunakan komputer, tetapi lamanya waktu peserta didik menggunakan komputer sangat berbeda antarnegara tersebut; b akses ke komputer di rumah dan di sekolah telah meningkat dan sebagian besar peserta didik sekarang memiliki akses ke komputer di rumah dan sekolah. Namun, peserta didik yang tidak memiliki akses komputer di rumah umumnya berasal dari latar belakang sosial ekonomi rendah, terutama di negara-negara di mana keseluruhan akses ke komputer rumah relatif rendah; c kesenjangan antarnegara sangat besar dalam hal sarana komputer untuk belajar di rumah; d jumlah komputer per peserta didik di sekolah telah meningkat, tetapi tetap sangat tidak merata di seluruh negara, dan di beberapa negara mayoritas kepala sekolah percaya bahwa kekurangan komputer menghambat pengajaran [5]. Penggunaan komputer ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang ada di negara-negara tersebut. Pada pembelajaran di abad 21, peserta didik membutuhkan akses ke perangkat digital dan sumber daya media yang akan membantu dalam mengeksplorasi, memahami, dan mengekspresikan diri. Pendidik perlu akses ke media dan sumber daya untuk berbagi pengetahuan dan penerapannya dengan pendidik lain, berinteraksi dengan para ahli di bidangnya, dan terhubung dengan peserta didiknya, orangtua dan masyarakat. Orang yang bekerja dibidang administrasi perlu akses ke media dan sumber daya yang sama untuk mengelola kompleksitas pengelolaan pendidikan untuk memberikan informasi yang lengkap. Infrastruktur perlu dirancang dengan fleksibilitas tinggi agar dapat memfasilitasi komunikasi. Agar peserta didik memperoleh keterampilan di abad ke-21, sistem pendidikan harus menciptakan lingkungan belajar bagi peserta didik dan pendidik yang mencerminkan orang yang berkinerja tinggi, organisasi berbasis pengetahuan. Sistem pendidikan ini dapat memotivasi setiap orang untuk berkontribusi, dapat memenuhi standar tinggi dan model strategi yang efektif. Sistem ini menumbuhkan budaya berbagi pengetahuan dan kolaborasi, melibatkan orang dalam tantangan yang menarik, menantang peserta didik untuk mengenali dan memecahkan masalah, memberi mereka kesempatan untuk belajar dan berkembang, dan memberikan penghargaan untuk sebuah solusi kreatif. Juga memberikan dukungan kepada peserta didik dengan alat-alat teknologi yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang optimal. Penggunaan TIK tidak hanya membuat tuntutan baru pada sekolah untuk mencapai hasil yang diinginkan, tetapi juga menawarkan alat baru yang penting dalam proses pendidikan. Para pembuat kebijakan dan pendidik mengintegrasikan teknologi ke sekolah-sekolah dengan tujuan utama meningkatkan pengajaran dan pembelajaran dalam mata pelajaran dan juga dengan tujuan meningkatkan motivasi bagi peserta didik dan guru. Penggunaan TIK yang efektif di sekolah dapat berdampak positif langsung pada lingkungan belajar sekolah, misalnya dengan: menciptakan interaksi yang lebih dinamis antara peserta didik dan guru, meningkatkan kolaborasi dan kerja tim dalam pemecahan masalah, merangsang kreativitas bagi peserta didik dan guru, dan membantu peserta didik untuk mengontrol dan memonitor belajar mereka sendiri [5].